Part 7

11 3 0
                                    

Bel istirahat berbunyi menjadi nikmat yang tak ada duanya bagi kebanyakan murid. Seperti biasa kantin kini ramai dihuni oleh siswa-siswi untuk mengisi perut mereka yang kosong akibat pembelajaran sebelumnya.

"Iviola, gabung sini aja," panggil Rania saat melihat Iviola yang sedang mencari tempat untuk makan.

Mendengar perkataan Rania sontak Iviola menghampiri Rania, "Boleh? Takutnya ngerepotin lagi."

"Ngak papa, kok. Lagian kita kan teman. Iya ngak Ram?" jawab Rania sambil menyenggol pelan tangan Rama yang kebetulan duduk disampingnya.

"Eh, iya, ngak papa, sans aja." Mendengar itu Iviola hanya tersenyum tipis, lalu mengambil duduk didepan Rama.

"PANGGILAN UNTUK RANIA AGATHA KELAS XI IPA 1 HARAP MENEMUI IBU RANI DIRUANG GURU, TERIMA KASIH." Panggilan terdengar jelas seintro sekolah.

"Rama, Iviola. Gue duluan ya," pamit Rania lalu berlalu pergi.

"Eh, makan lo siapa yang bayar?" tanya Rama melihat Rania yang mulai menjauh.

"Bayarin ya," balas Rania setengah berteriak.

"Kebiasaan ini anak," ucap Rama sambil menggeleng kepala terheran-heran.

Kini hanya tersisa Rama dan Iviola saja, suasana kembali menjadi hening.

"Lo sama Rania deket banget ya." Iviola memulai obrolan.

"Iya kan udah dari lama deketnya," jawab Rama dengan santai.

"Oh gitu."

"Ehm... Btw, lo bisa ikut gue ke taman sekolah ngak?" tanya Rama dengan nada ragu-ragu.

"Boleh."

"Permisi, Ibu cari saya?" tanya Rania dengan sopan.

"Eh, Rania. Iya bener Ibu cari kamu. Ibu boleh minta tolong?"

"Boleh, minta tolong apa, Bu?"

"Tolong anter buku ini ke perpustakaan, terimakasih ya," kata Bu Rani mengasihkan buku ke Rania.

"Iya, sama-sama, Bu," ujar Rania lalu pergi keluar dari ruang guru.

***

"Iviola ada yang mau gue bicarain," ucap Rama setelah mereka sampai di taman.

"Iya?" tanya Iviola, kini Rama berlutut didepan gadis itu, dan tanpa sengaja Rania yang tadinya akan ke ruang perpustakaan terhenti saat ia melewati taman dan mendapati sahabatnya itu sedang berlutut dihadapan seorang gadis.

"Gue suka sama lo, lo mau kan jadi pacar gue," ujar Rama.

Awalnya Iviola akan menolak pernyataan cinta itu secara mentah-mentah tapi sebelum ia menjawab sudut matanya tak sengaja mendapati Rania yang sedang memperhatikanya dan Rama, dari dulu Iviola sangat tak suka den gan Rania karena ia berpikir gadis itu punya segalanya dari kepopulerannya, kecerdasannya, kecantikannya, mungkin pacaran dengan Rama dan merusak persahabatan antara Rama dan Rania bisa membuat dunia gadis itu hancur.

"Iya gue mau," ucap Iviola dengan nada yang lebih tinggi supaya Rania mendengarnya pikir Iviola.

Iviola melihat Rania meneteskan air matanya sebelum gadis itu meninggal tempat itu, lalu Iviola menyunggingkan senyum kemenangannya.

Rania berlari sambil menghapus air matanya yang mulai deras keluar. Rania memasuki toilet yang kebetulan dekat dengan taman dan juga perpustakaan. Cukup lama Rania berdiam diri didalam toilet. Setelah dirinya merasa lega Rania pun langsung menuju perpustakaan untuk menyelesaikan niat awalnya.

***

Kini Rama dan Rania berada di tempat favorit mereka, menikmati senja bersama. Cowok itu bercerita tentang kejadiaan ia menyatakan cinta pada Iviola. Rania sebenarnya sudah mengetahui kejadian itu tapi ia tetap mendengarkan cerita sahabatnya itu, sambil menahan sesak dalam hatinya Rania bersusah payah tersenyum demi berpura-pura bahagia didepan sahabatnya itu.

"Ran, sekarang gue ngak jomblo lagi, diantara kita cuman lo sendiri yang ngak punya pasangan alias jomblo." Dengan sombongnya Rama memamerkan statusnya yang kini tak lagi jomblo.

"Ya ngak papa dong, gue fine-fine aja jomblo," jawab Rania dengan santai.

"Bukan gitu, kalau lo punya pacar kan nanti kita bisa double date gitu," jelas Rama.

"Eh, Ram, liat deh ada segerombolan burung disana." Potong Rania mengalihkan pembicaraan, ia tak mau terus-terusan membahas masalah ini dengan hatinya yang lagi sakit.

TBC.

PlatonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang