01: Mama

325 21 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pagi ini Yuta harus terbangun akibat teriakan mama tercintanya. Yuta reflek terbangun lalu jatuh dengan tidak elitnya.

Ya gimana ya kalo kita lagi enak-enak menjelajah mimpi lalu dikagetkan hingga terbangun secara paksa, otomatis nyawa kita masih belum terkumpul sepenuhnya atau lebih tepatnya ditarik paksa untuk berkumpul. Mungkin badan sudah siap tapi kaki masih sangat lemas dan mata masih belum bisa dibuka sehingga mengakibatkan tubuh kita oleng dan ambruk seketika.

"Yaampun Yutaaa!!! Katanya mau nganterin mamah ke toko baju, ini kok malah masih tidur! Di lantai lagi! Udah gak butuh kasur apa gimana?!!" serbu mama Yuta saat melihat anaknya tergeletak di lantai.

"Tidur apaan sih mahh.. Ini tuh Yuta jatoh gara-gara mama teriak-teriak." Yuta bangkit dari jatuhnya lalu melempar selimutnya asal ke tempat tidur. Ia menusap kaki kanannya yang terpentok kaki ranjang saat jatuh tadi.

"Ck asal lempar aja." mama Yuta jalan mendekati ranjang anaknya itu. "Sana mandi, keburu siang nanti!" ucap mama Yuta sambil ngedorong pelan tubuh anaknya terus nata bantal sama selimut Yuta.

"Ish iya iya." Yuta jalan dengan ogah-ogahan menuju kamar mandi. "Ck orang masih jam 6 ini, kepagian astaga." gerutunya pelan.

"Udah gak usah banyak protes! Mama potong uang jajan kamu nanti." oh Mamanya denger ternyata.

Yuta buru-buru masuk kamar mandi sebelum nanti dipotong beneran uang jajannya. Kan berabe, gak bisa nongkrong-nongkrong lagi dong.

Sekitar dua puluh menitan Yuta mandinya. Sebenernya Yuta tuh mandinya cepet, yang bikin lama itu boker dulu. Yuta bisa ngabisin waktu setengah jam lebih buat boker. Sambil nungguin pupnya keluar Yuta tuh biasanya bikin drama gitu, dimana dia suka ngomong sendiri seolah-olah menjadi laki-laki dan perempuan yang sedang bermadu kasih atau bertengkar hebat berujung dengan pupnya yang gak mau keluar gara-gara Yuta terlalu mikirin konflik dan ending dramanya mau digimanain.

Setelah selesai pake baju Yuta buru-buru turun buat manasin motornya, takutnya nanti kena omel mamanya lagi kalo kelamaan.

Sambil nunggu motornya selesai dipanasin, Yuta mau sarapan dulu. Di ruang makan keliatan mamanya yang udah beres sarapan. Yuta duduk di tempat biasanya dia duduk.

"Lama banget sih kamu, udah mau jam tujuh nih. Cepetan diabisin sarapanya terus berangkat!" tuh kan kena omel lagi.

"Iya ma." jawab Yuta sekenanya aja lah.

Selesai sarapan Yuta sama mamanya langsung berangkat ke toko baju. Sekitar tiga puluh menitan mereka sampai di toko bajunya.

Awalnya Yuta males ikutan masuk ke toko tapi mamanya mewajibkan Yuta ikut masuk kalo gak mau uang jajannya di potong. Huh itu mulu ancemannya.
Tapi Yuta tahu kenapa dia disuruh ikut masuk. Pasti disuruh bawain barang-barangnya. Jadi babu deh Yuta di minggu pagi yang mendung ini.

Pas udah selesai belanja bajunya, Yuta disuruh nunggu di depan toko sambil jagain barang belanjaannya tadi soalnya mamanya mau ke pasar depan toko buat beli sayuran.

Yuta udah nunggu tiga puluh menit lebih tapi mamanya belum juga keluar dari pasar. Udah kepanasan dia tuh kena sinar matahari yang mulai terik. Jadi ikan asin ikan asin dah.

Tiba-tiba Yuta lihat mamanya keluar dari pasar tapi anehnya mamanya itu gak bawa belanjaan satupun. Udah dipanggil berkali-kali tapi mamanya tetep gak nengok ke dia. Mamanya itu malah jalan buru-buru ke arah kanan gak tahu mau kemana. Yuta udah mau nyusulin mamanya, dia udah jalan beberapa langkah tapi dia nengok lagi ke arah pasar. Di sana dia lihat mamanya yang lagi nenteng sayur sama buah mau nyebrang jalan. Yuta kaget dong, dia langsung nengok ke arah mamanya 'tadi' dan gak ada siapa-siapa. Dan Yuta sadar, mamanya yang 'tadi' cuma bawa kantong plastik warna item bukan tas coklat kesayang mamanya ini.














































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Di bawah selimut, Desember 2020
~Ayen

CRYPTICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang