Happy Reading
*****
Jessica menangis di dalam kamar mandi yang ada di apartemen mewah tersebut. Bara memperlakukannya seperti jalang pria itu terus melakukannya kepada Jessica sampai jam sudah menunjukkan pukul 4 sore hampir seharian Bara menggempur dirinya.
Jessica menatap pantulan dirinya di depan cermin banyak tanda yang ditinggalkan oleh Bara di tubuhnya, Jessica seperti monster saja sekarang. Jessica menarik rambutnya sekarang dia tidak lagi berharga, tidak ada lagi yang bisa ia banggakan. Kesuciannya telah hilang bahkan umurnya sangat belia. Jessica menatap ke arah cermin dengan penuh kebencian.
Jessica membersihkan dirinya bahkan dia mencakar tubuhnya dia jijik ketika kembali mengingat perbuatan Bara terhadap tubuhnya.
"Aarrrgghhh....aku benci hidupku!" Teriak Jessica, bisakah sekarang dia hidup? Bahkan untuk pulang saja Jessica merasa tidak memiliki tenaga lagi. Dia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan seragam miliknya kemaren, bahkan seragam itu belum dicuci sama sekali.
Dia menatap Bara penuh benci, dengan cepat Jessica mengambil tasnya, namun sebelum itu Bara terbangun dari tidurnya dan terkejut saat melihat Jessica hendak pergi. Bara dengan cepat mengambil boxernya yang tidak jauh dari jangkauannya.
"Kau mau kemana sayang, ini sudah malam." Bara khawatir dengan tingkah Jessica yang seperti tidak bersahabat kepadanya.
"Apa peduli kamu hah, belum puas dengan apa yang telah kamu lakuin ke aku?!" Tanya Jessica dia tidak kuasa menahan tangisnya saat lagi-lagi perbuatan tidak senonoh itu terlintas di benaknya. Bara terkejut mendengar perkataan Jessica. Dia peduli tentu saja. Gadis itu sudah menjadi tanggung jawabnya sekarang.
"Tentu aku peduli, ganti baju kamu. Besok aku antar pulang sekarang kamu istirahat." Perintah Bara, dia hendak mengambil tas Jessica namun dengan cepat gadis itu menghempaskan tangannya.
"AKU BENCI KAMU BARA, SIALAN!" Maki Jessica lalu dia langsung pergi dari sana tidak peduli dengan selangkangnya yang sakit. Dia tidak mau lagi menunda untuk pergi dari Bara. Peduli setan hidupnya sudah hancur sekarang, tidak ada lagi yang tersisa. Harga diri semuanya direnggut oleh Bara dengan begitu saja.
Jessica menyetop taxi yang kebetulan melintas di depan gedung apartemen, gadis itu menangis merantapi hidupnya. Jessica pikir menjalin hubungan dengan Bara akan membuatnya bahagia, namun pikiran itu salah. Dia selalu mendapatkan penderitaan, Awal mereka pacaran Bara selalu perhatian dan baik terhadapnya dan Jessica terlena atas perlakuan itu dia sampai lupa jika seorang pria tidak akan pernah cukup hanya dengan 1 wanita saja. Di bulan kelima mereka pacaran Jessica baru tau kelakuaan buruk Bara, pria itu selalu meniduri wanita bahkan sering datang ke club hanya untuk menuntaskan hasratnya. Bara juga pernah kepergok oleh Jessica di sekolah pria itu tengah menggagahi seorang gadis yang Jessica tidak tau namanya namun jessica cukup sering melihat perempuan itu berkeliaran di sekolah. Bara membuat Alasan jika dirinya tidak ingin merusak Jessica, dan dia meminta maaf atas apa yang dia perbuat. Jessica yang bodoh hanya bisa memaafkan Bara tanpa tahu jika pria itu terus mengulangi perbuatannya.
Semuanya Jessica bawa dalam diam, bahkan kepada Citra, Jessica tidak pernah cerita dia ingin semuanya baik-baik saja. Dia tidak ingin mengambil keputusan yang pada akhirnya akan membuat dia menyesal, namun lagi-lagi Bara membuatnya kecewa dengan perbuatan pria itu.
Dia memergoki Bara tidur dengan Citra yang notabenenya adalah sahabat karib Jessica, 1 hal yang membuat Jessica membenci Citra dan juga Bara. Saat dia memergoki keduanya mereka sama sekali tidak berhenti dengan apa yang telah mereka lakukan, saat keesokannya Bara beralasan jika Citra memberikannya obat perangsang di minuman yang ia miliki.
