第二十一部:Menunggu (等待)

33 10 23
                                    

Meskipun Han Na bilang bukan dirinya penyebab kematian Chen Ming, tetapi Jia Qi masih memikirkan perkataan Chen An yang masih kuat tersimpan dalam ingatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun Han Na bilang bukan dirinya penyebab kematian Chen Ming, tetapi Jia Qi masih memikirkan perkataan Chen An yang masih kuat tersimpan dalam ingatannya.

Mi daging tidak lagi membuat mulutnya berselera. Tidak ada yang salah dengan rasa makanan tersebut, tetapi perasaannya yang sedang tidak nyaman mampu memengaruhi kinerja pancaindranya.

"Apa Han Na jiejie tahu penyebab Chen Ming meninggal?" tanya Jia Qi setelah banyak berpikir.

"Tentu saja saya tahu, Jia Qi." Han Na menaruh sumpit lurus di atas mangkuk mi. Sambil merapatkan jemari, ia mulai bercerita, "Sebelumnya saya ingin cerita. Pada saat saya datang ke sekolah waktu itu, saya diminta Chen Ming untuk datang. Dia memohon pada saya untuk menjelaskan kejadian di bioskop padamu. Dia sangat menyesal karena sudah memaksa kamu. Saya baru melihatnya sesedih itu, jadi saya memutuskan untuk membantunya. Kami pun pergi ke restoran ini. Dia mengirimi kamu pesan untuk meminta kamu datang, tapi kamu tidak membalas.

"Kami sudah menunggu lama, bahkan Chen Ming tidak peduli dengan makanan di depannya, tapi kamu tidak datang. Dia juga berusaha untuk menelepon kamu, tapi sama sekali tidak diangkat. Dia terlihat sedih saat itu. Apa yang membuatmu mengabaikannya, Jia Qi? Bolehkah saya tahu?"

Satu lagi kesalahpahaman yang pernah dilakukannya. Jia Qi menunduk sedih, malu, lalu berkata, "Aku... aku melihat Chen Ming bersama Han Na jiejie saat itu. Aku tidak berani menemui kalian. Aku berpikir kalau kalian sangat dekat."

Han Na tersenyum sedih. "Kamu cemburu?"

"Entahlah." Jia Qi menggeleng. "Aku hanya tidak ingin menganggu kalian saat itu. Aku juga tidak berani bertanya pada Chen Ming. Setiap kali aku mau bertanya, aku selalu takut. Jadi, aku mau menenangkan diri saat itu. Tapi aku malah tertidur pulas," jelas Jia Qi. Ada sendu di pandangannya. Ada rasa sesal dan sesak di dada.

Han Na merasa sedih. Ia baru tahu betapa rumitnya hubungan Chen Ming dan Jia Qi. Dirinya juga merasa sebagai penyebab renggangnya hubungan mereka. Karena itulah, ia ingin menjelaskan semua pada Jia Qi. "Kamu pasti sangat tertekan. Begitu juga dengan Chen Ming. Dia tidak ingin lama-lama ada salah paham di antara kalian. Sehingga saya mengantarkan Chen Ming hingga ke apartemenmu. Dia terus menghubungimu untuk memberi tahu jika dia sudah menunggu di luar. Karena tidak ada tanggapan, saya mengajaknya untuk pulang. Tapi dia tidak ingin pulang sebelum bertemu kamu.

"Dia terus menunggu hingga menggigil karena malam itu udara sangat dingin. Saya memaksanya pergi saat itu, tapi dia masih tidak mau. Dia mengirimmu pesan untuk terakhir kali dengan tangan yang gemetar. Dia mulai batuk-batuk, saya segera menuntunnya untuk pulang. Pada saat itu, dia bilang pada saya kalau dia sangat mencintaimu. Dan dia tidak akan menganggumu lagi. Dia benar-benar akan melepaskanmu.

"Saya ingin mendatangi tempat tinggalmu saat itu, tapi Chen Ming melarang saya. Saat itu, saya melihatnya sangat sedih. Dia kembali diam. Saya sangat cemas kalau Chen Ming sudah diam. Hingga saat kami beranjak ke mobil, Chen Ming pingsan." Han Na mengelap cairan basah di bawah matanya.

Sementara Jia Qi sudah terisak.

Han Na melanjutkan, "Saya langsung membawanya ke apartemennya, dan memanggil dokter. Dokter menyampaikan kalau Chen Ming kondisinya sangat lemah akibat kekurangan asupan makanan dan kurang tidur. Saat saya menemaninya, beberapa kali ia memanggil namamu, Jia Qi. Saya semakin merasa bersalah saat itu karena tidak berhasil membantunya menemui kamu.

"Karena tidak tega melihat Chen Ming dalam keadaan drop seperti itu, saya ingin membawanya ke rumah. Saya bisa lebih memperhatikannya, dan membantunya agar cepat pulih. Tapi, Chen An yang begitu sayang dengan Chen Ming tidak mengizinkan saya membawanya. Saya sudah berusaha menjelaskan pada Chen An, dan saya lakukan demi kebaikan Chen Ming, tetapi Chen An tidak mau mengerti.

"Chen An lebih memilih menjaga Chen Ming di apartemennya. Padahal kondisi Chen Ming begitu lemah, saya sangat cemas. Saat di restoran dia tidak makan sama sekali. Saya pikir itu hal biasa karena sedang memikirkan kamu, tetapi ternyata dia sudah tidak ada nafsu makan. Saya sangat ingin menjaganya." Han Na mengambil tisu untuk mengelap hidungnya yang basah.

"Maaf... Maafkan aku." Kata-kata itu terlontar begitu saja dari bibir Jia Qi. Ia masih terisak.

Han Na mengangguk. Kemudian, ia kembali melanjutkan, "Saya masih mencoba untuk meyakinkan Chen An untuk membawa Chen Ming ke rumah, tetapi tetap tidak berhasil. Chen An menjadi over protective. Dia menyalahkan saya atas apa yang terjadi dengan Chen Ming. Dia juga menyuruh saya pulang, menyuruh saya tidak perlu mengurusi dirinya dan Chem Ming.

"Saya yang sangat cemas dengan kondisi Chen Ming, tidak memedulikan perintah Chen An. Saya tetap di sana. Saya masih bisa bertemu Chen Ming dan menjaga di sisinya. Tapi tiba-tiba Chen An menarik saya keluar kamar. Chen An tidak membiarkan saya masuk.

"Sebagai kakak melihat adiknya sakit, tertekan, tentu saya ingin bisa menemaninya, menjaganya. Saya tidak tahu kenapa, Chen An tidak suka saya melakukan itu. Dia meminta saya untuk tidak menganggu Chen Ming. Saya diminta untuk menunggu di luar. Saya menolak, tapi malah dikunci dari dalam."

"Kenapa Chen An melakukan itu?" tanya Jia Qi menghentikan Han Na bercerita.

Han Na memandangi Jia Qi. Ia mempersiapkan diri untuk cerita yang selanjutnya. Ia berpindah tempat duduk ke sebelah Jia Qi, agar suaranya yang pelan karena serak bisa terdengar. "Karena Chen An hanya ingin dirinya yang bersama Chen Ming."

"Kenapa begitu? Apa Chen An tidak ingin Chen Ming lekas sembuh?" Jia Qi merasa tidak tega mendengar keadaan Chen Ming saat itu. Namun, ia juga menyesal karena baru tahu sekarang.

Han Na mulai bercerita kembali, "Tentu saja Chen An ingin Chen Ming juga lekas sembuh. Karena itu, dia ingin merawat Chen Ming sendirian. Dari luar saya mendengar Chen An berbicara dengan Chen Ming sambil menangis. Dia memohon agar Chen Ming segera pulih. Saya terharu karena tahu betapa Chen An menyayangi kakaknya itu. Mereka benar-benar saudara yang saling mengasihi.

"Namun, saya tiba-tiba terkejut mendengar Chen An yang meminta Chen Ming untuk melupakanmu, Jia Qi. Dia juga mengatakan bahwa kamu tidak mencintai Chen Ming. Kamu tidak baik untuk Chen Ming. Dia mengatakan tidak ada yang lebih mencintai Chen Ming daripada dirinya. Saya juga mendengar Chen Ming terus-terusan menyebut namamu. Saya panik, langsung menggedor pintu.

"Saya sangat cemas, Jia Qi. Kalau Chen An terus menekan Chen Ming untuk melupakanmu, saya sangat takut kondisinya saat itu semakin memburuk. Saya terus menggedor pintu, dan berteriak pada Chen An agar membukakan pintu. Hingga Chen An membuka pintu, saya langsung berlari masuk, meraih wajah Chen Ming yang sudah mengerut gelisah. Saya segera ingin membawa Chen Ming ke rumah, tetapi Chen An menarik saya menjauh."

Jia Qi yang syok mendengar Chen An pernah berkata seperti itu, dan mengetahui kondisi Chen Ming, langsung memeluk Han Na. Han Na mengelus rambut Jia Qi, layaknya seorang kakak yang sayang dengan adiknya. Han Na menenangkan Jia Qi sebelum melanjutkan cerita selanjutnya.

================================

Chen An lagi, Chen An lagi... 😣

Apa yang terjadi selanjutnya, ya?

Terlambat Mengerti 后来我才明白 (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang