Setiap bagian tubuh Harry tegang saat berusaha untuk menahan posisi aerodinamis yang sempurna, kaki terselip dibawahnya, hidungnya hamper mengenai gagang sapu arornya. Dia terus mengarahkan pandangannya pada sosok bayangan didepannya, focus dan berjalan cukup dekat untuk menempelkan portkey pada mereka.
Dia melirik kearah sungai dibawahnya, berwarna yang tidak menyenangkan di malam bulan desermber. Bahkan dia tidak mencoba menyerang musuhnya ditengah pengejaran berkecepatan tinggi. Bagaimanapun tangannya sudah membeku, dia mungkin dapat menjatuhkan tongkatnya.
Dia tidak menyangka pencarian dari spekulasi sebiah gudang di Dartford akan menghasilkan sesuatu yang lebih dari jalan buntu, tetapi mereka beruntung. Pemeriksaan rutin Magiforensik untuk jejak bahan ramuan illegal menunjukkan sebuah operasi yang jauh dari apa yang mereka prediksikan.
Kebanyakan orang didalam ruang paking yang luas itu langsung ber-apparate, tetapi salah satu mengambil sapu didekatnya dan menembaknya melalui pintu yang terbuka, jubah mereka melukai pipi Harry. Dia segera bertindak, mengambil sapunya dan segera mengejarnya. Dia hamper tidak punya waktu untuk mengaktifkan charm pelacaknya, apalagi memakai sarung tangan. Well, pikirannya getir, jari-jarinya sakit, bukan berarti atasannya mengacuhkan kedua tangannya yang membeku saat mereka menyaksikan titik kecil berlabel Aror Potter track di seberang peta dari ruang brifing yang nyaman.
Harry menggertakan giginya. Mereka semakin dekat dengan Central London dan dia tidak ingin mengambil rsiko dengan perang mantra ditengan area padat penduduk. Dia takut adanya bencana yang diakibatkan kecelakaan magic.
Bayangan Tower Bridge ada didepannya, lampu victooria terlambat menyala untk musim natal ini. Dia dapat melihat musuhnya jelas sekarang, Harry beringsut mendekat ketika mereka mulai lelah.
Disaat seperti ini Harry bersyukur dia selalu melakukan gym setiap pagi. Teamnya sendiri berteriak protes, tetapi tampaknya pengejaran itu membuat sosok didepannya lebih cepat. Hanya sedikit lebih jauh, lalu dia bisa keluar dan pulang. Dia berhati-hati melepaskan tanga yang membeku dari pegangan sapunya dan meraih portkey standar untuk situasi dimana area anti-apparate dan tidak memungkinkan ber apparate.
Dia mencoba untuk memutuskan apakah akan mengambil resiko melempar portkey atau tidak ketika dia merasakan cahaya panas di bagian dalam saku celananya. Koin komonikasi. Konsep itu tidak digunakan lagi sejak DA dan dia meminta Harmione untuk membuatnya beberapa lagi sehingga dia bisa tetap berhubungan dengan teman terdekat dan keluarga. Ron dan Harmione punya beberapa, Andromeda, Teddy, dan baru-baru ini, Stefano. Dia biasanya tidak memberikan kepada pacarnya, tapi dia akan memberikannya ke tangan Stefano sebelum terakhir kali mereka mengucapkan selamat tinggal di Milan.
"Fuck!" Harry mengumpat keras saat ia ingat, suaranya menghilang seketika terkena udara sedingin es. Dia seharusnya bertemu Stefano untuk makan malam. Bajingan. Stefano tidak akan senang. Semuanya karena penjahat bodoh yang memutuskan melarikan diri dari pada menyerahkan dirinya seperti yang lain. Andai saja mereka ber-apparate, Harry pasti sudah pulang dan berganti satu jam yang lalu. Sebaliknya dia terlambat, lagi.
Harry bersiap untuk membuang portkey karena tidak ingin membuang waktu lagi. Dia sudah bekerja lembur sekarang ini. Stefano pasti akan memukulnya dengan kutukan agresif sepanjang malam.
Memanfaatkan jurus quidditch yang pernah dia mainkan, Harry membidik dan melempar. Dia melihatnya melayang diudara, langsung menuju ketengah punggung sosok itu. Dia menghela napas lega, sebelum tersedak karena portkey memantul karena perisai tak terlihat dan meluncur kebawah menuju sungai dibwahnya. Harry merasa perutnya mual karena satu-satunya harapannya untuk mengamankan buronan itu tenggelam ke kedalaman yang berombak. Seolah merasakan kegagalan Harry, sosok itu berbalik dengan tajam kerah bank. Harry mencoba menyamai manuver itu tetapi dia terlalu lambat, tidak mengantisipasi belokan. Dia melihat sosok itu mendarat dan segera menghilang. ini bagus sekali.
Mereka pasti memiliki jimat perisai yang dilettakkan kedalam jubah mereka. Tidak mungkin ada orang yang bisa mempertahankan Protego tanpa tongkat selama itu. Itu tidak biasa tetapi bukan tidak mungkin. Seragamnya sendiri memiliki perlindungan yang sama. Bagaimana bisa dia mengabaikannya?
Mungkin jika Stefano tidak mengirim pesan, dia akan memikirkannya. Dia menghela nafas lagi. Itu tidak adil.
Dia melemparkan portkeynya karena frustrasi. Frustrasi pada larut malam lainnya, kencan yang terlewat lagi, dan kesempatan lain dimana atasannya menyuruhnya keacara makam malam saat mereka lagi duduk diruang rapat berpanel kayu ek dengan kue yang bisa diisi ulang sendiri.
Dia bergabung dengan pasukan auror dengan begitu antusias setelah lulus dari Hogwarts, tetapi dia segera menyadari bahwa penjaga tua itu semakin tua karena mengabaikan siapa pun yang berusia dibawah lima puluh tahun untuk dipromosikan. Terlalu terkenal untuk meninggalkan rumahnya tampa kamera menempel diwajahnya, tetapi tampaknya terlalu muda untuk membuat keputusan. Itulah hidup.
Dia mendarat dijalan sepi di Limehouse dan menyusutkan sapunya sebelum melepas jubah aurornya dengan marah. Dia pergi untuk menyisir rambutnya dengan jari-jarinya, tetapi mereka langsung macet. Dia tidak dapat melihat dirinya sendiri, tetapi dia menganggap itu sebagai bencana. Stefano benar-benar akan membunuhnya. Dia sudah terlambat lebih dari satu jam, dan dia meragukan sepatu bot tempur kulit naga, celana panjang Auror, dan kaus hitam berkeringat akan menjadi Dress code yang sesuai untuk tempat yang Stefano pesan.
Dia memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam, dan ber-apparate kejalan yang telah diatur Stefano untuk menemuinya.
Tentu saja tidak ada yang terlihat. Dia tidak berharap Stefano menunggu di luar. Dia mengeluarkan koinnya untuk bertanya pada Stefano kemana harus pergi, tapi sudah ada pesan yang menunggunya.
Ini adalah kesempatan terakhirmu.
"Fuck!" Harry mengumpat ditengah malam. Kali inimendapat reaksi, seorang penyihir tua menatapnya dengan tidak senang. Dilemparnya koin itu ketanah dan ber-apparate kerumah.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS YEAR || END
General FictionSummary: Harry cukup sadar diri untuk mengetahui bahwa dia bertindak lebih dulu dan berfikir kedua. Mungkinkah Draco Malfoy menjadi keputusan buruk berikutnya? Notes: Cerita ini bukan asli karangan saya, cerita ini merupakan hasil translate dari ju...