3| Just Play!

19 7 0
                                    

"KAU GILA?!" pekik Nick bersamaan dengan lompatan tiba-tiba. Martha terperanjat, namun mukanya tetap tenang.

"Aku yakin kau masih ingat seberapa 'Indah'-nya 'kebun' Mr. John." George menimpali dengan menekankan beberapa kata sarat akan sarkasme. "Atau kau bisa menyebutnya hutan, saking luasnya." timpal Nick lagi sambil menjentikkan jarinya.

"Oh ayolah! Kita butuh permainan yang lebih memacu adrenalin daripada hanya bersembunyi." jelas Martha dengan wajah sedih.

"Hanya? Apakah bermain petak umpet di tengah 'hutan' Mr. John merupakan perkara yang enteng untukmu?" kini Jennie yang menimpali. Trio chaotic itu kalau sudah sependapat diantara ketiganya pasti akan beda pendapat dengan empat orang lainnya.

"Kebun Mr. John tak semenyeramkan itu kupikir.." jawab James tenang, mengunyah gummy bear milik Andrea yang bungkusnya sedang dipegang Jennie. Martha menjentikkan jarinya menatap James penuh kesetujuan.

"Kau bilang kau tak ingin permainan yang membosankan, bukan begitu Nick?" seperti Jackson tengah memihak Martha untuk saat ini.

"T-tapi--"

"Cukup!" belum Nick menyelesaikan ucapannya, Jennie memotong ucapannya sambil mengangkat kedua tangan tanpa sadar gummy bear yang ada di tangannya berhamburan kemana-mana, tapi Jennie tak peduli. "Ayo kita ambil vote!" sarannya disetujui oleh semua orang.

"Tumben sekali kau bijaksana." celetuk George, mendapatkan delikan tajam Jennie.

Nick, George, dan Jennie memilih bermain di sekitar basecamp, Martha, James, dan Jackson memilih bermain di dalam kebun Mr. John, kini tinggal Andrea yang belum memilih. Gadis bersurai coklat madu itu tengah menimbang-nimbang, pasalnya keputusan seolah berada di tangannya untuk saat ini.

Andrea ingin memilih bermain di dalam kebun Mr. John, karena dirinya penyuka horor dan kebun Mr. John yang penuh misteri itu cukup membuatnya penasaran, namun di sisi lain gadis itu tak ingin membuat trio chaotic itu ketakutan.

"An! Ayo bermain di sekitar basecamp saja! Kau kan sahabatku!" ucap Jennie dengan bibir ditekuk. "Hey, biarkan dia memilih!" tukas Martha membuat Jennie mendatarkan seluruh elemen wajahnya.

"Maaf Jen, kurasa aku setuju dengan Martha. Lagi pula hantu itu tidak nyata, apa yang kalian takutkan?" ucap Andrea diangguki Martha. Nick menelan salivanya susah payah, apa yang diucapkan Andrea benar, hantu itu tidak nyata.

***

Ketika sang surya berada di ufuk barat cakrawala, mereka bertujuh berjalan memasuki kebun Mr. John. Suasananya begitu sejuk karena lebatnya pepohonan dan angin sore yang berhembus.

"Oke, sebelum kita masuk ke dalam... Mari kita bagikan kartunya secara acak." Martha mengacak tujuh kartu yang sudah dipisahkan kemudian meletakkannya di atas tanah secara terbalik.

Mereka semua begitu hening, serius sekali seolah permainan petak umpet ini melibatkan nyawa mereka dalam bermain.

Mereka mengambil masing-masing kartu kemudian menutupnya, menyembunyikan isinya dari pemain lain sambil meneliti mimik wajah pemain lain. Menebak-nebak siapa pemegang kartu Joker agar bisa lebih waspada.

Namun sayangnya mereka semua bermimik sama, tersenyum penuh arti saling bertatapan satu sama lain.

"Ok, sekarang kita berpencar! Ayo kita berkumpul lagi di sini saat matahari mulai terbenam!" ujar Martha, gadis itu yang tersenyum paling lebar, paling antusias.

Hide and Seek [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang