My Melody [1]

5.1K 111 0
                                    

Chapter 1

"Jaminan apa yang berani Anda pertaruhkan untuk bantuan yang akan saya berikan, Pak Burhan?"

"Rumah beserta aset saya yang lain, Pak Andrew." Jawab Burhan Atmaja yakin. Perusahaannya sudah di ujung tanduk. Andrew adalah satu-satunya pengusaha yang paling potensial untuk dimintainya bantuan. Andrew Dallas memang kejam, namun dunia tahu bahwa apapun bisa pria itu tangani.

"Anda yakin?" Andrew menatap tajam. Dia sudah mendengar masalah yang terjadi pada Atmaja Group, yang tidak disangkanya, Burhan Atmaja akan mendatanginya demi sebuah kucuran dana yang sangat besar. Andrew bahkan yakin tidak akan ada yang bersedia mengambil resiko untuk membantu Burhan.

Burhan melepas napasnya perlahan seolah-olah ia sudah sangat penat. Orang-orang yang ia percaya telah mengkhianatinya, hal itulah yang menyebabkan perusahaannya nyaris bangkrut. Di dunia ini, hanya dua hal yang sangat penting bagi Burhan.

Pertama, adalah Melody Jasmine, putri cantiknya yang kini telah memasuki bangku kuliah semester tiga. Dan yang kedua adalah perusahaannya. Satu-satunya sarana yang ia miliki untuk mencukupi segala kebutuhan Melody. Istrinya telah meninggal, Melody adalah prioritasnya.

Meski dari kecil Burhan memanjakan Melody sebagai ganti bagi gadis itu yang tak mendapat kasih sayang seorang ibu, namun Melody tak tumbuh menjadi gadis super manja. Justru Melody menjadi sangat pengertian. Melody adalah permatanya, kebahagiaan gadis itu adalah prioritasnya.

Burhan paham bahwa melody tidak akan mengeluh meski mereka jatuh miskin. Tapi, ayah mana yang tega melihat putrinya kesulitan mendapatkan sesuatu yang mereka butuhkan? Tidak ada. Pun dengan Burhan.

"Jika hal ini tidak berhasil, maka Anda akan benar-benar habis, Pak Burhan. Anda tentu sudah mendengar betapa kejamnya saya di dunia bisnis."

Jika dana dari Andrew tak dilunasi sampai batas jatuh tempo pada surat perjanjian, maka semua milik Burhan akan dirampas, dan tentu masih menyisakan hutang-hutang lain yang tak mampu tertutupi oleh aset-aset yang dijaminkannya. Burhan akan benar-benar jatuh miskin.

Namun Burhan optimis, selama Andrew Dallas yang berdiri di belakangnya, maka perusahaannya akan merangkak naik perlahan-lahan dan kembali jaya.

"Saya tidak akan mundur, Pak Andrew."

Andrew mengangguk, "Bisakah saya melihat surat-surat rumah beserta yang lainnya?"

"Tentu. Tapi saya tidak membawa berkas-berkas itu kemari, Pak Andrew. Saya harap Anda tidak keberatan bila saya menunjukkannya lain hari."

"Tidak perlu." Andrew berdiri dari kursinya, "saya akan melihat berkas-berkas tersebut sekarang juga."

Burhan memahami bahwa untuk mendapatkan kepercayaan dari Andrew adalah sesuatu yang sulit. Pantas bila Andrew sukses di usianya yang keduapuluh lima tahun. Pria itu tidak sembarangan ketika mengambil keputusan dan juga memiliki perencanaan matang.

Mobil yang Burhan kendarai berhenti di depan teras rumahnya. Di belakangnya, mengikuti maybach milik Andrew. Pria itu akhirnya memutuskan untuk mengikuti Burhan sekaligus melihat sebagian aset milik Burhan secara langsung.

"Mari, Pak Andrew."

Sebelum Burhan membuka pintu rumahnya, pintu itu telah terbuka dari dalam. Seorang gadis yang membukanya. Gadis itu tersenyum kepada Burhan.

"Papa udah pulang? Mel pamit ya, mau jalan sama Erick."

"Jangan malam-malam pulangnya, Mel."

Melody mengangguk-angguk, gadis itu mencium pipi papanya dan menatap Andrew. Lantas mengulas senyum sopan.

MY MELODY - LOVELY GIRL (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang