( O2. Keraguan jadi Tumpuan )

179 30 4
                                    

Waktu istirahat pun t'lah tiba, tak lupa jua lonceng terdengar ke seluruh penjuru Laksanabaswara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu istirahat pun t'lah tiba, tak lupa jua lonceng terdengar ke seluruh penjuru Laksanabaswara. Para siswa-siswi pun mulai berjalan keluar tuk hilangkan penat belajar. Namun, berbeda dengan seorang siswi yang tak pedulikan semua, ia masih membaca sebuah buku di perpustakaan yang letaknya di ujung sekolahan, jauh dari semua keramaian.

Kesunyian mendadak hilang, tergantikan suara seorang tuan yang tak bisa dikecilkan. "Doyeon, where are you?" Sang tuan berucap dengan penuh kehebohan, tatapan tajam dilayangkan penjaga perpustakaan untuk dirinya.

Sedangkan sang puan memilih menenggelamkan wajahnya di balik tumpukan buku yang dipinjam, merasa malu dengan tingkah salah seorang temannya. "Badan lo kayak tiang, jadi ngumpet tetep kelihatan," ucap sang tuan sembari duduk di hadapan.

"Jangan malu-maluin gue anjir Lucas," ucap sang puan berasma Doyeon itu dengan tatapan tajam.

Sedangkan sang tuan dengan asma Lucas yang tersematkan hanya tertawa melihat puja── ah sahabatnya yang nampak kesal. "Ngantin yok lah, laper gue."

"Lo ngga lihat gue lagi ngapain?"

"Lo? Kelihatannya aja baca padahal pikiran gatau kemana," balas Lucas sembari menatap Doyeon.

Doyeon terdiam, karena yang dikatakan tak sepenuhnya berisi kesalahan. Pikirannya melayang ke hal lain jauh ke angan.

"Njir gue ditinggal ngelamun. Dah yok kantin, laper gue. Keburu soto Mbak Mina habis gue ngga kebagian kan mampus," Lucas berdiri sembari mengambil beberapa buku yang dibaca Doyeon, berminat mengembalikan.

"Gue ngga laper, lo pergi aja sendiri. Anak KASA pasti udah di sana semua. Hush pergi!"

"Kok lo ngusir? Sejak kapan sekolah punya lo?"

"Barusan gue beli, udah sana lo pergi," ucap Doyeon sembari mendorong tubuh Lucas.

Sedangkan Lucas menahan dirinya, dengan cara memegang sisi kursi. Namun pada akhirnya ia jatuh bersama suara kursi. Mendadak sunyi, penjaga perpustakaan tak lagi bisa diam. Dengan segera dia datang dan menjewer telinga kedua siswa siswi yang buat keributan.

"Teh Gyuri astaga, yang ramai Lucas, sakit teh," Doyeon nampak berucap kesakitan, sembari mengikuti langkah kaki penjaga perpustakaan.

"Teteh geulis pisan, aduhhhhhh sakit teh, lepasin Lucas yang ganteng ini," ucap Lucas yang masih sempatnya mengeluarkan gombalannya.

"Kalau mau pacaran mbok yo ndek luar. Awas teteh lihat kalian di dalam," ucap Jang Gyuri, penjaga perpustakaan yang masih muda nan menawan dengan tatapan tajam dilayangkan ke arah di muda-mudi di depan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kausa RahsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang