16.

61 9 2
                                    

𝐞𝐦𝐩𝐭𝐲 ' ᴄʜᴏɪ ʜʏᴜɴꜱᴜᴋ

Happy reading.

"Hyunsuk"

Helaan nafas terdengar cukup berat, Moonhee tak tega melihat keadaan sahabatnya seperti ini.

"Ayo makan dulu, kau belum makan sama sekali dari kemarin, Bobby oppa mengkhawatirkan mu"

"Aku tak punya nafsu makan"

"Setidaknya hanya sesuap nasi saja"

"Kau pulang saja, apa kau tak lelah dari kemarin mengurus ku?"

"Tak akan pernah lelah, aku tak semudah itu untuk pergi meninggalkan mu saat keadaan mu seperti ini"

Memang dari kemarin, Moonhee selalu berada disamping Hyunsuk, bahkan ia rela tak pulang ke rumah demi menjaga sahabatnya, ia terlalu takut jika Hyunsuk melakukan hal yang aneh.

"Mau sampai kapan kau seperti ini terus? Bahkan mereka saja sudah tidak memperdulikan mu, kenapa kau terus-menerus mencoba memikirkannya? Jangan bodoh Choi Hyunsuk"

Dua hari setelah kejadian kemarin, Hyunsuk selalu mengurung dirinya di kamar, itu membuat Moonhee cemas untuk meninggalkan Hyunsuk sendirian.

"Aku bahkan tak tahu-menahu dengan ini semua, kenapa dari dulu kau tak bilang pada ku?"

"Aku hanya mencari waktu yang pas untuk membicarakan hal seperti itu, kau pikir mudah? Tidak sama sekali, aku harus memendam rasa keingin tahuanku bertahun-tahun"

"Terus sekarang mereka berdua dimana? Aku hanya ingin meminta penjelasan yang lebih rinci dari mereka"

Moonhee hanya diam, ia tak bisa menanggapi pertanyaan yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Ini sangat susah. Dan yang ia takuti selama ini, terjadi begitu cepat didetik ini. Jika suatu hari Hyunsuk tau dimana mereka, Moonhee belum siap untuk itu. Ada alasan mengapa Moonhee tak siap untuk Hyunsuk bertemu dengan mereka.

"Aku pulang dulu, ada kerjaan yang belum ku selesaikan, nanti malam aku kembali ke sini lagi, jangan lupa makan"

Tak mau berlama-lama dalam keadaan canggung, ah itu hanya dirasakan oleh Moonhee saja, entah mengapa tetiba ia merasa canggung setelah mendengar pertanyaan dari sahabatnya. Rasa khawatir terus-menerus hinggap di dalam diri Moonhee, ia mencoba untuk tidak khawatir, tapi itu sia-sia. Bayangan ketakutan selalu menghantuinya akhir-akhir ini.

"Belum saatnya kau tau untuk perihal ini suk, waktu untuk memberitahu mu belum tepat" gumam Moonhee setelah keluar dari pekarangan rumah Hyunsuk

Dirinya terlalu lemah dengan hal ini, lemah melihat keadaan Hyunsuk, dan lemah mencemaskan suatu hari nanti.

𝐞𝐦𝐩𝐭𝐲 ' ᴄʜᴏɪ ʜʏᴜɴꜱᴜᴋ

Kemarin malam Moonhee tak jadi kembali ke rumah Hyunsuk, karena ada beberapa urusan yang penting.

"Kau bilang kemarin malam akan kesini bukan?"

"Iya, maaf tidak jadi karna aku ada beberapa urusan"

Hyunsuk hanya menghela napas mendengar tuturan dari mulut perempuan dihadapannya kini. Dari sorot matanya, Hyunsuk dapat melihat kecemasan. Ia tak tahu apa permasalahan yang Moonhee alami.

"Kau ada masalah sepertinya, coba ceritakan padaku"

Keadaan Hyunsuk mulai sedikit membaik, ia tak mau ambil pusing dengan masalah sebelumnya, tapi tetap saja permasalahan itu masih tertata rapi dalam memori ingatannya.

"Aku kemarin bertemu dengan──"

𝐞𝐦𝐩𝐭𝐲 ' ᴄʜᴏɪ ʜʏᴜɴꜱᴜᴋ

Hai, sepertinya udah lama aku ngga update wkwk. Mohon maaf banget ya, aku sempat kena syndrome writer's block, dan kehilangan beberapa ide buat cerita ini. Sebenarnya aku ngerasa bersalah banget sama kalian karna ngegantungin cerita ini, padahal lagi dalam tahap konflik. Aku tuh suka kek gini, kalo lagi tahap konflik tiba-tiba kehilangan ide, maaf banget ya. Terimakasih juga yang masih menunggu cerita ini update, hehe.

Btw, congrats buat treasure dapet roty di AAA sama MAMA, aku tau ini telat tapi gada salahnya kan ya haha.

Jangan lupa vote. Bye.

𝐞𝐦𝐩𝐭𝐲 | 𝐜𝐡𝐨𝐢 𝐡𝐲𝐮𝐧𝐬𝐮𝐤 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang