Bimbang

1.6K 193 8
                                    

Hari ini Sooman menepati janjinya untuk membawa Jennie melihat ayahnya.

Jennie menatap sendu kearah makam sang ayah. Ia duduk dan memeluk kecil nisan yang bernamakan ayahnya.

"Ayah, apa kau telah bertemu dengan ibu? Apa kalian telah meluruskan kesalah pahaman kalian? Semoga kalian selalu bersama disana. Aku merindukan kalian. Aku tidak sendiri, banya orang-orang yang menjaga dan menyayangiku disini termasuk paman." Ucap Jennie lemah, air matanya menetes, hatinya terasa mati rasa.

"Maafkan aku tak bisa melihatmu lebih awal ayah, maafkan aku." Isak Jennie.

Istri sooman segera memeluk pundak jennie lembut.

"Sayang ayah dan ibumu akan sedih melihatmu terus bersedih, ada omma dan appa yang akan selalu berada di sisi mu." Ujar Istri Sooman menyemangati Jennie.

"Gumawo omma." Ucap Jennie pelan.

Jennie dan Sooman beserta istrinya telah kembali menuju rumahnya, Jennie memilih tetepa tinggal sendiri dan tetap bekerja menjadi Manager meskipun Sooman telah menawarkan pekerjaan yang lebih bagus padanya. Ia bahkan menolak fasillitas yang sooman tawarkan. Baginya ia lebih bahagia dengan menikmati hasil kerja kerasnya sendiri.

"Omma,appa, aku pulang dulu." Pamit Jennie.

"Hati-hati, jika butuh sesuatu dan ada apa-apa jangan sungkan beritahu appa dan omma." Ucap Sooman.

"Ne appa,gumawo." Ucap Jennie lalu pergi meninggalkan Sooman dan istrinya.

***
Jennie masuk kedalam apartementnya , saat masuk ia mendapati Wonwoo yang sedang menonton Tv di dalam apartementnya.

"Kau sudah datang akhirnya." Ucap Wonwoo sambil mendekati Jennie.

Jennie tak menjawab perkataan Wonwoo. Ia langsung memeluk tubuh Wonwoo hingga membuat Wonwoo hampir terjatuh.

"Ada apa?" Tanya Wonwoo.

"Wonwoo-ya aku menemukan ayah." Isak Jennie didalam pelukan Wonwoo.

"Ap-aa? Dimana?" Tanya Wonwoo yang terkejut.

Jennie masih terisak di dalam pelukan wonwoo. Ia menceritakan semuanya.

"Ayahmu pasti merindukanmu juga, ia bahagia melihatmu tumbuh dengan baik." Ucap Wonwoo.

Jennie berada pelukan Wonwoo. Ia benar-benar lelah hatinya benar-benar kacau.

"Menangislah sepuasnya, jangan menahannya." Ucap Wonwoo.

Jennie tertidur dipelukan Wonwoo.
Wonwoo mengecup puncak kepala Jennie dan menidurkannya di kamar Jennie.

****

Taeyong menatap datar kearah luar kamarnya, sudah beberapa hari Jennie tak mengunjungi Dorm nct 127 karena Cuti sakit. Sebenarnya ia sangat khawatir mendengar Jennie sakit namun ia tak mau membuat Jennie semakin marah padanya.

Yuta berjalan menuju Taeyong yang sedang melamun.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Yuta.

"Aniya." Jawab Taeyong singkat.

"Kau memikirkan Jennie?" Tanya Yuta.

"Tidak!" Elak Taeyong.

"Mulutmu berkata tidak, hati dan matamu berkata ya, kau tau dia menangis saat melihat kau bersama wanita lain. Melihatnya menangisimu juga membuatku terluka. Aku juga mencintainya." Ucap Yuta sambil menatap ke luar.

Taeyong tersentak mendengar perkataan Yuta, ia tak tahu bahwa Yuta juga menyimpan perasaan pada Jennie.

"Aku hanya ingin kau menjaganya jika kau benar-benar mencintainya, jika kau membuatnya menangis lagi aku akan membuatnya melupakanmu dan membawanya dari sisimu." Ucap Yuta lalu pergi meninggalkan Taeyong.

The Special Manager (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang