Tepat dihari ini telah selesai masa belajar saya di sekolah menengah akhir. sejak habis sholat subuh tadi saya berkemas seluruh barang barang saya. Bukan pergi dari rumah justru saya akan pulang kerumah. Tempat dimana semestinya saya tinggali.selama ini salah kaprah, rumah yang seharusnya untuk tempat pulang malah menjadi tempat singgah. Bukan kesalahan yang perlu diperbincangkan. saya tidak kabur, hanya menuntut ilmu di tempat yang biasa disebut sebagai penjara suci, pesantren.
Jemari saya sibuk memindahkan barang dari lemari ke kardus. Bicara soal koper? haha tidak ada. Sejak awal sudah dituntut untuk sederhana. Yang namanya hidup susah ya memang sudah kegiatan sehari hari. Makan yang ada, milih makanan? jangan bercanda.
memindahkan satu persatu barang, hanya perlu 2 kardus dan 1 tas sekolah biasa. Bagaimana bisa? ya bisa. Sudah terbiasa hidup rapi dan hemat yang paling penting seadanya.
sibuk mengurusi barang barang sampai tak sadar pintu dibuka Romo Yai.Refleks berdiri menundukkan kepala sebagai tanda hormat. Pundak saya ditepuk kemudian mata saya berani menatap beliau. "Hai tidak perlu hormat begitu, sebentar lagi pangkat kamu lebih dari Romo jadi Romo yang harus hormat sama kamu"
Langsung saya gelengkan kepala saya dan berlutut sembari memegang tangan Romo. "Tidak Romo. nantinya sesukses apapun nantinya Romo tetaplah guru saya. Tidak ada yang namanya mantan guru. ah tidak, Romo juga seperti orang tua saya disini"
Romo mengangkat tubuh saya sampai berdiri kemudian beliau memeluk saya. Saya rasakan pundak saya basah. Romo menangis?
"Inilah alasan Romo memilih kamu jadi murid spesial. Romo tidak menyesal membiayai kamu selama disini. Terimakasih sudah merelakan masa remaja kamu untuk mengabdi disini"
saya hanya bisa tersenyum, saya yang harus berterimakasih bukan? saya sudah di didik di tempat yang benar benar suci seperti ini.
Romo melepas pelukan kita, beliau tersenyum. indah sangat tulus. "sudah ya, hidup kamu masih panjang. kejar cita cita kamu, kemanapun bawa keimanan kamu"
saya pun mengangguk juga membalas senyuman beliau. "Tunggu saya suksess ya Romo"
Beliau hanya mengangguk kemudian keluar kamar saya. saya melanjutkan berkemas. harusnya saya pulang besok dijemput ayah sama bunda tapi sedikit kejutan untuk mereka tidak salah kan? lagian kasihan mereka jika jauh jauh menjemput saya.
.
.
Dari pesantren ke rumah hanya membutuhkan 4 jam dengan naik bus. sampai halte dekat rumah saya. tidak jauh cukup berjalan 10 menit sudah sampai. saya pun turun dari bis membawa 2 kardus saya.Berjalan sebentar saya sudah sampai di depan rumah saya. Saya langsung buka kunci gerbangnya dan masuk. saat di depan pintu, pas saya akan membuka pintu ternyata dikunci. kemana mereka? kemudian saya ke samping rumah, jendela kamar. saya membukanya ternyata bisa. saya pun melempar kardus dahulu ke dalam setelah itu saya masuk.
saya membersihkan badan saya kemudian mengeluarkan barang barang saya dan menatanya kembali.
Perjalanan 4 jam dan juga berberes memang sedikit membuat penduduk perut saya unjuk aksi.saya keluar kamar, tidak ada melihat adanya tanda tanda kehidupan. kemudian saya memutuskan keluar rumah ke supermarket sebrang jalan.
saya hanya mengambil mie instan, praktis. perut saya sudah meraung minta diberi makan. lumayan antrian kasir sekitar 4-5 orang. tapi ada perempuan seumuran saya kira kira nyerobot antrian didepan saya. dia menggendong adiknya.
"misi mas, itu mbaknya nerobos mas diem aja?" bapak bapak yang lagi milih snack disamping saya tiba tiba colek tangan saya. saya hanya bisa senyum.
"oh gapapa pak mungkin dia buru buru, lagian saya antrian udah biasa diserobot. santri itu sabar ngantri" bapak bapak itu cuma terkekeh mendengar penuturan saya.
akhirnya saya urutan kedua setelah perempuan tadi. tapi kenapa prosesnya lama? kemudian saya maju ke depan kasir "ada apa? ada yang bisa dibantu?" kemudian kasirnya bilang ke saya.
"Duit mba- nya kurang" saya lihat bayinya tidur nyenyak banget kasian bawa adeknya pasti orang tuanya sibuk. "kurang berapa?"
"72.500 ribu mas" akhirnya saya keluarin uang pink selembar
"sekalian bayar mie instan saya" saya senyum sambil ngomong dalem hati.bismillah berkah
sampe selesai bayar kita berdua langsung keluar. "btw thanks bantuan lo kapan kapan gue bayar"
saya senyum tipis "santai aja, btw adek kamu cantik jadi damai lihatnya"
"adek? ini anak gue"