BAB XV

6.6K 1K 1.7K
                                    

Via duduk dihadapan puluhan wartawan, ia mencoba tersenyum seceria mungkin. Menarik nafas dalam-dalam, sebelum memulai.

"Haii, saya tidak perlu lagi menyakinkan kalian untuk mengenal identitas saya. Via duduk dihadapan puluhan wartawan, ia mencoba tersenyum seceria mungkin. Sebagian orang sudah tau siapa saya. Saya kekasih Jason sekarang..." Gadis itu menjeda ucapannya. "Menindaklanjuti artikel yang terkait, saya secara resmi menyatakan bahwa apa yang kalian duga itu salah."

Jepretan dan kamera langsung menyoroti wajah Via. "Plakor yang seharusnya kalian salahkan adalah saya. Ada sesuatu yang tidak bisa saya sampaikan karna privasi. Faktanya, apa yang saya katakan adalah benar adanya. Film yang mereka garap sebentar lagi, adalah kisah mereka sendiri dan itu nyata, itulah kebenarannya. Saya adalah karakter Reina, gadis SMA yang masih labil, dan menyertakan emosi disetiap masalah. Saya bukan orang penting disini, kenapa saya mengadakan wawancara ini, karena saya tidak ingin kalian berspekulasi berlebihan. Dari artikel yang kalian buat, orang yang harusnya kalian salahkan adalah saya. Saya yang membuat mereka terpisah, hanya karena keserakahan saya."

Via menoleh ke salah satu staf yang berdiri di samping panggung, ia memberikan kode padanya untuk memenuhi permintaannya. Lampu satu persatu mulai dipadamkan, diiringi dengan turunnya layar putih di tengah panggung. Sebuah slide menampilkan dua wajah yang berbeda.

"Di sisi kanan saya, itu Reina. Dia wajah asli saya sebelum saya melakukan operasi.." Pernyataannya langsung mengundang puluhan wartawan itu kembali menjpretkan kameranya. "Melakukannya karna iri, mengubah wajah sampai identitas hanya sebagai pembuktian diri. Memperlihatkan seberapa mampunya saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan. Tapi, sampai di titik ini, yang saya dapatkan ternyata sama saja, kesepian, sedih, tidak ada berubah."

Via menarik nafasnya dalam-dalam.

"Ada seseorang yang benar-benar saya sukai, tentu saja bukan Jason. Ketidakjujuran di awal ternyata bisa berdampak panjang seperti sekarang. Pesan saya kepada kalian, hiduplah berdasarkan kenyataan, jangan berdasarkan rumor. Tidak semua rumor adalah fakta. Terimakasih semuanya, sudah bersedia buat dengerin pernyataan saya."

Gadis itu berdiri dari tempatnya, gerakannya langsung membuat para wartawan bergerak mengerubunginya, ini memang sudah di duga olehnya sebelumnya, ia meminta para staf untuk melindunginya sampai keluar gedung. Tidak. Sampai bandara. Ia akan kembali ke London untuk mengurus identitasnya.

Dikeluarkannya ponsel dari sakunya. mencari nomor tujuan.

***********************

"Dia benar-benar bucin sama Farhan." Ledek Kenisha.

Farhan menghela nafas, ia melirik Kenisha. "Sudah percaya?" Kenisha hanya mengidikkan bahu, Laki-laki itu bangkit dari tempatnya. "Bry, pinjem mobil."

"Buat apa?" Tanyanya, tapi tangannya tetap memberikan kuncinya.

"Gue gak mau nyesel lagi..." Jawabnya, tanpa banyak basa-basi lagi, laki-laki itu langsung bergegas pergi. Jevana hanya bisa menatap kepergian Farhan tanpa bisa melakukan apapun. Jeslyn yang duduk di sebelahnya mengelus pundak adiknya, sementara Evans yang sedari tadi mengawasi di pojok ruangan, menyingkir untuk menerima telfon.

Jeslyn juga menerima telfon, perlahan juga ikut mencari tempat yang sunyi. "Hallo Rei.."

*************************

#1 Tahun kemudian

1...2.....3.....

Buket bunga dari Helena langsung ditangkap kerumunan Pria di tengah ballrom. Jeslyn, Kenisha dan Jevana duduk santai melihat pemandangan rebutan tersebut. Ternyata Buket bunga itu diraih oleh Erlangga. Laki-laki itu bersorak gembira dan langsung menghampiri kekasihnya, memberikan buket hasil rebutan tadi.

Come And Hug MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang