#10 - Suspect

31K 4K 1.8K
                                    


#10 – Suspect



Erin menarik nafas dalam, menghembuskan sambil melangkah di koridor lantai dua. Saat cukup jauh dari ruang BK tempatnya tadi, gadis itu berhenti . Berbalik menghadap dua orang laki-laki yang ikut berhenti memandangnya.

Marten mencuatkan bibir, "Rin, itu tadi gue baru beli," katanya memelas.

Aryan di sampingnya menyenderkan tangan ke balkon pembatas, memandang ke arah lapangan di bawah dengan tenang tak peduli.

"Lo tuh..." Erin melengos keras, "Ten, makanya. Yang dibawa ke sekolah jangan vape aja, otak juga," katanya pedas membuat Marten merapatkan bibir.

"Emang nggak ada tempat lain ya? Ngapain lo di belakang ruang radio?" tanya Erin mulai mengomel. "Elo tuh ya. Elo mau kayak Aryan yang udah dapat SP? Untung tadi gue bisa nego lo cuma beresin aula."

Aryan yang namanya disebut masih tak peduli banyak. Sementara Marten menciut diomeli babak kedua setelah tadi disidang Miss Jessie.

Erin menggeram kecil, kini beralih pada Aryan. "Lagian lo juga, Yan. Lo bisa nggak sih ngasih tau curut lo ini buat pinteran dikit? Ini udah semester dua. Gue udah bilang, terserah lo mau rokok kek tonjok-tonjokan, sampe minggat kelas. Tapi inget, jangan ketauan."

Aryan diam beberapa saat tak menjawab. Tapi kemudian mendesah pelan menoleh pada Marten. "Sana lo pergi," usirnya tiba-tiba membuat Marten terkejut. "Gue mau ngomong sama Erin."

Marten mendelik, "gabung dong masa gue dimusuhin," rengeknya tak terima.

"Pergi, anjir. Susul Bams nyapu aula," kata Aryan dengan nada mengancam.

Marten mendecak, memandang keduanya bergantian. Tapi kemudian menurut saja berbalik dan melangkah pergi.

Erin melipat kedua tangan depan dada, menghadap Aryan menunggu.

"Gue sebenarnya udah kepikiran ini lama," kata Aryan memulai tanpa basa basi, walau sedikit memelankan suara.

"... Gue ngerasa di kelas kita ada PD."

"Hm?" Erin mengernyit, tersentak kecil.

Aryan menipiskan bibir sejenak, "awalnya gue pikir elo, karena elo MPK juga aktif OSIS. Tapi, elo juga pasti repot kalau kelas ada kasus. Jadi lo orang yang pasti ngehindarin ngelapor," katanya serius membuat raut wajah Erin perlahan berubah.

"Ruang radio di pojok gedung baru. Ini hari Rabu, bukan hari penting atau khusus. Hari yang bener-bener biasa. Tapi kenapa bisa pas banget ada guru yang lewat sana waktu Marten sama Bams ngevape?" kata Aryan mulai menganalisis. Erin tertegun baru menyadari hal itu juga.

"Sebelum pergi tadi, Marten udah jadi ember berisik yang ngumumin dia dibawain vape sama Bams," lanjut Aryan membuat Erin makin membeku sendiri. "Wajar kan kalau gue mikir anak kelas sendiri yang ngelapor?"

Erin mengerjap sesaat, mengernyitkan kening. "Tapi Yan, kalau ada anak PD di kelas, terus Ezra gimana? Kenapa Ezra selalu ngelindungin kelas terang-terangan di grup? Ezra pasti tau siapa aja anak PD yang selama ini rahasia itu." Erin diam sejenak, "atau... justru Ezra?"

"Ya mungkin karena dia anak kelas," kata Aryan tenang. "Karena dia temen kita. Jadi dia cuma ngelapor satu dua kali, kewajibannya jadi PD. Dia pasti udah sepakat sama Ezra tentang ini."

Erin mengerutkan kening, mencoba memahami lebih dalam. PD alias Penegak Disiplin di sekolah memang organisasi rahasia seperti intel. Mereka hanya beranggotakan 11 orang, dengan pemimpin utama adalah wakil OSIS 2, satu-satunya anggota yang diketahui. Walau beberapa orang mulai terkuak juga, kebanyakan dari kelas dua belas dan dua orang dari kelas sepuluh. Sementara anggota kelas sebelas belum terungkap semua. Dengar-dengar, si seketaris OSIS juga salah satunya. Tapi, para murid masih belum tau pasti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Woman On TopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang