07

156 13 6
                                    

" hhhh Gema lagi ngapain ya ,," pikir Reza. Dia tidak habis fikir kenapa dia bisa memikirkan gadis yang jelas jelas baru 2 hari dia kenal. Entah apa yang menarik dari gadis itu, tapi yang jelas dia merasa nyaman saat didekatnya.

"Sayang sini turun makan dulu," panggil seseorang dari bawah sana. Tanpa pikir panjang Reza pun langsung turun dan menghampiri kedua orang tuanya yang sudah menunggu dimeja makan.

"Eh anak papa kayaknya lagi seneng nih ya ,,, mukanya cerah banget," celutuk sang papa ditengah tengah acara makan malam mereka. Mendengar hal itu sang terdakwa hanya bisa tersenyum saja sebab tak bisa ia pungkiri bahwa ia sedang bahagia karna telah mengenal sosok Gema.


🍂🍂🍂

Dilain tempat ada sesosok manusia tengah merenung di bawah sinar bulan, ia merenungkan kata kata orang tuanya tadi sore, raut kesedihan terpancar jelas diwajah gadis itu

Dear diary..

Untuk segala kepedihan yang terjadi dihari ini, semuanya aku pasrahkan
Aku tak berharap banyak untuk diriku
Cukup kuat, dan bersabar sejauh mana raga ini dapat membawaku bertahan

Dan untuk diriku,,
Terimakasih telah mampu bertahan sejauh ini
Kamu hebat dengan segala kekuranganmu
Tetap berusaha menjadi tawa untuk orang lain,
Walau kau sadar tak lagi ada tawa untuk dirimu sendiri
Tetap kuat, tetap sabar, dan tetap bertahan
Tuhan tau sampai mana batas dirimu
Tenang bumi tak selamanya kering, dan hujan tak akan selamanya turun
Akan ada akhir bahagia bagi kamu sesosok manusia kuat

I LOVE YOU MY SELF ❤️

Begitu ia mengakhiri tulisannya, sebenarnya buku diarynya itu hanya berisi beberapa tulisan penyemangat, sajak atau pun puisi yang menggambarkan suasana hatinya.

Ia memang tak pandai mengungkapkan isi hatinya di atas kertas, dan juga dia tak suka mengapresiasikan emosinya dalam sebuah buku ataupun tulisan sebab menurutnya rahasianya yg selama ini dia jaga akan terbongkar jika saja buku diary itu ditemukan orang.


~•~

Setelah dia dirasa diluar cukup dingin dia pun masuk kembali ke kamarnya. Menyimpan bukunya dan bergegas untuk tidur. Tanpa dia sadari ada seseorang yang tengah mengamatinya dengan tatapan sendu dari balik pintu kamarnya.

"Kamu harus belajar ikhlas sayang, semua bukan sepenuhnya salah dia, bukan dia yang menginginkan ini terjadi, dan aku yakin dia juga gak akan pernah menginginkan ini terjadi. Bersikaplah seperti dulu dengannya, jangan terlalu kasar, aku takut kamu menyesal nantinya," ucap seorang laki laki sambil mengelus punggung istrinya.

Diam diam sebenarnya Farah menitikan air mata melihat wajah putrinya yang tenang di dalam tidurnya. Ia tak tau mengapa ia selalu menyalahkan putrinya atas apa yang telah terjadi beberapa bulan lalu, dan dia tidak mengerti mengapa dirinya dan hatinya selalu saja merasa benci melihat wajah putrinya itu.
.
.
.
.

Lelah ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang