BAB XVII

3.8K 726 401
                                    

Mobil Jason tiba diperumahan elite, ia turun bersama Jeslyn yang terlihat begitu feminim. Laki-laki itu melirik Jeslyn dari ujung kepala sampai ujung kaki. 

"Harus ya, dandan sampai secantik ini buat acara makan malam?" Sindirnya.

Jeslyn mengangguk, "Harus dong, gue rindu banget sama pacar gue yang satu ini." ia lalu menekan bel rumah. Tak lama kemudian, dua anak kembar keluar dari rumah, berlari membukkakan pagar. 

Jason menatap Jeslyn heran campur kaget. 'Beneran pedofil?'

"Hallo tante Jeslyn, ayo masuk. Papa suruh masuk!" Ujar Cherry, gadis itu terlihat santai dengan sweter oversize dan celana pendek selutut. Chacha juga mengenakan pakaian model senada dengan warna berbeda tersenyum.

'Papa?'

"Ok." 

Jason langsung menahan lengan gadis itu. "Selera kamu duda sekarang?"

Jeslyn melongo, "Lo ngomong apa sih, jangan ngawur deh. Ayo masuk." Ia menarik Jason masuk mengikuti dua gadis kembar yang masih setia menunggu mereka. Keduanya sudah disambut sosok laki-laki berkacamata, senyumnya terbentuk ketika pandangannya dengan Jeslyn bertemu.

"Hai, lama gak ketemu." Sapanya.

Jeslyn tersenyum, ia menghampiri laki-laki itu. Keduanya saling bertos ria dengan akrab. "Gimana kabarmu Ko? Sorry udah jarang main ke rumah."

Jason terlihat waspada, 'Jeslyn sering main kerumah?'

"Orang sibuk ya sekarang. Jadi gue paham-paham ajalah. Oh, Iya. Selamat ya buat penghargaannya." 

"Thankyou Ko." 

Laki-laki itu akhirnya melirik Jason, ia menatapnya dari bawah sampai atas. "Hallo, senang bertemu dengan anda." Ia mengelurkan tangan mengajak berkenalan. Bahasa bicaranya terdengar lebih formal, berbeda ketika berbicara dengan Jeslyn yang terdengar santai.

Jason membalas uluran tangan lawan bicaranya itu. "Hallo juga, saya Jason. CA-LON SU-AMI Jeslyn." ketika mendengar itu, Jeslyn hanya bisa geleng-geleng kepala. 

"Iya, saya juga sudah dengar dari Fanny." 

Kini kening Jason yang berkerut heran, "Fanny?"

"Halloww..." Orang yang dibicarakan akhirnya hadir, "Kok malah berdiri disini? ayok duduk." Tawarnya. Jeslyn mengangguk menyetujui, ia berniat mengekori Fanny.

"TUNGGU!!" ketiganya menoleh. "Je?" 

Jeslyn menahan tawanya, ia tau apa yang sedang dipikirkan laki-laki itu sekarang. "Kan, gue udah bilang, kita diundang makan malam sama Ci Fanny. Lo-nya aja yang fokus sama PA-CAR gue." Jawabnya santai. Laki-laki berkacamata itu juga ikut menahan tawanya. 

"Lo lupa ya Je? Gue kayaknya udah pernah bilang deh, kalau gue udah nikah." Fanny lalu menarik lengan Laki-laki berkacamata itu mendekat ke sisinya. "Ini suami gue, dia yang punya nama panggilan sama kaya lo." Jelasnya.

Jason malu setengah mati, ingatannya kini terbuka, ia menoleh ke anak kembar yang duduk santai di ruang tengah, mereka anak Fanny. Dan....laki-laki ini. Jason langsung menoleh ke Jeslyn dengan kesal, bukannya merasa bersalah, Jeslyn hanya bisa mengidikkan bahunya.

"Sorry ya, jadi bikin lo tegang sendiri. Berhubung nama kita sama, panggil aja gue William." Sahut laki-laki berkacamata itu. Ia menoleh ke Fanny. "Makan malam udah siap?" Fanny mengangguk, "Ok, kita langsung makan aja." 

***************

Jevana berlari ke luar rumah, menyambut kedatangan Kenisha yang terlihat buru-buru sembari menggendong Popy anjingnya. Gadis itu langsung menyerahkan Poppy pada Jevana tanpa menunggu persetujuan darinya.

Come And Hug MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang