❄03🔆

567 109 1
                                    

.
.
.




Udah semingguan ini Asahi gak pernah lagi ketemu sama Winter. Sebenarnya Asahi pun mau bodo amat. Tapi setiap kali Asahi gak sengaja liat Winter-di kantin misalnya. Cewek itu selalu sendirian, ngacak-ngacak isi bekalnya. Gak tahu dimakan atau nggak.

Agak bikin Asahi kepikiran juga sih.

Apalagi waktu itu Mamanya pernah cerita, si Winter ini terhitung masih baru di Indonesia karena selama ini dia tinggalnya di Australia.

Yah, menjelaskan kenapa bahasa Indonesianya masih agak kaku.

Yang Asahi khawatirin adalah soal lingkungan sekolah ini. Bisa dibilang sedikit keras. Jelek dikit dibully, cupu dikit dibully, bahkan gak ngapa-ngapain juga dibully.

Tipikal sekolah ibukota.

Hari ini pas Asahi kebetulan mau nyebrang naik angkot, dia ngeliat Winter lagi nunggu di halte. Sendirian sambil mainin kakinya.

Asahi ngerasa tuh selama ini mungkin Winter gak baik-baik aja. Mau bodo amat, udah semingguan ini dia begitu. Bohong selama bodo amat dia gak ngerasa bersalah. Kepikiran terus.

Akhirnya Asahi mutusin buat nyamperin Winter.

Asahi udah berdiri tepat disamping Winter, tapi cewek itu gak peka karena sibuk ngelamun.

"Hey." Panggil Asahi.

Winter menoleh dan sedikit terperanjat karena tahu Asahi ada disebelahnya.

"Asahi.... "

"Pulangnya dijemput?" Tanya Asahi.

Asahi ngerasa hebat banget karena bisa basa-basi.

"Iya, Winter sedang menunggu Bunda." Jawab Winter.

Asahi ber-oh ria sambil ngangguk-ngangguk.

"Gimana sekolah lo? Kelas?" Tanya Asahi lagi.

Ada jeda sedikit sebelum Winter ngejawab pertanyaan Asahi. Cewek itu mengulum bibirnya dan menarik nafas.

"Baik. Semua baik." Jawab Winter sambil senyum kearah Asahi. Berharap Asahi percaya sama ucapannya.

"Tapi akhir-akhir ini gue sering liat lo sendirian di kantin... " Kata Asahi berusaha menyanggah.

Jantung Winter berdetak cepat. Jadi, Asahi memerhatikannya? Winter gelagapan untuk nanggapin ucapan Asahi.

"Karena... Winter mau sendiri.... " Baiklah itu bukan alasan yang bagus, Winter.

Ucapan Winter yang tadi malah membuat Asahi semakin memandang Winter menyelidik. Asahi gak yakin.

"Lo... Baik-baik aja?"


Tidak.


"Winter baik-baik saja! Asahi tidak perlu khawatir!" Kata Winter sambil menggoyang-goyangkan telapak tangannya.

Asahi menarik satu alisnya lalu menghembuskan nafas.

"Oke."

Winter merasa menghianati dirinya sendiri. Baru pertama kali dirinya memendam hal seperti ini, rasanya gak enak.

"Kalau gitu gue duluan ya." Pamit Asahi.

"Baiklah, sampai jumpa." Ucap Winter.

Lalu Asahi beranjak dan segera menyebrang ke sebrang jalan. Winter masih menatap Asahi yang lagi nungguin angkot, sampai cowok itu menghilang dari pandangannya.

Gak lama, mobil punya Bundanya menepi. Winter pun segera masuk kedalam mobil. Taeyeon merasa anaknya agak berbeda hari ini. Winter duduk dibelakang dan bukan didepan yang tepat disampingnya.

"Hai sayang.... " Sapa Taeyeon tanpa mau nanyain kenapa Winter duduk dibelakang.

Winter cuma nanggepin Taeyeon dengan senyuman kecil. Seketika rasa khawatir Taeyeon kembali menyeruak, senyumnya luntur menjadi garis lurus.

Bahkan setelah mobil berjalan, keduanya terdiam.

Taeyeon melihat Winter yang melamun dari kaca spion.

"Sayang, bagaimana sekolah kamu hari ini?"





"Sayang, bagaimana sekolah kamu hari ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Winter On Sunshine | Asahi -WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang