🎼 PROLOG

11 4 0
                                    

Anak kecil dengan seragam merah putih bersurai panjang nan legam yang tergerai indah itu berlari dengan riang mengejar kupu-kupu berwarna ungu kebiruan.

Rambutnya terayun dan beterbangan terbawa angin. Raut wajahnya berseri-seri. Binar cerita begitu ketara di netra nya yang bening. Bibir manisnya selalu terangkat ketika hendak meraih kupu-kupu. Namun, kembali cemberut saat ia tidak berhasil menangkapnya. Kupu-kupu itu malah terbang semakin tinggi dan menjauhinya.

"Amaera, berhentilah. Kamu enggak capek apa kejar kupu-kupu itu tapi enggak dapat juga?" gerutu Kaatiya. Tangannya menggenggam erat tali tas ransel nya. 

Namun, seolah tuli. Gadis bernama Amaera itu terus melangkah mengejar kupu-kupu itu walaupun sudah terbang begitu jauhnya. Senyumnya tidak kunjung pudar ketika ia berhasil meraih kupu-kupu indah itu walau hanya menyentuhnya. 

"Aku berhasil, Kate! Aku berhasil meraihnya!" teriaknya bangga. Pipinya yang putih bersih membuat warna merah jambu yang ada di pipi bulat itu kian terlihat jelas.

"Kamu ini. Aku yang cape kejar kamu! Nanti kita bisa ketinggalan bus kalo kejar kupu-kupu terus!" sungutnya.

Amaera terkikik geli melihat raut wajah sahabatnya yang cemberut. Anak dengan pita merah di rambutnya itu menarik tangan Amaera untuk kembali ke halte sekolah. Mereka tengah menunggu bus sekolah tiba.

"Kate, kamu tahu? Kalau nanti aku sudah besar, aku ingin jadi seperti kupu-kupu. Cantik, berwarna, penuh semangat, dan bisa terbang tinggi!" seru Amaera dengan sorot mana berbinar.

Kaatiya yang kesal dengan sahabatnya itumenyenggol pelan bahu Amaera, "Mana bisa. Kita ini manusia! Enggak bakal bisa terbang sampai kapanpun!" 

Amaera menggeleng. Ia membantah keras apa yang baru saja Kaatiya katakan.

"Bisa! Kita bisa terbang Kaatiya. Terbang bersama mimpi yang ingin kita capai. Aku ingin seperti kupu-kupu itu yang terus terbang mengejar mimpinya."

Kaatiya mendelik. Ia sibuk mengetuk-ngetukan sepatunya di aspal halte. menyilangkan tangannya di depan dada. Menunggu bus yang akhirnya datang juga.

Dengan semangat Kaatiya menarik tangan Amaera untuk memasuki bus sebelum rintik hujan kembali membasahi bumi.

"Kamu dengar aku kan, Kate?"

"Iya aku dengar, Maera."

"Lihat saja, aku pasti akan menggapai mimpiku," gumamnya dengan senyum manis yang sedari tadi belum hilang dari wajahnya. Pandangannya sibuk melihat kaca jendela bus yang buram akibat tetesan air hujan.

"Memangnya apa mimpimu?" Tanya Kaatiya.

"Merasakan jatuh cinra."

Keinginan aneh yang Amaera inginkan saat itu, kini semakin menguat, namun juga melemah di waktu bersamaan.

Kini Amaera harus menerima kenyataan bahwa dirinya mungkin tidak akan pernah merasakan jatuh cinta.

Dunianya a kini sudah menjadi hitam putih. Tidak ada lagi warna-warna indah seperti kupu-kupu yang ia kejar semasa Sekolah Dasar. Tidak ada lagi sorot indah yang terpancar dari manik matanya. Amaera yang sudah remaja dengan seragam putih abu-abu nya, kini telah kehilangan semangatnya.

Hilang ditelan kenyataan bahwa hidupnya tidak akan bertahan lama. Melupakan apapun yang ingin ia gapai sebelumnya, termasuk juga mimpinya untuk jatuh cinta.

Amaera tidak akan jatuh cinta.

🎼🎼🎼

Gimana prolog nya? Semoga suka yaa

Boleh dimasukin perpus dulu biar ga ketinggalan update.

Sampai ketemu di part selanjutnya ❤️👋🏻

Semoga cerita ini bisa tamat

JUANA AMAERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang