09

39 39 3
                                    


Sean berlari mengikuti Tycoon, Clarie ada disampingnya sambil menghidupkan skill 'healing' untuk Asa.

"Sebentar lagi!" Teriak Tycoon dari depan, pedesaan sudah mulai terlihat dari atas bukit disini.

Saat melakukan perjalanan darurat banyak yang menghalanginya, seperti ayam raksasa yang sedang menyebrang jalan.

Kata Tycoon mereka harus berhenti lalu menunggu terlebih dahulu sampai ayam nya selesai menyebrang.

Padahal kalau di dunia, ada ayam pun langsung tabrak.
"Hosh hosh. " Sean kelelahan, dia melihat Clarie yang juga sudah mulai kelelahan, apalagi Clarie juga menggunakan skillnya.

"Masuk sini!! " Tycoon memasuki sebuah gua, lalu mereka mengikutinya. Gua itu sangat panjang dan dingin.

Cuma ada suara nafas yang tidak beraturan didalam gua ini, Clarie merasa dia akan menangis melihat Asa yang semakin pucat.

Sudah berapa jam mereka berlari tanpa henti, mereka kelelahan dan juga takut akan apa yang terjadi pada Asa.

"Aku mohon. " Clarie meneteskan air mata nya, berdoa agar semuanya baik-naik saja.

30 menit berlalu, mereka berlari tanpa henti.

Sungguh seberapa kuat mereka itu, apalagi Clarie yang dari tadi menggunakan skill. "Kita telah sampai!! " Teriak Tycoon dari depan, wajahnya dibasahi keringat.

Mereka berhenti.

Tycoon mendorong pintu kayu yang menjulang tinggi.

Cahaya terang dengan hawa yang dingin menusuk mereka. Tycoon menghentakkan kaki nya lalu tanah mulai bergetar.

"Yang mulia!! " Satu persatu kurcaci mulai berkumpul ke sana, mengelilingi mereka. Tanah bergetar kembali, muncullah sebuah rumah yang sedikit berbeda dari yang lain.

"Ayo masuk. " Dengan cepat mereka masuk mengikuti Tycoon. Sean meletakkan Asa di  atas sofa,

Sean yang paling berkeringat disini, sampai sampai bajunya sangat basah kuyup. Perutnya tembus pandang apalagi otot nya.

Sean menyenderkan tubuhnya di dinding, " Istirahatlah Clarie" Clarie menatap Sean, mata Clarie penuh dengan kecemasan.

"Brein, dia keracunan!! " Yang merasa dipanggil Brein langsung menunduk, dia terlihat mencari cari suatu dari balik lemari.

"Kalian, minumlah." Seorang wanita menyodorkan sebuah minuman bewarna ungu pekat. Dengan langsung Sean dan Clarie meminumnya.

Brein membuka mulut Asa lalu meminumkan sebuah bubuk yang dicampur air.

Kulit Asa yang tadinya membiru mulai menjadi normal seiring waktu, Clarie sudah bisa bernafas lega.

"Racun ebon, " Tycoon menoleh melihat Brein.
"Bagaimana bisa ada di tempat mu? " Brein sekarang menatap Tycoon, mereka saling menatap.

"Perang Acelien meninggalkan banyak bekas di selatan, Setauku mereka tidak membikin racun ini lagi. " Tycoon menatap Asa dengan kasian.

Kelaparan membikin manusia bertindak tanpa berpikir.

"Kalian lapar kan? Hutan kurcaci mempunyai banyak makanan enak. Kalian bisa beristirahat dulu. " Ucap Tycoon.

Sean mengangguk, Clarie masih terdiam.
"Akan aku antar" Ucap seorang wanita menawarkan diri. Sean hanya mengangguk mengijinkan, mereka lelah.

Mereka keluar dari rumah Brein, terlihat sekumpulan kurcaci masih mengelilingi rumah Brein.

"Mereka penasaran kenapa Raja mengundang manusia. " Seakan membaca pikiran, wanita itu menjawab tanpa ada yang bertanya.

TOWER OF GAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang