Jeje duduk mendekat ke kursi samping jendela kelas. Ia memandangi Tavisha yang pasrah saja dijadikan percobaan make up oleh Soraya siang itu di kelas. Cessa juga di sana, memandangi pallete milik Soraya dengan kening berkerut. Sementara Erin sedang di kantor, lagi-lagi dipanggil Pak Jay karena ada kasus.
Di kelas ini, yang memang suka dandan cuma Soraya. Itupun juga musiman. Sebagai Ratu Endorse dari IPS1, Soraya memang sering bawa-bawa make up buat review. Kadang, dia juga nggak ngerti cara pakainya gimana. Sampai Soraya pernah ke kelas sebelah, 11 IPS 2 kandangnya para bidadari, untuk bertanya cara pakai make up yang benar.
Dan hari ini, Tavisha yang jadi percobaannya. Jeje dan Cessa, dua cewek macho kelas ini, hanya memandangi fokus. Sebenarnya ingin tau juga, tapi baru liat perlengkapan make up aja rasanya ribet banget.
"Itu buat apaan sih Ya?" tanya Jeje menunjuk manik-manik kecil-kecil berbentuk bintang kelap kelip.
"Di mata gitu biar kayak girlband Korea," jawab Soraya menoleh sesaat, lalu kembali menyapukan warna peach ke kelopak mata Tavisha yang memejamkan mata.
Cessa mengernyit, "emang nggak kecolok?" tanyanya bingung. Jeje mengangguk setuju.
"Lah Ces lo kan sering manggung masa nggak pernah pake?" tanya Soraya balik, "itu biar mata lo bling bling gitu loh. Buat ke pesta gitu biar cakep."
"Gimana makenya?" tanya Cessa mencoba meraih satu.
Soraya melengos. Ia melepaskan Tavisha, beralih pada Cessa di sisi kirinya. Gadis itu menempelkan atas manik ke jari, kemudian merapat pada Cessa menempelkannya di ujung mata sipit gadis itu. "Ini biasanya pake lem bulu mata biar awet," kata Soraya menekan-nekan lembut manik di ujung bawah mata Cessa.
"Iiiii cakeppp!" pekik Tavisha berbinar melihat Cessa mulai mengerjap-ngerjap. Cahaya matahari dari jendela di sampingnya terpantul ke manik, membuat mata gadis itu jadi berkilau.
Cessa meraih kaca Soraya, memerhatikan wajah sendiri. Jeje jadi ikut memandangi kotak kecil berisi manik itu.
"Sebenarnya ini buat entar sore, barang baru dikasih Jiyo IPA," kata Soraya menutup kotak kecil berisi manik itu. "Eh sini lanjut," katanya menarik pipi Tavisha agar menoleh padanya.
Bertepatan ketika beberapa siswa IPS 1 memasuki kelas, langsung ingin tau apa yang para gadis itu lakukan.
"Mata lo kenapa Ces? Belek?" celetuk Dafa membuat Cessa yang sedang menikmati pantulan wajah di cermin langsung merubah ekspresi mengeruh.
Cessa dengan kesal langsung menaruh kaca dan melepas manik di bawah matanya.
"Lah belum poto! Padahal bagus kok," kata Soraya protes menoleh pada Cessa yang manyun sebal.
Dafa yang menarik kursi duduk di belakangnya malah tertawa puas. "Jangan ikut dandan lah Ces. Entar makin cantik makin banyak yang naksir lo," kata Dafa dengan nada menggoda, membuat Cessa dengan kesal berbalik dan ingin berdiri menonjoknya sebelum Dafa segera menarik Jonathan sebagai tameng berlindung.
"Dia nggak dandan aja lo bucin apalagi dandan," komen Alvine duduk di salah satu meja terdekat.
Jeka mendengus melihat Dafa yang memeletkan lidah pada Cessa sebelum Cessa menggeram kesal dan kembali duduk di kursinya. "Heran. Anak sini napa dah nggak tau diri semua," katanya geleng-geleng. "Udah tau ditolak masih aja ngegas. Aming, Yuta, tambah elu."
"Gue nggak dong," celetuk Junaid sudah meraih hape sibuk membukanya.
"Lah itu namanya berjuang!" celetuk Tavisha semangat, "kalau ditolak ya bangkit lagi dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Woman On Top
Fiksi RemajaKelasnya dijuluki Pangeran. 3/4 isinya cowok-cowok ganteng penuh karisma, cuma ada lima siswi. Badboy? Tawuran dan bolos sering. Sebat rajin. Tapi.... uwu. Kalau kamu cari cerita cinta tentang badboy yang gemas dan romantis, jangan harap akan kamu...