06

192 14 0
                                    

Orang yang paling dekat dengan kita lah yang dapat dengan mudah menyakiti kita.

# Reza Putra Perdana

***

"Gem? Uy bengong aja,"
Gema yang mendengar itu pun sontak tersadar dari lamunannya. Ia tak mengerti kenapa akhir akhir ini ia sangat sering teringat klise masa lalunya, sampai sampai ia tak sadar bahwa ia sedang melamun.

Gema merasa bersalah karna sedari tadi Reza bercerita ia malah melamun. Namun Reza memaklumi hal itu, Reza mengerti bahwa gadis disampingnya ini pasti sedang mempunyai masalah yang tak bisa ia ceritakan ke publik. Melihat kondisi Gema yang tak terlalu baik akhirnya Reza menyuruhnya untuk beristirah saja disini.

"Gem lu istirahat aja ya," bisiknya lembut. " Ntar kalo udah jam istirahat ke-2 selesai gue bangunin deh, oke"

Gema yang awalnya ingin menolak akhirnya hanya dapat mengiyakan ajakan tersebut setelah mendapat tatapan tajam dari Reza.

🍂🍂🍂

"Lu cantik Gem," ucap Reza sambil mengelus pipi putih gadis itu.
"Shit.. gue ngomong apa sih! Baru juga kenal 2 hari udah pegang pegang aja," sadar Reza sambil memukul wajahnya.

Reza adalah tipikal orang yang tidak mudah berteman dengan orang baru, acuh terhadap apa yang terjadi disekitarnya, serta tak mempunyai teman dekat. Sebab yang ada dipikirannya orang yang paling dekat dengan kita lah yang dapat dengan mudah menyakiti kita.

Tapi entah mengapa semua pemikiran dan sifat itu perlahan lahan menghilang sejak kedatangan gadis ini. Dia merasa sekarang dia mempunyai rasa untuk melindungi orang lain.

Dan Reza tak pernah menyangka kisahnya bermula dari sini.

🍂🍂🍂

"Reza bangunnnn," teriak Gema tepat ditelinga Reza.

Reza yang terkejutpun sontak terbangun " Apa sih Gem teriak teriak ? Sakit tauk kuping gue! Kalo pekak kayak mana?!" Ucap Reza geram.

"Biarin! Biarin aja biar pekak sekalian. Lu tau gak ini udah jam terakhir Za dan 10 menit lagi kita pulang!" Ucap Gema frustasi

"Ealah Gem Gem baru juga sekali kan kayak gini, gak papa gak"( santai sekali kamu nak )

"Ya emang baru sekali Za tapi kan status gue sekarang murid baru!! Baru 2 hari pula, apa kata guru guru nanti? Apalagi sekarang kita cuman berduaan di UKS ini kalo kamu sadar!" Emosi Gema pun sudah tidak bisa ditahan lagi. Ia bingung bagaimana ia akan menjelaskan ke guru guru nantinya, apalagi kalau sampai guru guru itu melaporkan ke kedua orang tuanya. Ia tak tau harus bagaimana dan sekarang yang bisa dilakukannya hanya menangis.

Sontak saja Reza bingung bagaimana cara mendiamkan gadis ini. Hari ini dia sudah 2 kali melihat gadis ini menangis dihadapannya.

Akhirnya dia mengajak gadis itu ke parkiran untuk menunggunya. Sedangkan Reza, ia pergi menuju ke ruang BK dan memb dan memberi tahu gurunya tersebut mengapa mereka tidak masuk  kelas tadi. Dan gurunya itu pun mengerti dan mengizinkan mereka untuk pulang lebih awal.

Di perjalanan Gema hanya bisa terdiam dan berfikir apa yang akan orang tuanya lakukan jika sampai mereka tau bahwa setengah hari tadi ia tidak masuk sekolah. Untungnya setelah memberitahu alamat rumahnya Reza tak banyak bertanya lagi.

🍂🍂🍂

"Makasih ya Za, udah dulu ya gue masuk lu hati hati pulangnya" ucap Gema sendu.

"Yaudah Gem gue balik ya, Maaf buat yang tadi gara gara gue lu jadi panik gini" ucapnya merasa bersalah.

"Yo dah lah Za. It's okay :)"

Setelah memastikan Reza sudah pulang. Akhirnya ia pun masuk kedalam rumah yang menyimpan sejuta luka ini.

Sunyi....

Begini lah suasana rumah ini. Tak ada kehangatan, tak ada canda tawa, tak ada lagi warna. Ia tau semua penyebab ini adalah dia. Dia yang meyebabkan semuanya hilang begitu saja. Sekarang ia sudah tak mampu lagi menampung air matanya. Semua pecah seketika, ia bingung kenapa dirinya bisa jadi secengeng ini sekarang? Apa semua tegarnya hanya bisa ia rasakan diluar rumah ini?

Gema pun hanya bisa meratap nasipnya yang sekarang, hidup dengan segala kehampaan dan kekosongan. Tanpa rasa dan warna.

Segelap awan yang akan menurunkan hujan, sesunyi tempat yang tak berpenghuni, dan sehambar makanan tak berperasa.

***

Didalam kamar , Gema sedang asik mengerjakan soal-soal yang tak sempat ia kerjakan tadi. Tenggelam dalam keasikan sampai sampai ia tak sadar bahwa sudah ada seseorang yang sedang menunggu untuk  menumpahkan segala amarah kepadanya.

"Gema! Sini kamu!" Sontak ia pun terkejut mendengar panggilan itu. Ia berfikir apa lagi yang telah ia lakukan sampai sampai saat orang tuanya baru pulang pun, ia sudah harus mendengar cacian mereka.

"Iya ma kenapa?" Ucap Gema sambil berjalan menghampiri kedua orang tuanya. Belum selesai dia mengatur nafas tiba tiba sebuah tamparan mendarat sempurna di pipi chubynya.

Plak...
" Kamu kemana tadi! Bisa gak sih gak usah jadi beban terus buat keluarga ini. Bisa gak sih gak usah bikin malu keluarga ini terus!!" Bentak mamanya frustasi.

Gema yang terkejut setelah mendapat tamparan itu kembali dikejutkan dengan kata kata orang tuanya. Iya tak pernah menyangka bahwa selama ini orang tuanya hanya menganggap dia sebagai beban dikehidupan mereka saja. Ia hanya bisa tertunduk menahan air matanya yang akan keluar.

" Sekarang masuk kamar kamu, renungin apa yang udah kamu buat, sampai mama kamu marah seperti itu," ucap ayah Gema bermaksud untuk melindungi anaknya itu dari amarah ibunya.

Dengan langkah gontai Gema memasuki kamarnya, dan langsung menumpahkan semua kesedihannya, disini, seorang diri, tanpa ada satu orang pun yang dapat menjadi penopangnya.

Lelah ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang