02

1.4K 223 32
                                    

Suara Ac, bau buku yang khas ketika setiap lembar kertas nya di balik. Dimana gue? Gue di perpustakaan kampus, karena tau Pak Takeda gak ngajar, gue langsung cabut ke sini diam-diam dari pada di ikutin sama Yamaguchi.
Gak salah sih perpustakaan kampus gue, banyak novel seru, bukan cuma buku mata kuliah.

Gak banyak orang juga di perpustakaan dua lantai ini, gue sengaja ngambil di lantai 2 karena kebanyakan mahasiswa lain pakai lantai dasar, karena lebih sepi juga dan gue seneng aja sama pemandangan luar jendela.
Suara derit bangku yang di tarik gak jauh dari tempat duduk gue, membuat gue mendongakan kepala yang tadi nya menunduk membaca buku dengan bertopang dagu.

Ternyata Kuroo, dia duduk berhadapan dengan gue. Tangan nya menaruh satu kantung paper bag mcdonald's di hadapan gue.

"Nih buat lo"

Bukan nya masuk sini gak boleh bawa makanan atau minuman ya, gue sampai menoleh kanan-kiri untuk melihat apa dia gak di kejar penjaga perpus.

"Makasih, tapi gue gak laper" gue lanjut membalik halaman buku dan mendiami nya.

"Makan dong, sayang kan gue udah susah bawa ke sini, sama lo gak di makan" dia mengeluarkan isi dari paper bag itu dan mendorongnya nya ke gue.

Lagi juga dia tau dari mana gue ada di sini, gue aja pergi diam-diam dari Yamaguchi, sekarang malah dia ada di depan gue.

"Kalo lo bingung kenapa gue tau lo di sini, gue tanya Bokuto. Katanya lo pasti di perpus lantai 2, eh bener"

Perlu gue sumpel mulutnya pake onderdil motor ya Mas Bokuto itu.

"Oh iya Kei," jujur gue nungguin dia ngomong, soalnya dia sambil buka bubgkus saus itu.

"Lo jurusan apa? Kemarin gue tanya lo kedokteran, lo jawab bukan" dia menyodorkan kentang yang sudah dia beri saus ke mulut gue. Tapi justru gue sendiri yang memakan kentang yang baru dan mengabaikan kentang yang di tangan Kuroo.

"Hubungan internasional"

Gue kenal Kuroo karena Mas Bokuto yang temenan sama dia, sempet ketemu beberapa kali dan ternyata satu kampus. Tapi baru kali ini dan kemarin gue ketemu Kuroo tanpa ada Mas Bokuto atau Mas Akaashi.

"Ngapain lo di sini? Gak ada kelas kah?"

Kuroo menggeleng sambil mengambil salah satu buku yang tadi gue ambil dari rak.

"Ah gue bosen, ikut gue yuk"

"Kemana?"

"Tapi habisin dulu makanan nya"

***

"Lo ngajak gue bolos cuma buat ke supermarket"

Yang bener aja, dikit lagi gue ada kelas lagi, tapi malah di ajak ke supermarket.
Tugas gue di sini cuma dorong troli barang sedangkan dia lama banget milih barang.

"Soal nya dari pada gue duduk ngeliatin lo baca buku, mending ke sini kan"

Gak ada yang nyuruh lo ngeliatin gue kok. Ini jauh lebih bikin capek dari pada gue duduk seharian di perpustakaan tau gak.
"Maap ya, biasanya gue minta di temenin Kenma, cuma dia gak muncul hari ini"

"Gak ngapa, bolos juga gak bikin gue mati"
Kata gue bermaksud menyindir nya karena secara gak langsung di itu buat gue bolos.
Tapi dia malah cuma ketawa gak jelas. Gue masih bersandar pada troli memperhatikan betapa lama nya Kuroo memilih merek shampoo.
Kenapa juga gue malu sendiri pas ngeliat dia senyum.

Ting…

Gue merogoh kantong jaket dan mengambil ponsel karena tadi ada notiv LINE masuk.

Koutaro-kyun
Lo lagi jalan sama Kuroo yaaaaa

Gue lihat display name nya dia aja jijik. Mata gue yang udah bermasalah tambah di bikin minus lagi gegara display name nya Mas Bokuto.

Tsukishima kei
Mata lo berapa sih hah?

Koutaro-kyun
AWOWKOWKIWKWOWKIW
Koutaro-kyun
Gue di bagian etalase daging, nengok dah ke kiri
Koutaro-kyun
GUE SAMA AKAASHI BANGSAT

Benar aja, gue melihat Mas Bokuto yang melambaikan tangannya ke gue dan Mas Akaashi yang lagi melihat-lihat Etalase daging. Gue tau dia mau ancang-ancang teriak, jadi langsung gue kirim Line ke dia.

Tsukishima kei
Jan teriak, bikin malu

Dan itu sukses membuat dia gak jadi teriak, karena teralihkan ke ponsel. Gue berharap Kuroo gak melihat Mas Bokuto ataupun Mas Akaashi, gue gak mau Mas Bokuto yang udah gila, ketemu sama temen pergoblokan nya yang ada makin separo otak nya, gue sama Mas Akaashi yang malu.

"Dah ambil daging yuk—"

"A a a, kita ke tempat lain dulu yuk, daging mah belakangan aja"
Kata gue sambil menutupi pandangan Kuroo kearah Etalase daging.

"Tapi ini udah semua" katanya.

"Gue juga mau beli indomie, yuk"

Tanpa sadar gue menarik pergelangan tangan Kuroo. Ah anjir, malu ini bangsat, gue malu. Alih-alih meminta maaf sambil melepaskan tangan Kuroo, justru Kuroo balik menggenggam telapak tangan gue. Muka gue gak bisa lebih merah lagi ini hah, ini aduh, gak bisa di jelasin.

Bang Aki, lo gantiin posisi gue dong Bang, bentaran aja, entar hari minggu kita main futsal deh sama anak kompleks, janji gue.

"Nih mau yang mana?"

Haduh bahkan sekarang gue gak tau udah di tempat indomie apa belum, soalnya gue nunduk ini.

"Kei! Mau goreng apa kuah?"

"Go-goreng—"

"Segitu malu nya tangan nya di pegang? Lepas deh biar gak nunduk, sayang muka nya yang mau gue liat malah di tundukin" dia melepas tangan gue dan mengusap kepala gue yang menunduk.

Ikan sepat makan bakpau.
Bangsat kau.

Untitled づ KurotsukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang