Warning! Cerita ini dibuat murni atas imajinasi penulis. Jangan lupa vote dan komen sebelum atau sesudah baca sebagai apresiasi kepada penulis hehe. Karena ini cerita pertama yang saya publish, misalnya ada typo coba tandain ya, kalau nggak kalian berdosa banget!
Selamat Membaca readers tertinta!
⠀
Gue melangkahkan kaki tergesa-gesa menuju gerbang sekolah 'Sialan, telat kan gue!' entah untuk yang keberapa kalinya mulut ini sudah mengabsen seluruh isi kebun binatang, peduli amat!
Masalahnya nih cuy, ini hari pertama gue masuk kelas dua belas gila aja gue mau masuk Ruang Ketertiban lagi, ogah. Ternyata tebakan gue bener, pagar sekolah udah dikunci dan gue dengan tidak elitnya telat dan berdiri di depan gerbang begini untung aja yang telat gak gue doang, syukur deh.
Gak lama kemudian gerbang dibuka, semuanya pada masuk ke halaman utama ‘ah sial gue ga mau dihukum lagi’ batin dalam hati.
"Casanya! kamu tau ini sudah ke berapa kalinya kamu telat?" Tiba-tiba udah ada guru yang nanya di depan dan tatapannya seolah men scanning penampilan ku yang terlihat bermasalah "Hah Anya-anya sudah berkali-kali ibu beri nasihat kalau ke sekolah itu pakai seragam yang bener! Bukan seragan kurang bahan kayak gini" ucap Bu Mala yang tak henti-hentinya berucap istighfar setelah melihat penampilan ku.
Ini kan selera berpakaian gue, suka-suka Anya lah! Bukan kekecilan tapi emang gue kecilin tapi ya gak kecil-kecil banget, cuma lumayan ketat aja dengan berpadu dengan rok satu jengkal diatas lutut press body yang memperlihatkan lekuk tubuh gue. Semua ini sudah menggambarkan kalau gue... Ekhem Casanya Mademoiselle, adalah cewek trouble maker sekolah *merasa bangga*
"Saya baru terlambat satu kali Bu, dan untuk seragamnya saya usahakan nanti saya perbaiki" alasan itu terus yang gue tujukkan.
Guru itu menghembuskan nafas kasar sembari manggut-manggut membenarkan "Kamu udah melanggar peraturan terlalu sering Nya, sekarang waktunya ibu hukum" Guru itu memberi jeda sejenak "Hukuman kamu membersihkan lorong toilet siswa di dekat lapangan basket!" Katanya tegas.
Ketidak adilan macam apa ini baru aja masuk sekolah setelah sekian lama udah dapet hukuman, gila aja gue disuruh bersihin lorong toilet siswa, TOILET SISWA WOI! "Kan yang telat bukan saya doang bu! Masa cuma saya yang dapet hukuman, lagian kenapa bersihin toilet siswa sih? Toilet siswi lain kan banyak" jawabku hendak protes.
"Pelanggar aturan akut kayak kamu itu sudah tidak bisa ditolerir!" Guru itu melotot garang "Kamu bersihkan toilet siswa atau saya lapor orang tua kamu!"
Yaelah pakai ngancem lagi "Iya-iya nyai" jawabku sebal lalu tanpa sopan santunnya melewati Bu Mala, guru yang memberi hukuman tadi. Cepat-cepat untuk pergi ke lorong toilet yang berniat gue bersihkan.
Niat hati mau bersihin lorong toilet terganggu karena ada seseorang yang perhatiin gue dari sana 'ANJIR MANTAN! a-astaga gak boleh lebay, harus classy' menyemangati diri.
"Ekhem... Elo telat juga Ken?" Gapapa lah basa basi, ini kan mantan bukan setan!
"Lo pikir?" Sialan! Kenapa Kenan mantan satu ini bisa bikin gue kehilangan kata-kata begini.
"Yaudah, gue kan cuma nanya" hening, selama itu pula gue fokus buat nyapu lantai dan dia yang bagian ngepel lantai lorong toilet ini yang menurut gue gak jorok-jorok amat.
Nasib sial banget hari ini, mana udah telat hukumannya harus bersihin lantai toilet sama Kenan! Emang gak kira-kira Bu Mala kasih hukuman.
Gue melangkah nyamperin cowok tadi "Yaelah lemah banget elo ngepel lantai kayak siput gitu" Ucap gue sebal "Kalau lo bertele-tele gini kapan selesainya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
JOVIANYA (Ongoing)
Teen FictionTentang kerumitan masa lalu cewek bernama Casanya Mademoiselle dengan segala target balas dendamnya. Gadis blasteran Singapura-Indonesia yang tobat jadi orang baik. Tidak lengkap jika bicara tentang Anya tanpa melibatkan sikap trouble maker yang sel...