2. UN(TOUCHABLE) YOU

27 4 0
                                    

Seberkas cahaya putih yang menyilaukan masuk melalui celah mataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seberkas cahaya putih yang menyilaukan masuk melalui celah mataku. Kupejamkam lebih erat mataku karena cahayanya terlalu menyilaukan.

Apakah aku mati?

Benar, mungkin aku sudah mati. Si brengsek itu yang telah membunuhku tanpa belas kasih, dasar pria berhati dingin. Apakah aku akan menjadi arwah gentayangan? Jika iya, orang yang pertama kali akan ku hantui adalah pria itu. Akan kuhantui dia sampai dia bersujud meminta maaf atas kematianku.

Setelahnya akan kudatangi pria tua tak bertanggung jawab yang menumbalkan kesalahannya padaku sehingga aku merenggut nyata, hingga dia kena serangan jantung.

Tapi, seharusnya menjadi arwah tidak akan merasakan rasa sakit kan?

Entah mengapa kepalaku pening, dan tangan kiriku terasa sakit. Cahaya putih yang menyilaukan itu pun lambat laun memudar.

Tunggu, apa aku akan masuk neraka?!

Pandanganku memburam, aku ingin menggerakan tangan namun hanya jariku saja yang bergerak itupun hanya jari telunjuk. Tenggorokanku sakit sekali, dan terasa kering.

Aku mengerjapkan mata beberapa kali hingga pandanganku fokus. Ini adalah awal kebangkitanku sebagai hantu. Menyedihkan.

Hal yang pertama kulihat adalah sebuah atap dan lampu LED yang bertengger di sana.

Wah...rasanya pengelihatan saat menjadi hantu dan hidup sama sekali tak ada bedanya. Ah sial, seharusnya aku masih hidup sekarang. Kurasa aku akan terus bergentayangan hingga dendamku terselesaikan.

"Kau hidup?"

Sebuah suara pria bertanya disebelah ku, nampak tak asing di telinga dan terdengar cukup jelas bahwa dia terkejut.

Aku mencoba tersenyum, namun wajahku kaku dan tubuhku lemas. Menjadi hantu apakah tidak memiliki energi begini?

"Tak kusanga kau hidup." Kata suara yang sama.

"aku hidup." Kataku memaksakan tenggorokanku mengeluarkan suara sambil berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya di mata.

Tunggu. Aku hidup?!

"Aku hidup?!" Pekikku pelan, ingin rasanya berteriak namun aku tak cukup punya tenaga.

"Itulah yang aku herankan, kau hidup? Bagaimana mungkin."

Susah payah kucoba menoleh ke arah sumber suara. Dan tau apa yang kudapatkan?

Si brengsek berhati dingin sedang berdiri di sampingku, dengan wajah datarnya yang membuatku ingin memukulnya berkali-kali.

Pria itu, siapa namanya... Delion! Ck, namanya seperti nama wanita.

Pria itu menatap lurus ke arahku, sedetik kemudian sebuah senyuman kecil terukir di wajahnya. Dan aku kembali bergidik takut karenanya. Pria itu lebih baik berwajah datar daripada tersenyum.

UN(TOUCHABLE) YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang