Hal gila memang diambil Emma saat ini dimana sudah sah menjadi istri simpanan dari pemilik H&D Group yang tidak lain adalah perusahaan terbesar di Indonesia, meski besar anak – anaknya tidak ada sekali pun yang terkena berita negatif seperti obat – obatan atau yang lain. Emma sangat tahu jika keluarga mereka saling membantu satu sama lain dan saling menyayangi, itu yang didengarnya dari berita – berita selama ini dibacanya sebelum masuk kedalam perusahaan dan menjadi istri rahasia dari pria yang memiliki perbedaan usia hampir sepuluh tahun.
“Kamu nggak malu menikah dengan pria tua?”
“Menikah sembunyi – sembunyi jadi tidak ada yang tahu, Pak.”
Devan tersenyum mendengar jawaban Emma “aku yakin jika kamu sudah pernah melakukannya bahkan sebelum berangkat kemarin.”
Emma membelalakkan matanya mendengar kata – kata yang keluar dari bibir Devan “apa pernikahan ini tidak ada perjanjian?”
“Kamu menginginkan perjanjian?”
Emma mengangguk cepat “seperti tidak ada kontak fisik.”
“Pernikahan memang sembunyi – sembunyi tapi kamu tetap melayani semua kebutuhan aku saat berdua termasuk fisik kecuali jika istriku ikut serta.”
Keputusan gila yang diambil Emma hanya karena tidak berani tidur ditempat baru apalagi berita mengenai orang – orang Kalimantan yang menakutkan semakin membuat dirinya tidak nyaman, lagipula tidak ada salahnya menikah dengan pemilik dari H&D Group ini yang berarti semua kebutuhannya akan terjamin.
“Kita akan berapa hari disini?”
“Pekerjaan hanya dua hari dimana besok kita sudah selesai dan kembali,” jawab Devan yang membuat Emma membelalakkan matanya “selanjutnya aku mengajak kamu bulan madu.”
Emma menggelengkan kepala “lebih enak jika kita langsung kembali dan berpisah.”
Devan menatap Emma tajam “kamu membawa passport?”
Emma menggelengkan kepala “memang buat apa?”
“Malaysia.”
Emma membelalakkan matanya mendengar kata – kata yang keluar dari bibir atasannya atau yang saat ini telah berubah menjadi suaminya, menatap Devan yang tampak tidak peduli dengan tatapan tajam yang Emma berikan dimana merapikan barang – barangnya dan berjalan mendekati Emma yang masih diam. Sentuhan lembut pada bibirnya membuat Emma membelalakkan mata hanya saja tidak berani menolak karena bagaimana pun mereka telah resmi menikah dan pria yang menciumnya ini adalah suaminya, lumatan pelan menjadi lebih kasar dan dalam membuat Emma mau tidak mau membalas ciuman pria satu ini.
“Mulut kamu manis dan aku suka,” ucap Devan sambil membelai bibir Emma yang membengkak “gunakan lipstick merah yang tahan lama karena kamu menggairahkan saat menggunakan itu.”
Menatap punggung Devan yang menjauh dimana seketika meraba dadanya yang tampak berdetak kencang atas apa yang terjadi, memilih melupakan kejadian tadi dengan bersiap – siap bekerja bersama. Menatap pilihan lipstick membuat Emma memilih sesuai dengan permintaan dari Devan, menatap didepan cermin seketika wajahnya memerah dan lalu tersadar jika terlalu lama menunggu.
Tatapan mereka bertemu saat melihat Emma berjalan mendekat, Devan mendatangi dirinya dengan mencium bibirnya lembut dan menggunakan ibu jarinya menghapus jejak salivanya.
“Menurut dengan suami adalah nilai tambah,” ucap Devan menggenggam tangan Emma “kita akan ke Malaysia maksudnya perbatasan karena ada pertemuan disana.”
Emma yang belum paham hanya mengangguk dimana Devan masih menggenggam tangannya sampai di mobil, masuk kedalam dengan Devan yang berada dibalik kemudi membuat Emma menatap bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thief of Heart
RomanceEmma gadis berusia tiga puluh tahun yang baru saja diterima bekerja di perusahaan H&D Group harus berhadapan dengan pria yang bernama Devan anak pertama dari pemilik H&D Group, kehidupan mereka berdua baik - baik saja hingga kejadian di Kalimantan s...