Namun kali itu Jessica tidak bisa memaafkam kesalahan Bara karena pria itu melakukannya dengan Citra sahabatnya sendiri. Betapa Jessica sangat hancur bahkan Citra tidak berusaha menjelasakan semuanya bahkan menyanggah itu pun Citra tidak mau. Jadi Jessica menyimpulkan jika Citra berteman dengannya hanya ingin merebut apa yang Jessica miliki, Jessica menjadi benci dengan yang namanya persahabatan, dia tidak percaya dengan seorang pria lagi karena perbuatan Bara.
Saat itu Bara dan Jessica putus, bahkan lost contact. Jessica berusaha menjauh dari apapun yang menyangkut Bara begitupun dengan Citra, Jessica menjauh bahkan pindah dari tempat duduknya. Dia tidak ingin berdekatan dengan seorang penghianat.
Bahkan setelah kejadian itu Bara tetap melakukan kebiasana buruknya, perlahan Jessica mulai bisa melupakan Bara dan tidak lama dia bertemu dengan Daniel pria yang memiliki pembawaan lembut yang membuat Jessica nyaman berada di dekat pria itu. Namun mereka hanya sebatas teman saja.
"Nona kita sudah sampai" Mendengar itu membuat Jessica tersadar dari lamunannya. Dia membayar ongkos taxi laku keluar. Dia menatap mansion keluarganya, dia berdoa semoga orang tuanya tidak ada di rumah dan Jessica bersyukur doanya terkabul. Hanya ada maid saja yang menyambutnya.
"Nona Jessica, nyonya dan tuan melakukan perjalan bisnis. Mereka berpesan agar nona menjaga diri dan jangan membolos lagi." Jessica hanya menggaguk, yah setelah dia putus dengan Bara dulu dia berubah menjadi gadis pemberani. Berani melawan guru, berani membolos dan masih banyak lagi. Jessica memasuki kamarnya dia melempar tas miliknya ke sembarangan arah.
Jessica duduk di atas kasur sambil melepas sepatunya, dia melamun apa yang harus dia lakukan setelah ini, apa mungkin ada pria yang mau menerima dirinya dengan keadaan dia yang sudah tidak perawan lagi.
Memikirkan hal itu membiat Jessica kembali menangis, dia tidak bisa melanjutkan hidupnya jika seperti ini terus. Dia ingin mati namun jika dia mengakhiri hidupnya maka orang tuanya akan kecewa. Dia adalah anak tunggal dan satu-satunya harap dikeluarga itu dan tidak mungkin dia pergi begitu saja.
........
Di lain tempat Bara mengacak rambutnya, dia sudah membuat gadis itu kecewa lagi bahkan membenci dirinya. Bara memasuki kamar mandi dia butuh hiburan dan satu-satunya tempat yang harus ia kunjungi adalah tempar favoritnya.
Bara dengan cepat membersihlan dirinya, setelah itu dia memasang pakaiannya. Bara menghubungi Rendi dan Abay untuk menemani dirinya disana. Dia harus meminta saran kepada kedua temannya apa yang harus ia lakukan setelah perbuatannya ini.
Bara dengan cepat menyambar kunci mobilnya, huh salahnya juga yang memaksa Jessica tadi, namun jika tidak seperti itu maka jessica bisa dimiliki oleh Daniel, astaga mengingat Daniel membuat Bara naik pitam saja. Dia harus berbicara kepada Daniel nanti jika ada waktu.
"Hey bro." Sapa Rendi dan Abay suara musik sangat memekik telinga namun Bara menikmatinya, dia sudah terbiasa tapi kali ini dia butuh ruang yang tidak bising.
"Lantai atas, ada yang mau gue bicarain." Abay dan Rendi saling memandang mereka bertanya apa yang ingin Bara bicarakan kepada mereka.
........
Maaf bila masih ada typo:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Ex-Boyfriend
Romance-Pindah ke Gonovel dengan judul yang sama- Apapun yang Bara inginkan harus ia dapat! "Rilex rasanya sangat nikmat sayang" Ucap Bara Jessica hanya ingin kehidupannya kembali normal sebelum dia bertemu dengan Bara. "Aku benci diriku yang tidak bisa l...