2. Mantan Cogan

11 2 0
                                    

2. Mantan Cogan

"Satu...dua...tiga...empat...lima..."

Menghitung kendaraan lewat adalah salah satu kegabutan yang dilakukan gadis berambut sebahu itu saat ini. Menunggu kakaknya yang tak kunjung datang membuat dia bosan sendiri.

Biasanya, Leya akan bareng bersama sahabatnya. Tapi khusus hari ini ia ingin pulang bersama kakaknya.

"Pengen aja sih." Itu kalimat yang dikatakan Leya kepada teman-temannya.

Jalanan mulai sepi, terlihat jam hitam di pergelangan tangan menunjukkan pukul 16.30.

"Ck. Kemana sih si jamet?" Niat hati ingin naik grab tapi sayang uang. Harusnya tadi pulang bareng sama Kala aja. Tapi entah hati Leya ingin menunggu kakak tercintanya.

Jarak rumahnya dengan sekolah sangat jauh. Maka tarif grab pun sangat mahal. Prinsip Leya 'gapapa nunggu berjam-jam yang penting uang terselamatkan untuk membeli skincare'.

Leya menyenderkan kepalanya di dinding halte. Memejamkan matanya lelah.

Sekian detik terdengar deruman motor yang mengganggu Leya. Seperti sengaja. Leya berdiri berkacak pinggang di depan halte.

Bangsat nih orang minta dikubur.

Lewat. Motor KLX dengan warna hitam beserta penumpangnya melewati Leya yang siap-siap melemparkan botol ke arahnya. Hasil mungut dari tong sampah btw.

Plak...

Kena! Leya bersorak hati lemparannya melesat dengan baik mengenai kepala si setan. Menepuk-nepuk kedua telapak tangannya dengan girang.

Mampus!

Satu kata untuk Leya. Si pemilik KLX yang tadi dilempar botol Leya mengaduh kesakitan. Berhenti secara mendadak. Untung saja jalanan sepi, kalau tidak wah kacau jadi kecelakaan beruntun.

Cowo itu membuka kaca penutup helmnya dan menatap tajam Leya yang berdiri kaku di depan halte.

"1...2...3...kaburr huaaa..."

Leya berlari sambil menelpon seseorang.

"Woi jamet gausah jemput gue, gue naik grab." Leya berbicara dengan sedikit berteriak dan nafasnya yang terengah-engah.

"Goblok!"

Telepon dimatikan sepihak. Sudah hancur prinsip Leya dan sia-sia dia menunggu selama 2 jam di halte banyak nyamuknya itu.

Bentar. Ada yang salah. Dari tadi Leya berlari, kok masih ada di depan halte.

Leya tertawa hambar, menengok dengan pelan ke arah belakangnya dan damn it...

Leya terkulai lemas. Tasnya bego. Kenapa harus ketangkap sama cowo itu sih.

"Cowo, maaf ya gue ga sengaja tadi. Nanti gue ajak kencan deh. Pliss.."

Tasnya sudah dilepas oleh cowo itu. Leya memohon dengan kedua tangan yang terkatup. Nanti kalo cowo itu psikopat gimana? Bisa melayang nyawa Leya. Dia gamau mati dengan kondisi gagal move on. Tidak boleh pokoknya.

SeraphineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang