𝐞𝐦𝐩𝐭𝐲 ' ᴄʜᴏɪ ʜʏᴜɴꜱᴜᴋ
Happy reading.
"Aku kemarin bertemu dengan──""Yoora"
Hening, tak ada jawaban dari pria bermarga Choi tersebut. Sorot matanya kini terlihat sendu.
"Aku sudah tidak peduli"
"Kau bohong"
Sanggah Moonhee, ia tau sahabat lelakinya itu sampai saat ini masih memperdulikan perempuan bagian dari masa lalunya. Hyunsuk bohong. Membual.
"Aku lelah, aku pun juga ingin menyerah"
"Hanya tinggal selangkah lagi aku akan memberitahu semuanya, tapi dengan cepat kau ingin menyerah" batin Moonhee
"Bagaimana menurutmu, apa aku harus terus berusaha, atau menyerah?"
"Dengan segampang itu?"
"Mungkin"
"Dari sorot mata mu, bisa ku lihat kau tak ingin menyerah. Lelah itu wajar, tapi lelah juga ada batas waktunya, waktu untuk bangkit kembali"
𝐞𝐦𝐩𝐭𝐲 ' ᴄʜᴏɪ ʜʏᴜɴꜱᴜᴋ
"Tempat apa ini?"
"Ayo masuk, akan ku tunjukkan semuanya"
Jantung Hyunsuk berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, entah kenapa ia merasa gugup sejak Moonhee memberhentikan kendaraan pribadinya di sebuah tempat yang jauh dari kota. Perjalanan dari kota menuju tempat ini──desa──sangatlah memakan waktu yang cukup lama.
Langkah kaki kedua insan bermarga Choi terhenti kala sebuah suara menginstruksi mereka.
"Haruto──kenapa bisa kau disini?"
"Ini tempatku"
"Tempat apa?"
"Kau tak perlu tau"
Sementara itu, Moonhee terlihat kebingungan dengan pembicaraan dua manusia dihadapannya kini. Pasalnya, ia tak tau jika Hyunsuk mempunyai teman di daerah sini. Apalagi, first impression Haruto dimata Moonhee cukup tidak bersahabat. Bersifat dingin, itu yang dirasakan Moonhee saat bertemu Haruto.
"Haruto, jelaskan kepada ku"
"Coba ku tanya apanya yang harus dijelaskan?"
"Mengapa kau bisa disini? Setahuku kau tak punya kerabat disini, kan?"
Haruto tak menjawab pertanyaan teman tongkrongannya itu. Ia terlalu malas berurusan dengannya.
"Sudahlah, mari masuk"
Ajakan Moonhee membuyarkan keheningan yang tercipta beberapa detik itu. Namun, sebelum mereka bertiga memasuki sebuah rumah disalah satu desa tersebut. Haruto dengan cepat berlari pergi, yang mana membuat mereka berdua kebingungan.
Moonhee cukup tau dengan rumah ini, rumah yang beberapa bulan terakhir ini selalu ia kunjungi hanya untuk menjenguk mereka. Yang pastinya, tanpa diketahui oleh Hyunsuk.
Pintu utama terbuka, menampilkan keadaan rumah yang cukup bersih, barang-barang kuno terdapat di seluruh penjuru rumah, tertata rapi.
Seseorang perempuan muncul dari pintu belakang rumah, sepertinya dia selesai berkebun. Alangkah terkejutnya Hyunsuk saat matanya bertatap dengan seseorang itu.
"Y-Yoora──ini kamu?"
Mata pemuda lelaki itu berkaca-kaca saat mendekat ke arah perempuan itu. Namun, Yoora hanya menampilkan wajah datar, tanpa keterkejutan sama sekali. Hyunsuk merasa canggung, ia ingin sekali memeluk perempuan dihadapannya. Tapi dengan cepat ia sadar, tak boleh gegabah.
"Apa kabar mu?"
"Baik"
Yoora terlihat dingin, berbanding terbalik dengan beberapa tahun yang lalu, dimana ia adalah gadis yang ceria, dengan tingkah yang random. Bahkan saat ini, dirinya menggiring tubuh Moonhee kehalaman belakang rumah, sepertinya akan banyak hal yang mereka bahas, dan membiarkan Hyunsuk sendiri.
"Sudah ku bilang bukan ke kau, jangan sekarang"
"Aku tak bisa ra, ini cukup sulit dan mengganggu jam tidurku, aku selalu khawatir dengan ini semua"
"Aku bahkan belum siap hee, belum siap menerima kembali hujatan dari orang itu, ini terlalu mendadak. Bagaimana jika orang itu pulang sore ini?"
"Aku akan membantu mu berbicara dengan baik──apa kau tak rindu dengan Hyunsuk? Meski begitu ia pernah menjadi bagian masa lalu mu bukan?"
"Aku──juga rindu──tapi aku masih punya rasa peduli terhadap orang itu"
"Kau pernah berjanji kepada ku akan menyelesaikan masalah ini semua kan? Kalo begitu ayo selesaikan dengan baik-baik"
"Belum saatnya"
"Tinggal menunggu apalagi?"
"Aku harus menyelesaikan masalah dengan orang itu terlebih dahulu"
"Terlalu mengulur waktu, dasar"
"Mending sekarang kau pulang saja, saat ini aku masih ingin sendiri"
"Baiklah, tapi bagaimana jika ia tak mau pulang?"
"Kau bahkan pintar dalam hal memaksa orang"
"Dasar kau Park Yoora"
Percakapan Moonhee dan Yoora harus berakhir kala ia mendengar suara instruksi dari dalam rumah.
𝐞𝐦𝐩𝐭𝐲 ' ᴄʜᴏɪ ʜʏᴜɴꜱᴜᴋ
Hai, masih adakah peminat cerita ini? Tangan ku gatel pengen up hehe.
Jangan lupa vote, kalian pasti tau cara menghargai penulis.
Bye.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐞𝐦𝐩𝐭𝐲 | 𝐜𝐡𝐨𝐢 𝐡𝐲𝐮𝐧𝐬𝐮𝐤
Diversosft. Choi Hyunsuk Sebelum memulai hariku, Tanpa berpikir aku melihat bayanganku dicermin begitu kosong, Seolah-olah tidak ada apa-apa disana. ©millchae