My Melody [3]

3.2K 118 0
                                    

Chapter 3

Andrew menepati janjinya. Perusahaan Burhan semakin membaik. Burhan pun telah tersadar. Melody sangat lega untuk hal itu.

“Papa udah minum obat?”

Burhan mengangguk, “Sudah. Kamu nggak kuliah, Mel?”

“Bentar lagi Mel berangkat, Pa.”

Burhan menerima buah jeruk yang Melody suapkan. Ia sudah mendengar kabar bahwa perusahaannya membaik. Itu berkat Melody. Namun Melody tak mau memberitahu apa yang telah gadis itu lakukan untuk membantunya.

“Mel mau berangkat, Pa. Papa nggak usah banyak pikiran. Oke?”

Burhan mengangguk. Anak gadisnya lantas pergi dari kamar inapnya. Melody terkejut melihat Andrew yang telah menunggunya di luar. Ia menarik tangan pria itu menjauh dari sana.

“Drew, aku bilang jangan ke sini.”

Melody tidak mau papanya tahu hubungan kotornya dengan Andrew. Ia tak mau hal itu menjadikan Burhan kembali sakit. Ia bisa menilai bahwa kesepakatan Andrew dan Burhan saat itu batal karena keinginan brengsek Andrew.

“Aku akan pergi ke Aussie untuk seminggu ke depan. Sebelum itu, aku ingin bersamamu semalaman.”

Melody menghela napas. Ia sudah seperti pelacur Andrew. Selama dua kali dalam seminggu, ia akan bermalam di tempat Andrew dan melakukan seks habis-habisan dengan pria itu. Naasnya, ia tak tahu kapan Andrew akan bosan dan menyudahi semuanya.

“Aku akan ke tempat kamu nanti.”

Andrew mencondongkan tubuh untuk mengecup bibir Melody, “Aku menginginkanmu saat ini juga. Tapi, baiklah. Aku akan bersabar hingga nanti malam.”

Andrew kembali ke posisinya. Ia menyalakan mesin mobil. “Aku akan mengantarmu.”

Melody tidak tahu mengapa, tapi Andrew sangat posesif kepadanya. Padahal hubungan mereka tidak lebih dari teman tidur. Satu waktu Andrew pernah memberi Erick ancaman karena pemuda itu mengganggu Melody. Melody hanya menegur Andrew, yang pria itu balas dengan ekspresi keras.

Gadis itu melamun. Andrew menyentuh lengannya. Melody pun tersentak. Ternyata sudah sampai.

“Apa yang kamu pikirkan?”

Melody menggeleng, “Aku akan datang jam tujuh.”

Andrew menahan tangan gadis itu. “Aku ... aku akan menunggumu.”

Sial! Bukan itu yang ingin ia katakan. Ia ingin berkata bahwa dirinya menyayangi gadis itu. Mengapa sulit sekali menyatakannya. Andrew mengusap wajahnya frustrasi.

Melody melewati gerbang kampusnya. Seseorang terdengar memanggil namanya. Itu Andien. Setelah sekian lama, Andien berani menemuinya. Gadis itu mengajak Melody duduk di bangku panjang.

“Maaf, Mel. Gue salah.”

Melody tersenyum tipis, “Gue udah lupain semuanya.”

“Sebenarnya gue udah suka sama Erick sejak OSPEK, Mel. Gue kecewa saat dia nembak lo. Dan gue gak sadar kalau perbuatan gue selanjutnya nyakitin lo. Maaf, Mel.”

“Kenapa gak bilang dari awal? Kalau gue tahu, gue gak bakal nerima Erick.”

Andien menggeleng lemah. Gadis itu menunduk, terlihat sangat menyesal. Apalagi sekarang Erick mulai menjauhinya. Kejahatannya merebut Erick menuai karma. Ia kehilangan sahabat sebaik Melody.

“Maaf, Mel, maaf.”

“Gak papa.” Melody menyentuh pundak Andien, “gue ada kelas sekarang, jadi harus pergi.”

MY MELODY - LOVELY GIRL (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang