Bastard vs Perfectionist

2.1K 192 3
                                    

"Anjing?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjing?"

Nanon mengumpat, ia menatap seseorang yang duduk di kursi konsulnya dengan pandangan kesal, sementara yang ditatap, "Hah? Ada yang salah dok?"

Nanon menggeleng, "Lo yang tadi malem di bar kan?"

"Oh ralat— kamu yang tadi malem di bar kan?" Nanon merasa penggunaan diksinya tidak tepat dilontarkan pada pasiennya. Meskipun ia merasa sepantaran.

Ohm Pawat mengangguk polos, rasanya ia tidak pernah bersinggungan dengan orang didepannya, dan pagi ini ia harus mendapat makian dari seorang yang asing didepannya?

"Iya semalem nge-bar, dokter— kenal saya?"

Nanon menggeleng, "Ga, cuma kemarin saya inget sama kamu gara-gara ngatain saya cantik?"

Oh, Pawat baru ingat, "Ya emang cantik sih" pujinya lagi membuat Nanon langsung menekuk wajahnya.

"Itu bibir kamu, memarnya belum ilang, mau ditambah?"

Ohm tertawa, "Canda"

"Jadi, kenapa kesini?" Nanon memulai percakapan serius mengingat entitas seorang begundal didepannya yang tidak terlihat seperti orang baik-baik masuk ke ruang konsul dan sekarang bertemu dengannya kali ini.

"I broke up with my beloved"

"Saya gabutuh penjelasan garis besar, saya butuhnya kamu cerita. Who is she? terus peran dia di hidup kamu tuh apa sampe bikin kamu seberantakan ini, dan saya yakin sih banyak faktornya diluar ini, tapi mungkin kamu gasadar dan ga mau ngasih tau"

Nanon membaca dari penampilan dan ekspresi yang ia tangkap dari orang didepannya, dilihatnya Pawat mendengus kasar, lalu mengacak rambutnya.

"Ralat, He bukan She" ujarnya.
"That's my prob"

Sebenarnya tidak perlu kaget juga, toh kemarin Nanon sudah mengumpati orang didepannya dengan sebutan 'maho'. Tapi— serius?

"Terus masalahnya?" Nanon menimpali.

"Gatau sih dok, komplikasi banget. Satu sisi ada masalah sama pacar saya, eh mantan ya? Terus sisi lain ada masalah di kuliah, terus masalah sama nyokap"

"Ada temen kan? Cerita gih sama temen-temen kamu, diluar saya merasa ga terima kamu katain cantik. Tapi diposisi saya jadi dokter paham kalo saya jadi kamu itu rasanya gimana. Kamu butuh pendengar, selama ini masalahnya kamu simpen sendirian kan?"

Ohm mengangguk, "Gimana kalo dokter jadi temen saya?" Ohm menaik turunkan alisnya.

"Kamu gainget kalo saya masih marah dikatain cantik?"

Ohm tertawa, "Kok minta maaf dok? Kan fakta. Apalagi pake jas gini, bawaannya pengen nikahin langsung"

Oke, sepertinya Nanon akan menambahkan highlight listnya.

Nanon siaga satu 🙃

───────────────

Difficult Way (OhmNon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang