«Setiap orang pasti selalu memiliki keinginan untuk membuka lembaran baru di kehidupannya. Mencoba melupakan segala luka yang pernah mereka alami. Berdamai dengan rasa sakit dan bangkit dari masa keterpurukan»
Sinan putri wijaya gadis cantik dari keluarga yang harmonis dan serba berkecukupan. Kehidupannya nyaris sempurna dengan orang tua yang selalu mengutamakan dan mendukungnya. Ia juga memiliki sahabat bernama Lutfi Aulia Garsyah yang selalu menemani setiap langkahnya.
Sinan dan Lutfi sudah bersahabat dari mereka sejak kecil. Dari masa Tk, Sd, Smp mereka selalu sekolah disekolahan yang sama. Dan kini keduanya baru saja lulus dari masa SMP nya. Dan sekarang mereka telah sangat siap menyambut kehidupan mereka di masa SMA. Masa yang telah di tunggu-tunggu keduanya, karna kata orang masa SMA adalah salah satu masa mengesankan.
Sinan dan Lutfi telah memutuskan untuk bersekolah di SMA Garuda Bangsa. Sekolah yang cukup populer di jakarta. Dan hari ini adalah hari pertama mereka menginjakan kaki di SMA Garuda Bangsa sebagai siswi baru.
"Waw! Eastetic banget gak siii nan?!!"
Kata lutfi dengan bola mata berbinar, menatap setiap gedung yang ada di sekolah ini. Dari mulai gerbang, kolidor, jendela-jendela kelas semuanya tampak lain dari biasanya. Dan juga jangan lupakan halaman yang sangat luas.
"gila sih ini! Banyak banget spot buat foto yang pasti keren,_"
"Udah fix betah gue kalo sekolah nya kek gini"
Ujar lutfi beruntun, berbeda dari Lutfi yang terkesan kagum melihat sekolah barunya ini. Sinan justru tidak menghiraukan itu semua. Gadis itu hanya diam dan berkata lirih dalam hati.
"Gue Cuma berharap disekolah yang terlihat indah ini semoga juga bisa memberikan masa-masa indah di kehidupan gue dari sekarang dan seterusnya"
Sekilas Lutfi menoleh menatap sahabatnya yang hanya diam itu.
"Bengong lagi lo, kebiasaan!"
Sinan mengerjap kaget setelah Lutfi mendorong bahunya. Sinan dan Lutfi memang memiliki sikap yang berlawanan. Jika Lutfi termasuk orang yang selalu mengoceh maka sinan sebaliknya, Ia hanya bicara seperlunya.
Alih-alih menjawab celotehan Lutfi barusan, sinan lebih memilih melangkahkan kakinya berjalan memasuki area sekolah yang terlihat mulai ramai.
°
°
"Ck! Sekolah elit begini juga masih aja harus pake begini-beginian"
Jika sejak tadi lutfi tak henti-hentinya memuji tentang sekolah barunya ini. Kali ini justru sebaliknya gadis itu malah mengeluh. Padahal memang sudah menjadi hal biasa bagi para murid-murid baru mengikuti masa pengenalan sekolah atau biasa dikenal masa MOS, pada awal tahun ajaran di mulai.
Namun malasnya ya itu, terkadang para senior osisnya yang suka meminta hal-hal yang aneh. Seperti kali ini semua murid baru di wajibkan memakai kemeja berwarna putih dan bawahan berwarna hitam entah itu rok untuk perempuan dan celana untuk laki-laki, seperti hendak interview saja. Juga beberapa aksesoris seperti topi dari karton, ikat rambut berwarna merah putih bagi perempuan, name tag dari karton juga, dan tali sepatu dari tali rapia yang berwarna merah dan biru, nyaris seperti gembel.
"Yaudah sih, Cuma beberapa hari doang lagian"
Kata sinan yang jengah juga mendengar ocehan sahabatnya itu yang tidak bisa diam sama sekali. Kedua gadis itu kini telah memasuki kelas yang telah di tentukan. Mereka memilih tempat duduk di deretan depan.
"tapi gue gak keliatan kaya gembel banget kan nan?"
Sinan menghembuskan napasnya kasar kemudian menatap lekat lutfi sambil tersenyum paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINAN GARA
Teen Fiction" Siapapun tidak akan pernah bisa berlari dari takdir" Kisah dua orang remaja yang bernama Sinan dan Ranggara yang telah merajut kisah dari masa SMP namun memutuskan untuk saling melupakan karna berbagai alasan . Namun apakah takdir menyutujui nya...