1. UN(TOUCHABLE) YOU

53 5 0
                                    

Arunika POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arunika POV

Mataku mengerjap beberapa kali, pengelihatan ku memburam begitu aku membuka mata. Kepalaku begitu pening serasa sehabis dipukul oleh sesuatu sebelumnya. Tubuhku lemas dan aku baru sadar jika diriku terduduk di kursi, dengan tangan dan kaki yang diikat.

Hal pertama yang kulihat pertamakali saat membuka mata adalah kakiku yang tak mengenakan apapun. Sekejap jantungku berdegup kencang saat menyadari diriku berada di tempat yang tak kukenal.

Aku mendesis pelan, merasakan perih dipergelangan tangan saat mencoba untuk melepaskan ikatan yang sialnya sangat kencang. Ku edarkan pandanganku, ruangan ini tidak begitu luas, seluruh catnya berwana abu-abu gelap. Di ruangan ini tak ada apapun kecuali lampu temaram yang menggantung di atas. Dan aku baru menyadari, ruangan ini tak memiliki pintu.

Ah, sial. Apa yang terjadi sebenarnya?!

Aku sama sekali tak bisa mengingat kejadian sebelum ini. Mengapa aku terbangun di entah di mana ini, dengan tangan terikat.

Jantungku berdebar kencang saat mendengar bunyi seperti tuts nomor yang ditekan beberapa kali. Setelah itu, tiba-tiba dinding di hadapanku terbuka dan menampilkan beberapa pria berbadan besar dengan pakaian hitam-hitam yang terlihat menyeramkan.

Aku bergidik ngeri saat salah satunya menatapku tajam.

Mereka masuk ke dalam ruangan, membuat aku semakin ketakutan. Di belakang para pria besar itu ada seorang pria yang pakaiannya berbeda. Ia menggunakan kemeja putih yang dua kancing atasnya terbuka. Pria itu bersetelan semi formal, namun badannya begitu besar dan wajah berekspresi datar membuat ketakutanku semakin menjadi.

Pria-pria berbaju hitam menyebar ke setiap sudut ruangan, sedangkan pria berkemeja putih berjalan ke arahku. Matanya menatapku seperti hendak menyantap makan malam.

Jantungku semakin berdetak kencang, diiringi tubuhku yang gemetaran seiring dengan langkahnya mendekatiku.

Pria itu berjongkok di hadapanku. Matanya begitu mengintimidasi, membuatku merinding. Aku memberanikan diri menatap matanya walau tubuhku tak berhenti bergetar.

Aku ingin bersuara, namun entah mengapa rasanya suaraku menghilang begitu saja. Aku masih tidak mengerti apa yang terjadi, sungguh.

"Kau nampak bingung." Katanya.

Pria itu mendekatkan wajahnya ke leherku, "Sungguh malang kau mempunyai ayah yang bodoh." Bisiknya di telingaku.

"Salahkan ayahmu, atas hal ini."

Seketika aku menegang, membatu tak dapat bergerak. Aku ingat sekarang, kejadian sebelum ini, aku mengingatnya!

•••

Author POV

Dua jam yang lalu.

UN(TOUCHABLE) YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang