-Pembukaan-

35 13 0
                                    

💄╬HAPPY READING╬💄
.
.
.

Gadis itu meremas rok abu-abu selutut yang ia kenakan di depan gerbang pintu masuk SMA Cendekia.

"Okey, here we go," gumamnya bermonolog.

Langkah jenjangnya menapaki conblock merah yang mengarah ke gedung tingkat dua yang megah itu.

Matanya menatap kagum gedung sekolah barunya. Belum lagi para siswa-siswi yang berkeliling dengan seragam rapi. Sial, sekolah rasa surga!

Renata menarik ucapannya dalam hati. Sebuah pot bunga terjatuh dekat di sampingnya. Hampir saja kepala Renata menjadi korban kalau tangannya tidak ditarik oleh ...

"Kamu gak apa-apa?"

Tidak, jangan bayangkan itu cowok tampan atau sejenisnya. Karena pada kenyataannya, yang menjadi superhero kali ini adalah Bu Intan, guru bertubuh besar nan gemuk.

"Nggak apa-apa, Bu." Renata menjawab pelan.

"Kamu murid baru ya? Ayo, saya antar ke kantor," ujar Bu Intan ramah.

•۝•

"Anjir, Pan! Tadi hampir kena cewek!" Guntur meneriaki Revan yang meninju-ninju pot bunga di hadapannya.

Suasana hatinya sedang tidak baik. Jika kau tanya apa penyebabnya, kalah balapan adalah jawaban yang tepat.

"Udah, Pan. Kalah menang itu—" belum juga mulut Gilbert tertutup, Revan sudah membungkamnya duluan.

"Be a ce o te," ejanya dengan lancar. Siswa yang bernama lengkap Revandra Tarachandra itu melangkah masuk ke kelas dengan rambut acak-acakan.

"Tur, gimana caranya balikin mood dia?" Gilbert bertanya serius.

"Gak tau, Gil. Udah kayak cewek pms aja tuh bocah." Guntur mengusap tengkuknya.

Guntur berpikir keras. Bagaimana cara mengembalikan mood Revan?

Dengan Kiranti? Martabak? Atau Seblak?

Belum sempat menemukan jawabannya, Guntur merasa tubuhnya tertimpa tubuh gempal yang entah bobotnya berapa.

"ASTAGHFIRULLAH, BEBEN!" teriaknya mencoba bangkit. Pasalnya, ditimpa tubuh seorang Beben itu membuatnya sesak napas.

"Ya, Maaf atuh, Tur. Beben mah nggak lihat," ucapnya dengan logat sunda kental.

"Lo hati-hati dong! Sadar diri, badan lo mirip kudanil kalo jalan pelan-pelan," gerutu Guntur memukul perut Beben.

"Eh, Tur. Beben tadi lihat cewek, geulis pisan." Mata Beben membulat.

"Ah elo, cewek aja langsung gercep!" ejek Guntur berjalan menjauh.

Bukannya apa, tapi dekat-dekat dengan Beben membuat hidungnya tercemar. Entah karena ia tidak pakai Rexona, atau karena memang keringatnya.

Berkali-kali Guntur merutuki Beben si gemuk itu dengan kata-kata kasar. Sampai-sampai ...

Brukk!

Perfect SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang