Begitu tiba di rumah, aku segera mencari Ardo. Hari ini aku tak membawanya bersamaku karena ia harus melaksanakan tugas khusus dari ibu tiriku. Jadi aku pergi bersama Martin, bodyquardku yang hari ini merangkap menjadi supirku.
Btw, aku memang memiliki ibu tiri dan satu saudara tiri, namanya SHEILA. Tapi jangan berpikir mereka adalah ibu dan saudara tiri yang selalu membullyku. Untung aku terlalu tangguh untuk mereka taklukkan. Justru kuakui, aku kurang baik memperlakukan mereka. Cenderung mengabaikan kehadiran mereka, padahal mereka berdua sangat baik padaku.
Aku menemukan Ardo berada didepan kandang anjing herder peliharaan kami, sepertinya ibu tiriku memberinya pekerjaan menjijikkan membersihkan kandang anjing. Euyh..
“Brengsek! Supir rendahan! Beraninya kau mengotori pakaianku dengan tangan berkumanmu itu!! Akan kuminta Kak Bella memecatmu tanpa pesangon! Kau tak layak bekerja disini, pergi!!”
Kudengar Sheila, adik tiriku, memaki-makinya penuh emosi. Entah mengapa sepertinya Sheila kurang menyukai Ardo, padahal biasanya gadis ini tak pernah bersikap sekasar ini pada pegawai yang lain. Untung Ardo sabar menghadapinya.
“Maaf, Nona. Saya tak menyangka Anda tadi mengendap-endap dibelakang saya. Jadi saat saya berbalik, tak sengaja tangan saya...” Ardo berhenti berbicara ketika dia menyadari kehadiranku dibalik punggung Sheila.
“Eh, kamu pikir aku mau ngapain kamu? Melecehkanmu? Sorry, kamu bukan levelku!! Kamu kere, bauk, kotor, rendahan...”
Aku berdeham untuk memberi tanda kehadiranku. Sheila terhenyak mengetahuinya. Dia menoleh padaku dengan wajah memelas.
“Kak Bella, dia ... dia .. melecehkanku! Tolong beri keadilan padaku!”
Tak semudah itu menghasutku. Aku melihat noda kotor di pakaian Sheila, letaknya bukan di daerah rawan pelecehan. Hanya ada sedikit noda tanah di bagian pinggangnya. Kali ini aku akan membela Ardo, selain karena dia tak bersalah juga untuk menarik simpatinya. Aku amat membutuhkan bantuan Ardo saat ini.
“Sheila, berhentilah bersikap drama queen. Dari yang kusaksikan, kau hanya sedikit kotor. Dan dia tak bermaksud melecehkanmu! Lagipula, ada urusan apa kamu di kandang ini?” sindirku to the point.
Wajah Sheila memerah mendengar ucapanku yang jelas tak membelanya.
“Aku .. aku .. mau memeriksa kerjaannya,” sahut Sheila gugup.“Benarkah? Apa harus kamu sendiri yang memeriksanya ke tempat sekotor ini? Ini bukan tipikal nona manis pecinta kebersihan sepertimu, Sheila,” kataku sinis.
Pipi Sheila semakin merona malu. Dengan kesal, dia menghentakkan kakinya, hingga membuat kotoran anjing yang berada didekat kakinya terpental mengenai wajah Ardo.
“Iiiiihhhhhh, jijikkkkkk!” pekiknya gusar. Ia segera berlari meninggalkan kami berdua di dalam kandang anjing.
Sesaat kami hanya berpandangan satu sama lain dengan intens. Apa dia cukup terharu karena merasa kubela harga dirinya? Supaya dia mau menuruti keinginanku, kurasa aku harus berusaha lebih keras lagi.
“Ardo, ikuti aku,” perintahku lembut padanya.
Ia mengekor di belakangku. Aku mengajaknya duduk di bangku, di bawah pohon yang rindang. Kuharap angin yang bertiup sepoi-sepoi bisa mendinginkan hatinya yang panas karena ulah saudara tiriku. Aku mengeluarkan tisu basah dari dalam tasku, matanya menatapku heran saat aku memegang dagunya yang berbelah dua.
"Non, biar saya saja. Saya kotor.” Ia berusaha mencegah ketika aku hendak mengelap wajahnya yang kotor memakai tisu basah yang tadi kukeluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
37. The Mafia Love : CINDERELLA MAN (END)
RomanceCerita yang lengkap hanya ada di Innovel atau Dreame. Cek akunku Valent C BELLA, adalah putri mafia yang mendambakan kehidupan layaknya gadis biasa. Saat ayahnya menjodohkannya dengan putra keluarga mafia lainnya dengan tujuan untuk menyatukan keku...