love 9

2 0 0
                                    

Menangislah jika itu bisa membuatmu tenang. Lakukan.

_Afifah Hilya Nafisah_

Membutuhkan waktu 6 jam untuk  perjalanan mereka.

“RI, sini gua aja yang nyetir. Gantian, gak tega gua liat adek ipar gua kayaknya nahan ngantuk banget. ”ucapan Raihan membuat Fakhri kaget.

“iya bang, makasihh, ”

“Anna biar dibelakang bareng kalian, gua gak papa didepan sendrian. Oke, ”ungkap Raihan yang disetujui Hilya.

“yuk, berangkat, ”ajak Raihan bersemangat.

Selama perjalanan Anna bercerita. membuat Fakhri menguap dan mengantuk . Sebelum tidur Fakhri sempat pamit dengan Hilya kalau dia mau tidur sebentar.Hilya pun mengiyakan.

Hilya yang sejak tadi melihat Fakhri yang tertidur dengan sedikit mendengkur.hati Hilya kelu mendengar nya, Kasian. Tanpa disadar. Waktu tempuh kepondok sudah semakin dekat. Saat Hilya membangunkan Fakhri.

"Bang, dah sampai mana  ?, ” Raihan yang mendengar pertanyaan adiknya, tidak ingin menjawab.

Hilya yang sedari tadi menunggu Jawaban abangnya tapi tidak kunjung kunjung ada. Terpaksa, Hilya membangunkan Fakhri. Hilya ingin bersama Fakhri.

“mas bangun, udah mau nyampek nih,” Fakhri yang merasa dibangunkan. Kini, berusaha bangun dari rasa kantuknya.

“iya, udah nyampek mana?, ”Hilya yang tidak tau sampai mana nya, hanya bisa terdiam. “mass, ”ungkap Hilya dengan menaruh Kepala nya dipaha Fakhri . Fakhri yang merasa kalau Hilya sedang menangis dipahanya kini segera ia ambil alih. Biar Fakhri bisa memeluk istrinya itu. Tapi, hasilnya nihil. Hilya tidak bisa dipeluk nya.

Hil, kenapa kok nangis?. ” Hilya tidak menjawab segala pertanyaan yang terlontarkan suaminya itu. Begitupun dengan segala pertanyaan dari abangnya.

"RI, dah nyampe nih, dah di depan pokoknya malah, ”ungkap Raihan lihir tapi masih bisa didengar Hilya.

“sayang udah yuk, kita keluar yuk. Istirahat, ”bujuk Fakhri. 10 menit sudah mereka didalam tapi tidak dengan Anna dan Raihan yang sudah tidur dikamar tamu yang sudah disediakan dari awal.

Terpaksa, Fakhri harus menemani istrinya dan akhirnya mereka tertidur didalam mobil. Hingga shubuh tiba.

“mas, bangun. Dah shubuh, ”Dengan segera Fakhri bangun dari mimpi indah nya. “tuh kan. Matamu sembab. Kaca gih , sono. ”suruh Fakhri saat melihat mata Hilya sembab.

“biarin ah mas, gak ada yang liat ini kan.”ucapnya membuat Fakhri tersenyum senang. Ternyata istrinya ini punya tingkat kepedean yang tinggi.

“ya udah yuk shalat. Tapi, kamu shalat nya dimana? Mau gak mas imamin dikamar tamu. Yuk. ”tanpa tahu jawaban Hilya , Fakhri memastikan kalau Jawaban itu pasti iya.

my silent love with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang