Bubur

2.1K 177 24
                                    

Ohm mengawali paginya dengan memulai chat bersama dokter manis yang kemarin ia temui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ohm mengawali paginya dengan memulai chat bersama dokter manis yang kemarin ia temui. Setelah dirasa ia bingung memberi jawaban, Ohm mematikan ponselnya.

"10 rebu mas," Penjual bubur itu mengulungkan plastik berisikan bubur yang dipesan Ohm. Tangannya merogoh kantung jeans, mengeluarkan uang selembar sepuluh ribu.

"Mas, dua bungkus"

Ohm refleks menoleh, ia mendapati kekasihnya— ralat mantan kekasihnya berdiri tak jauh darinya, memesan bubur dengan dua porsi.

Merasa diperhatikan, First menoleh, mereka berdua beradu tatap, tak ada yang berani menyapa atau memulai pembicaraan, kecuali..

"Loh, mas nya ini sama mas nya ini tumben ga makan disini? Biasanya sampe tambah krupuk hahaha"

Bacot mas, orang putus.

"Engga mas, lain kali aja. Makasih mas, duluan" Ohm pamit undur diri.

"Sip, makasih nggeh mas" Ohm mengacungkan jempol, ia segera keluar dari kedai bubur itu.

Sudah jatuh tertimpa tangga, niatnya mengisi perut karena lapar, justru ia malah bertemu dengan First. Belum sampai disitu saja hingga—

"Ohm"

"Sweater gue masih di lo kan? Jam rolex gue? Sandal juga, pakaian juga beberapa masih dilemari lo kan? Banyak masih ketinggalan btw"

Anjing.

"Iya, sans, gue besok bawain semuanya. Oh iya jangan lupa ganti uang gue tiap bulan buat jatah lo skincare ya"

Mampus, kutukan mantan.

───────────────

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Difficult Way (OhmNon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang