"Silver Bullet* satu"Pria dengan setelan jaket kulit hitam dan ripped jeans itu menyodorkan cocktailnya yang kosong ke Bartender. Tak lama kemudian, ia menelungkupkan wajahnya diatas meja bar.
"Lo mabok parah," suara baritonnya sengaja dinaikkan agar sang lawan bicara bisa mendengarnya, mengingat volume sound di dalam Bar selalu keras.
Bartender tadi segera mengisi cocktail kosong yang disodorkan, yang diajak bicara mengerang kecil. "Berisik, Mike" sambil mengacak kepala frustasi.
Tangannya menyalakan pematik yang ia bawa, kemudian membakar ujung rokok yang ia apit di jari telunjuk dan jari tengahnya.
Yang namanya Mike tadi tertawa, "Jadi gara-gara apa nih bos? Kurang jatah?" Mike menggodanya, ia menyodorkan kembali silver bullet yang dipesan. Lawan bicaranya tertawa meskipun setengah sadar.
"Jatah mah gue gapernah kurang"
"Jadi apa nih? Denger-denger dari Toptap, lo udah absen kuliah 3 minggu. Lo juga kurusan Ohm, berhenti minum deh lo"
"Lo bacot juga kaya nyokap gue"
Mike tertawa, ia kembali melayani pengunjung bar lain. Ia sedikit melirik kearah Ohm yang sudah menenggak habis silver bullet yang ia baru saja sodorkan.
Benar-benar bebal.
"Gue ke kamar mandi dulu,"
Mike mengangguk, menatap Ohm yang berjalan gontai menuju kamar mandi. Jelas penampilan Ohm barusan cukup menjelaskan bahwa Ohm tidak sedang baik-baik saja. Kantung matanya yang menghitam, tubuhnya yang mengurus, dan beberapa hal berantakan lainnya.
Namanya Ohm Pawat, mantan pentolan sekolah yang sekarang merupakan mahasiswa pejuang skripsian. Ohm tak pernah lepas dari rokok dan minum. Tak heran jika nanti ia sudah penyakitan di usia muda.
Ia masuk ke dalam bilik kamar mandi, sambil duduk di toilet, ia menghisap rokok yang ia nyalakan tadi. Tangannya merogoh saku celana, membuka kontak seseorang yang berada di daftar paling atas.
"Halo, Ohm?"
"Jemput gue, tar mobilnya gue nitip Mike aja" Ia menempelkan ponselnya ke telinga, sembari menekan plush di closet yang baru saja ia duduki.
"Apa suara lo gajelas sat, mabuk lo ya?"
Ohm keluar di dalam bilik, masih keadaan setengah sadarnya, ia berjalan menuju wastafel.
BRUKK!
"Eh Mas!"
Ia bertubrukan dengan seseorang didepannya. Ohm menelisik penampilannya, rambutnya yang tampak memanjang, bola mata beningnya,
bibirnya yang—"Lo cantik,"
Entah pujaan atau hinaan.
Hingga seseorang tersebut meninju Ohm sampai ia terkapar di lantai.
"Maho lo ya" ujarnya sembari meninggalkan Ohm yang masih bisa menarik senyumnya sambil menatap stranger tadi berjalan menjauh.
"OHM! LO DIMANA?"
"Dufan bang," ujar Ohm yang sekarang kewarasannya mulai menghilang.
───────────────
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Way (OhmNon)
FanfictionWarn! Bxb Mature, non baku ⚠️ - Nanon Korapat dan segala kesempurnaannya itu bisa digambarkan seperti tokoh dalam cerita fiksi. Kehidupannya sempurna tanpa celah. Ia memiliki paras yang tampan, attitude yang baik, serta sifat 'sosial butterflynya' y...