Matahari sudah memunculkan sinarnya menandakan hari menjelang siang, namun sudah terdengar suara keributan hari ini.
Dekorasi terpajang di banyak sudut, dengan nuansa mewah membuat banyak pasang mata menatap takjub tempat yang sudah di sulap menjadi indah seperti ini.
"Kalian siap-siap untuk keluar ya, sebentar lagi mempelai laki-laki datang." ujar Tante Silvi melihat gadis-gadis di dalam ruangan itu.
"Kalian sangat cantik! Pasti nanti banyak pasang mata yang terpesona dengan kecantikan kalian." Tante Silvi tersenyum keibuan.
"Melihat kalian jadi mengingatkan Tante saat remaja dulu" Tante Silvi terkikik pelan.
"Tapi Tante, pasti yang lebih cantik Febri dong kan dia pengantin wanita nya, ya kan Tante." Aqilla menjawab ucapan Tante Silvi sambil tersenyum melihat Febri.
"Kalau Febri sangat mirip Tante dulu," Tante Silvi menghampiri Febri dan memeluknya.
"Ya pasti dong Tante, kan Febri anak Tante." Ucap Luna, Aqilla dan Adel berbarengan.
Pagi hari itu di sambut mereka dengan canda tawa, seperti menandakan hari itu akan berjalan dengan baik.
****
Acara resepsi pernikahan Febri berjalan dengan baik, tidak ada kendala apapun yang menghalangi hari bahagianya."Adel, Qilla. Ambil makan yuk gue laper banget nih," dengan muka di buat sedih agar kedua saudara itu mau di ajak makan.
"Sedari tadi lo ngajak kita makan terus Lun," Aqilla menghela napasnya.
"Yang ada di pikiran Kak Luna makan terus ya Kak."
"Dia emang kerjaannya makan terus ga heran kalo ada pesta yang di incer makanan karena gratis." Aqilla dan Adel tertawa, memang kenyataannya seperti itu.
"Siapa sih yang gamau makanan apalagi itu gratis," Luna membenarkan perkataan Aqilla. Ya, memang sudah kodratnya apapun yang gratis pasti semua orang tidak akan menolaknya.
"Yaudah yuk ambil makanan kasian beruang besar ini kelaparan," mereka tertawa sambil jalan menuju station yang penuh berbagai macam jenis makanan maupun minuman.
"Kak Luna itu tidak terlalu banyak? Perut Kak Luna bisa menampung makanan sebanyak itu?" Adel menatap heran bisa-bisa bola mata Adel keluar melihat makanan yang di bawa Luna sangat banyak.
"Bagi dia itu semua sedikit Del," sudah tidak heran Aqilla dengan salah satu sahabatnya itu.
"Hah! Beneran Kak?" Adel menatap Luna mencari kebenaran apa yang di ucapkan oleh kakaknya itu.
Luna tersenyum dan mengangguk sambil mengunyah kue brownies yang ada di mulutnya itu.
"Jangan heran Del, dia tuh ga punya perut tapi karung, mangkanya dia makan banyak pun gak kenyang." saut Febri yang tiba-tiba datang dari arah belakang.
"Loh kok eloh dwi swini?" Dengan penuh makanan di mulut masih saja Luna bertanya.
"Telen dulu Lun baru ngomong" saut Putra yang melihat sahabat istrinya itu.
"Lun, lo gak malu dilihat banyak orang apalagi cowok-cowok nanti susah dapet pasangan loh," Putra sengaja menakut-nakuti Luna yang terlihat lucu itu.
"Putra lo kayak gatau gue aja, kalo ada cowok yang deketin gue dan nerima gue yang modelannya kayak gini gue bersyukur kalau gak ada ya sudah. Hidup makanan!" Sambil mengangkat makanannya dan di masukkan lagi makanan itu ke dalam mulutnya.
"Kamu ketemu sahabat kayak gini dimana sih yang? Unik banget sahabat kamu," Putra terkekeh melihat tingkah Luna.
"Ketemu di jalan, kita ngelihatnya kasian berdiri sendiri seperti ngak tau jalan pulang," Febri menjawab pertanyaan Putra, suaminya.
"Awas ya kalian!" Mereka tertawa sampai-sampai tamu yang lain menatap mereka.
"Kalau gitu kita tinggal ya, mau menyapa tamu yang lain," pasangan pengantin baru itu meninggalkan mereka.
****
"Bagaimana kondisi di sana?" Ucap laki-laki menatap keluar jendela dengan sorot mata yang tajam."...."
"Pantau terus jangan sampai kalian kehilangan jejak dia." Laki-laki itu berkata dengan tegas tidak boleh ada yang membantahnya.
Sambungan telepon di putus dengan sepihak oleh laki-laki misterius yang terlihat sangat kejam.
"Sebentar lagi kita akan bertemu, aku tidak sabar melihatmu." Pantulan siluet tubuhnya terlihat apik terkena sinar matahari.
****
Jangan lupa vote dan komen:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Azka [ON GOING]
RomanceSelembar kertas penuh air mata, darah, dan kekecewaan. Ukiran tinta cinta sulit tergores ikut andil dalam kisah mereka.