menepis ruam gumpalan biru
cetakan tipis remahan rindu
menebar semerbak asri, kala dulu
membingkai elok di ulu kalbu
betapa dulu berharganya aku
rajutan demi rajutan
pun kini tersisa butiran abu
lenyap gapis tanpa ragu
enggan menatap, pun terpaku
riak suar bahgia tertahan
menengok kembali, dahulu
begitu legit berbumbu lugu- kenangan usang, 28 desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom
Poetry"terimakasih untuk hitam dan putih dalam serat hidup sebaya yang kini kutempuh, memilih henti untuk membuka hati yang telah lumpuh" - detak prawijisana Mari singgah untuk sungguh, menepi radian penuh peluh. sejenak terasa menikmati goresan penuh...