03. Punya Pacar

8 2 0
                                    


***HALO SEMUA! KITA KETEMU LAGI. MAAF YA, AKU JARANG UPDATE, SOALNYA AKU LAGI FOKUS PKL DAN MASIH ADA KESIBUKAN LAINNYA. SEMOGA AKU BISA NYELESAIN CERITA INI SEBELUM BERGANTI TAHUN, YA. DOAKAN! OH YA, UNTUK CERITA DHIZIA YANG MASIH BREAK DAN TWO 'D STORY AKU UNPUBLISH, AKAN AKU PUBLISH LAGI TAHUN DEPAN, INSYAALLAH. DOAKAN AJA, YA. SEMOGA KALIAN SELALU SUKA SAMA CERITAKU.

AND, HAPPY READING!***

Bel masuk sudah berbunyi, bertanda bahwa waktu istirahat telah selesai. Seharusnya seluruh murid SMA Jayakarta masuk ke kelas untuk memulai pelajaran berikutnya. Namun sesuai dengan perubahan, jam pelajaran setelah istirahat akan dipakai untuk rapat oleh semua guru SMA Jayakarta. Jadi, seluruh kelas baik kelas 10 hingga kelas 12 freeclass.

Di saat semua murid sudah kembali ke kelasnya karena sudah mengisi perutnya di kantin, kini giliran Lyana, Alisa, Chania, dan Christy yang berjalan ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Lyana, Alisa, Chania, dan Christy berjalan di koridor kelas sebelas. Tak sedikit dari murid kelas sebelas menatap Lyana dengan berbagai tatapan. Ada yang terpesona dengannya, ada pula yang iri dengannya.

"Mereka kenapa sih, ngelihat gue kayak gitu banget?" tanya Lyana yang mulai risih yang ditatap seperti itu.

"Biasalah, mereka baru ketemu bidadari dari Jerman," jawab Chania asal yang diakhiri kekehan. Alisa dan Christy terkekeh mendengarnya.

"Oh ya, Ardhan sekolah di sini juga, nggak?" tanya Lyana tiba-tiba.

"Udah gue duga lo akan nanya itu," sahut Chania.

"Ardhan sekolah di sini juga kok, Ly. Dia kelas 12 IPS-3," jawab Alisa.

"Ardhan siapa sih yang kalian maksud? Satyajiardhani Abimanyu?" tanya Christy bingung. Lyana menoleh ke arah Christy.

"Lo kenal sama Ardhan?" tanya Lyana terkejut.

"Satu sekolah ini siapa sih yang nggak kenal sama Ardhan? Dia most wanted di sekolah ini," jawab Alisa mewakili. Lyana mengangguk mengerti.

"Setelah ini lo yang akan nyusul Ardhan, jadi most wanted SMA Jayakarta," ucap Chania tiba-tiba. Lyana mengerutkan keningnya bingung.

"Maksud lo?"

"Lo nggak tau, berita kepindahan lo di sekolah ini udah menyebar ke seluruh kelas? Jadi, siap-siap tangan lo akan pegal karena mereka minta tanda tangan lo," jawab Chania sebelum terkekeh. Lyana hanya mengangguk saja, berpura-pura mengerti, meski ia masih sedikit bingung maksud dari Chania tersebut.

"Itu Ardhan," ucap Alisa sambil menunjuk ke arah meja yang terdapat Ardhan yang sedang makan bersama teman-temannya. Lyana lari menghampiri Ardhan dan menutup kedua mata Ardhan menggunakan kedua tangannya

"E-eh, siapa ini?" Ardhan sangat terkejut saat kedua matanya ditutupi oleh tangan seseorang yang tidak ia ketahui. Beruntung posisi duduk Ardhan membelakangi Lyana, jadi ia tidak akan ketauan. Bukan hanya Ardhan saja yang terkejut, tetapi kedua temannya juga. Mereka bahkan sempat mengira Lyana salah orang, pasalnya mereka tidak mengenal Lyana, dan dengan tiba-tiba Lyana datang langsung menutup mata Ardhan sembari memancarkan senyum merkahnya. Namun di sisi lain, kedua teman Ardhan ini nampak familier saat melihat Lyana. Mereka ingat, gadis di hadapannya yang sedang menutup mata Ardhan ini adalah gadis yang tadi pagi menanyakan letak ruang TU kepada mereka dan juga Revan. Mereka mengira, bahwa gadis ini mengenal Ardhan—Eh, atau mungkin gadis ini salah orang.

"Tapi gue kayak kenal sama aroma parfumnya." Ternyata Ardhan masih mengenali aroma parfum yang ia pakai sejak dulu, bahkan Ardhan menghafalinya.

"Coba tebak gue siapa?" Ardhan terkejut mendengar suara yang sangat ia kenali. Dengan cepat, ia melepaskan tangan Lyana, kemudian membalikkan tubuhnya.

A DEAL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang