5. Taman
Seharian ini, Leya berusaha menghindari yang namanya Laksa. Saat Kala, Nata dan Dara ke kantin, dirinya tak ikut daripada dia bertemu dengan Laksa. Lebih baik dia menahan laparnya di dalam kelas.
Salah satu teman kelasnya, memasuki kelas dan memanggilnya.
"Leya!" Panggil Cerry.
"Apaansi buah ceri?!" Udah enak-enakan tidur diganggu lagi.
"Serah lo! Dipanggil Bu Riska tuh di kantor." Leya mendongakkan kepalanya mencari keberadaan Cerry yang sudah duduk di bangkunya.
"Ngapain cari gue? Ga biasanya deh."
Cerry hanya mengedikkan bahu acuh membuat Leya ingin melempar buku ke arahnya. Sebelum Bu Riska yang sangat moodswing itu memarahi dirinya, Leya segera bergegas ke arah kantor guru.
"Assalamu'alaikum." Salam Leya sopan. Memang jika dihadapan orang yang lebih tua Leya akan sopan kok.
Tak ada yang menjawab. Karena memang kantor guru sangat ramai oleh murid yang mengumpulkan tugas dan guru yang sedang istirahat. Lagipula Leya mengucapkan salamnya dengan pelan.
Leya menoleh ke kanan ke kiri mencari meja Bu Riska. Menemukannya tepat paling belakang bagian tengah dan ada satu cowo yang duduk membelakanginya.
"Permisi bu, ada apa ya manggil saya?" Leya menundukkan kepalanya sebentar dan tersenyum melihat Bu Riska yang baru nenyadari Leya berada di depannya.
"Leya ya? Duduk dulu." Bu Riska membenarkan kacamatanya yang melorot itu sambil menatap Leya yang duduk.
"Iya bu. Ada apa ya?" Leya menoleh ke kanan penasaran dengan cowo yang ada disampingnya. Mungkin aja cogan. Aw..
"Astaghfirullahal'adzim!" Leya terjengat kaget dan segera berdiri dari kursinya. Memegangi dadanya yang hampir sesak itu. Ah lebay...
"Kenapa ya Leya?" Bu Riska menatap heran ke arah Leya. Leya menggelengkan kepalanya dengan senyum yang dipaksakan.
Leya segera menormalkan kembali rautnya walaupun itu agak sulit. Dan kembali duduk di samping...
Laksa!
"Sebenarnya kamu saya panggil itu untuk menemani Laksa untuk keliling sekolah ini. Kata Laksa yang dikenal di sini cuma kamu dan dia juga ingin kamu yang nemenin dia. Bisa kan Leya?" Bu Riska menatap Leya yang sudah was-was di tempatnya.
"Aaa saya gakenal dia tapi Bu." Elak Leya yang tersenyum kikuk di depan guru matematika killer itu.
Leya menoleh ke arah Laksa, menatapnya penuh kesal. Sedangkan Laksa yang ditatap hanya ber raut datar.
"Yaudah kalo ga kenal maka kenalan. Terus kamu juga udah sampai sini, jadi gapapa nemenin Laksa. Ngenalin lingkungan sekolah aja gampang kan?" Leyaa menoleh ke arah guru killer itu. Sepertinya mood guru itu akan meledak. Terlihat bagaimana cara Bu Riska meninggikan nada bicaranya.
"I-iya sudah Bu. Saya temani Laksa keliling sekolah." Leya menunduk hormat dan segera permisi dari hadapan guru killer itu.
Tidak lupa menarik paksa Laksa untuk keluar dari ruang guru. Kurang ajar si Laksa. Dia sudah merelakan waktu istirahatnya untuk menghindari Laksa, malah dengan seenak jidat Laksa memangilnya. Sialan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraphine
Teen FictionLeya Seraphine. Seorang gadis berambut sebahu dengan mata cokelat indahnya. Dia itu pecicilan, suka teriak-teriak, suka telur gulung, tentunya juga suka Laksa. Mantan pacar dua harinya yang bikin dia gagal move on atau biasa disebut gamon. tapi buka...