4| now I'm all alone

64 33 25
                                    

Setelah mengantarkan 'barang' pada Nadia, Jaemin langsung pergi kekantor dan minta izin untuk pulang terlebih dahulu

Ia melajukan motornya menuju rumah sakit, tempat kakaknya dirawat.

Ngomong ngomong soal gadis yang didekatinya sekarang sangat berbeda dari gadis lain nya yang mana secara suka rela menerimanya.

Dia terus berpikir apa dia terlalu cepat mengutarakan perasaan nya, sebenarnya ia sudah tau Nadia cukup lama, mereka juga terkadang sering berpapasan

Tapi hanya dia yang menyadari keberadaan nya, sedangkan Nadia tidak.

Menghela napas, Jaemin hanya berharap kedepan nya baik baik saja, dan Gadis itu menerimanya

Ia menghentikan motornya diparkiran rumah sakit, kemudian ia dikagetkan dengan beberapa petugas rumah sakit yang berada diruangan kakaknya.

"Maaf, apa kakak saya baik baik saja?"
Tanya Jaemin pada salah satu suster yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya

"Pasien mengalami kritis" suster itu buru buru pergi untuk mengambil perlengkapan medis lain, ia juga dilarang untuk masuk ruangan

Jaemin memandang dari kaca luar dan terus berdoa untuk keselamatan kakak-nya "Jangan, jangan ambil dia.. "

Kecelakaan itu terjadi beberapa bulan lalu, sudah selama itu Doyoung (Kakak Jaemin) mengalami Koma

Dokter itu keluar "Apa anda keluarga pasien?"

Jaemin mengangguk "Kakak saya baik baik saja kan?" Tanya nya penuh khawatir dan berharap kabar baik yang dikatakan sang dokter

Dan ucapan yang terlontar adalah ucapan yang sangat tidak diharapkanya
Tuhan mengambil kakak-nya
Setelah ibu dan ayah

"Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan nya"

Ia langsung masuk ruangan dan berlari menghampiri kakak-nya

"K-kak bangun.. " ia memeluk tubuh yang sudah tak bernyawa itu dan menangis kembali

------

Dipemakaman Jaemin tak menangis, tapi tatapan itu sudah mengartikan semua nya

Yang tadinya memiliki sorot tajam sekarang menjadi sorot mata yang kosong, ia sudah tak punya siapa siapa lagi.

Teman teman nya memandang kasian padanya, saat yang lain mulai pergi dia memilih menetap

"Na, ayo pulang" Renjun menepuk bahu nya dan mengusapnya kemudian "Lo harus istirahat"

Jaemin hanya menggeleng pelan dan pandangan tak lepas dari nisan kakaknya

Nadia juga masih disana, tadi ia disuruh datang oleh Lia dan juga Renjun.

"Kalian pulang aja, gue mau disini dulu" Ucap Jaemin pelan

"Kak, biar aku aja yang temenin" Ucap Dia pada teman teman Jaemin yang lain, memang ini tujuan Renjun menyuruh nya untuk datang, Jaemin akan menurut pada orang yang disayangi nya.

"Kak udah sore, pulang aja ya?" bujuknya

Jaemin masih tak bergeming, lalu ia membalikan badan nya, menghadapkan nya pada gadis itu

Yang disana tentu saja terkejut ketika dengan tiba tiba Jaemin memeluk nadia

Gadis itu juga awalnya terkejut kemudian dengan ragu membalas pelukan nya, kemudian mengusap punggung nya
"Semuanya bakal baik baik aja" Ujarnya

Jaemin tak bisa menahan nya lagi, dia kembali terisak dalam pelukan nya.

----

Esoknya dia tak melihat jaemin disekolah, mungkin dia masih menenangkan diri

Dan dia sangat khawatir.

Setelah pulang sekolah ia kerumah Jaemin, sungguh ia tak tau kenapa kakinya melangkah ke arah rumah ini, dia tau rumah ini karena mengantar Jaemin kemarin saat sehabis pemakaman

Tok tok tok

Tak ada jawaban, ia kembali mengetuknya dan muncul lah orang nya

Bukan dari pintu, melainkan dari belakang nya, tanpa sepatah kata pun dia membuka kunci pintu dan masuk

Apakah Nadia transparan?

Dia masih terdiam didepan pintu seperti orang bodoh, sungguh jaemin tak melihatnya?!

Lantas jaemin bicara dari dalam "Mau masuk atau mau minta sumbangan?"

Dia tersentak, dan langsung masuk
"Sembarangan"

"Tutup pintunya"

Nadia hanya menurut perintah tuan rumah "Dari mana?" tanya dia

Jaemin hanya menunjukan sekantung plastik belanjaan nya, sombong ya gamau ngomong

Kemarin aja ga gitu..

"Kenapa kesini?"

"Takut aja lo buat yang aneh aneh"

Jaemin berdecak "Gue bukan abg labil kaya lo" dia bersiap menggeplaknya dan jaemin menghindar "Eits"

"Ngeselin emang"

Dan jaemin dibuat terkekeh, Ia mulai sadar ia masih punya kehidupan dan harus belajar mengiklaskan kepergian keluarga nya lagi

Apalagi 'mungkin' ada orang penting yang harus ia jaga

"Gue yang mau main kerumah lo, eh keduluan"

Mendengar itu Nadia tiba tiba teringat, apa ia harus menanyakan pada Jaemin tentang apa dia tau, ia mempunyai tujuh kakak?

"Mmm kak, gue boleh nanya?"

Jaemin duduk disebelahnya sambil membawa satu minuman untuknya dan untuk Dia

"Gak boleh" dan dengan santai nya ia meneguk soda nya, menghiraukan kekesalan yang berasal dari orang disebelahnya

"Kok gituu"

"Bercanda, nanya apaan emang?"
Belum sempat Nadia menanyakan hal itu, Jaemin tiba tiba memotongnya "Lo ragu gue suka sama lo? Kalo itu yang mau lo tanyain.."

Jaemin meletakkan minuman nya dimeja, kemudian menatap lurus pada nya "Gue beneran serius"

Kemudian Nadia menolehkan pipi Jaemin dengan tangan nya, mengarahkan nya ke televisi, itu lebih baik dari pada "Natapnya jangan gitu"

Gak baik buat jantung gua

"Dasar, gitu aja salting"

Nadia berdehem dan meminum airnya, "Ngaca aja sih, siapa yang gak gugup pas ditatap gitu"

"Pacaran aja yuk"

"Luluhin kakak gue dulu"

"Yaudah ayo sekarang ke rumah lo"

Nadia mengaga tak percaya saat mendengar itu "Lo buru buru banget sih" Ia Kemudian mengecek jam yang melingkar ditangan nya "Eh lupa! Kak maaf gue harus pulang"

"Gue anter, bentar" Jaemin mengambil Jaket dan kunci mobilnya Sedangkan Nadia menunggu diluar

"Kok perasaan gue gak enak ya" Gumam Jaemin, kemudian mengabaikan nya dan menghampiri Nadia diluar.

------

Promise [Na Jaemin✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang