Chapter 2: Hinata dan Tobio

931 99 5
                                    

Hinata berdiri di depan rumah yang bertuliskan "Kageyama". Ia membawa kare instan dan susu kotak di tangannya. Ia terhenti di rumah itu. Bersiap. Dan mengatur nafas.

A Small Blueberry

Original Story : Haikyuu! By Furudate Haruichi

Main Characters : worker!Hinata Shouyou & Shota!Kageyama Tobio

Warning : Typos, ooc kejauhan, cerita gaje, beberapa original character pendukung, dll.

Enjoy

.

.

.

Setelah mencari informasi ke kanan dan kiri, Hinata mendapat kabar kalau Tobio masih tetap ada di rumahnya. Bocah berumur sepuluh tahun itu sama sekali tidak mau tinggal bersama orang lain. Dia juga tidak mau di asuh oleh orang lain. Ia lebih memilih untuk tinggal di kediamannya sendiri. Sepertinya kerabatnya sekalipun tidak bisa mengatasi sifat Tobio yang begitu keras kepala. Mau tidak mau mereka membiarkan Tobio untuk tinggal di rumahnya, dan hanya datang ke sana untuk memberinya makanan dan kebutuhannya sehari-hari.

"Tentu saja kami tidak tega meninggalkan Tobio seperti itu. Tapi dia benar-benar menolak mentah-mentah tawaran kami, bahkan jika kami memaksanya sekalipun. Dia sangat keras kepala. Kalau Hinata-kun sempat akrab dengan Yukari, mungkin Tobio mau mendengarkan Anda. Oleh karena itu dengan sangat saya memohon pada Anda agar Anda mau membantu kami membujuknya. Kalau ternyata Hinata-kun bisa membujuknya agar dia mau tinggal bersama kami, kami akan sangat berterima kasih."

Kalimat itu datang dari bibi Tobio, kakak ipar dari almarhum sang Ibu. Ia paham benar apa yang ada dalam pikiran kerabat Tobio, tapi ia juga paham benar seperti apa Tobio itu. Ia tahu ini akan sangat susah. Tapi ia juga tidak bisa membiarkan Tobio berakhir seperti ini sampai dewasa. Pilihan terbaik yang ia punya hanyalah berjuang sekuatnya untuk merayu Tobio.

Hari ini, seminggu setelah meninggalnya sang Ibu, Hinata memulai perjuangannya. Hinata mengambil napas dalam-dalam, lalu memencet tombol pintu.

Hinata menunggu agak lama. Sama sekali tidak ada jawaban atau tanda-tanda pintu akan terbuka.

Hinata memencet tombol pintunya lagi dan ia menunggu lagi.

Masih tidak ada tanda-tanda reaksi dari dalam.

"Tobio?" Hinata akhirnya sedikit berteriak memanggil.

Tidak ada jawaban.

"Ini aku, Hinata!" Ia berteriak lagi, "Apa kau ada di dalam?"

Masih tidak ada jawaban.

Apa dia keluar? Tapi kerabatnya bilang dia sama sekali tidak keluar rumah kecuali saat sekolah. Dan aku rasa dia juga bukan tipe anak yang suka keluar rumah.

"Tobio?"

Tetap tidak ada jawaban.

"Tobi-" Belum sempat Hinata selesai dengan panggilannya, pintu itu terbuka.

Mata Hinata melebar, Tobio ada di balik pintu itu. Mengintip dengan kedua bola matanya. Nafas Hinata tertahan, bola mata blueberry yang sudah lama tidak ia jumpai itu mempunyai beban yang jauh lebih berat daripada yang terakhir ia lihat.

  A Small Blueberry  (KAGEHINA) FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang