My Melody [4]

2.3K 109 3
                                    

Chapter 4

Melody berjalan menuju gerbang kampus dengan kepala menunduk. Banyak sekali yang ia pikirkan. Salah satunya adalah hubungannya dengan Andrew.

Bahkan mereka tidak bisa disebut memiliki sebuah hubungan.

Hela napas letih meluap dari dada Melody. Andrew memiliki seorang tunangan yang sangat baik dan cantik. Siapalah dirinya jika dibandingan dengan Sheila. Namun begitu, jauh di dalam hatinya Melody berharap akan adanya setitip perasaan Andrew yang tertuju padanya.

Tapi ... tidak. Andrew telah memiliki calon pendamping hidupnya. Dan itu adalah Sheila. Melody hanya tempat Andrew singgah untuk melepas nafsunya semata.

Kenyataan itu membuat dada Melody teremas. Ia harus segera mengubur harapannya. Andrew akan menikah. Ketikaitu terjadi, Melody sudah harus siap.

Baiklah, sekarang pikirkan saja tentang Burhan.

“Mel, awas!”

Melody terhenyak, seketika mengangkat kepala. yang dilihatnya membuat matanya membelalak. Sebuah sedan sedang melaju ke arahnya. Tubuhnya terlalu kaku untuk digerakkan. Matanya langsung terpejam.

Dua lengan kokoh itu kemudian memerangkap dirinya.  Melody merasa tubuhnya terguling di atas permukaan yang keras. Jantungnya berdetak kencang. Ia membuka mata, lantas menemukan dirinya berada di pelukan Erick.

“Kamu nggak apa-apa?”

Melody menggeleng, ia buru-buru melepaskan diri dari pelukan pemuda itu dan berdiri sembari membersihkan pakaiannya.

“Makasih.”

Erick ikut berdiri, pemuda itu tersenyum lembut. “Mikirin apa sih sampai ngelamun gitu?”

Melody menggeleng dan menggumamkan terimakasihnya lagi. ia meutar badan, meninggalkan Erick yang menatapnya penuh penyesalan. Nyatanya, Melody yang mudah dicintai membuat Erick menyesal setengah mati telah menyakitinya.

Bibir bawahnya ia gigit. Sedikit banyak Melody merasa sedih ketika berinteraksi dengan Erick. Mau bagaimana pun, dulu mereka pernah memiliki hubungan yang spesial. Meski kini hatinya telah tertambat pada nama lain, ia tetap merasakan sisa dari sakit karena dikhianati.

Melody menghentikan angkutan umum. Beberapa menit kemudian ia tiba di rumah sakit tempat Burhan di-opname. Ia menenangkan dirinya sejenak ketika keluar dari taksi, tak ingin papanya melihat ekspresi kusut macam kain yang tak disetrika.

Tiba-tiba melody merasa cemas. Entah untuk alasan apa, ia tak tahu. Rasanya seperti seluruh aliran darahnya dipenuhi oleh ketakutan yang membuatnya lemas. Langkah gamangnya mengantarkannya ke ruang inap papanya.

Dan di sanalah ia temukan jawabannya....

“Apa yang kamu berikan kepada Andrew, Melody?”

Melody yang baru masuk ke ruang inap Burhan sontak terhenyak mendengar pertanyaan bernada dingin itu. Ia melihat papanya yang berekspresi geram sekaligus terluka.

“Pa, Mel nggak—”

“Kamu menukarkan dirimu demi perusahaan itu?”

Melody menunduk, tak sanggup melihat kekecewaan yang Burhan perlihatkan. Semua jawaban telah Burhan dapatkan. Pria itu memegang dadanya yang terasa sakit.

“Lebih baik Papa kehilangan perusahaan itu daripada mengorbankan kamu, Melody. Kenapa kamu justru berbuat sebaliknya?”

Rintihan yang terdengar itu membuat Melody menatap papanya. Tergesa ia menghampiri pria baya itu, tahu bahwa penyakit jantung papanya bisa kumat kapan saja.

MY MELODY - LOVELY GIRL (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang