Oh ternyata!

31 19 1
                                    

"Zy, berlutut!"

Dengan ekspresi bingung, Kenzy menuruti apa kata Raz.

"Raz bisa jelasin mah!" wajahnya yang memelas membuat Kenzy iba sesaat pada Raz.

"jelasin apanya?! kamu bolos hah?! berani-beraninya nih kupret" ibu Raz mengangkat sapunya.. "gak mah! udah dong mah, sakit nanti" tapi Raz berhasil menahan sapu itu yang hampir mengahantam lengannya.

"gak peduli!" Ibu Raz mengangkat sapunya kembali dan siap melayangkannya pada Raz. tentu saja Raz tak mau dihajar lagi, ia kabur tapi tetap saja ibunya mengejar. mereka berlari mengelilingi rumah pohon.

Kenzy yang tak tahu harus apa memilih diam memerhatikan interaksi anak dan ibunya.

"mah! nanti Raz beliin make up ber-merk dan tahan lama mah! Yang waterproof 60 jam! Raz beneran bakal beliin mah, beneran! please berhenti Raz cape!" jujur saja, Kenzy tertawa terbahak-bahak melihatnya. ditambah Raz yang sesekali membenarkan celananya yang hampir merosot karena sabuknya terlepas. tontonan komedi yang menarik, Kenzy suka.

"make up gundul mu! sini kamu hah! tak hajar pake senjata legend"

"Zy bantuin!" Raz sangat lucu disaat seperti ini, pikir Kenzy.

"gue bantu do'a Raz!" teriak Kenzy.

Raz yang terlihat kesal, berlari sekuat tenaga menghindari gagang sapu yang hampir saja menyentuh punggungnya.

'sejak kapan emak gue larinya secepat ini anjir?!'

"mah ampun mah! udah!"

"udah kalo mamah puas hukum kamu!"

"ish mamah atuh da Raz teh nyeri mah! tadi oge di gebugan!"

"salah saha sia! ku aing digebugan deui sia nu seubeuh!"

"si mamah mah ih galak nya sama anak teh atuh mah!"

"bacot Raz! kesini kamu!"

'sejak kapan juga emak gue bisa bahasa begituan?' :")

-Seng-

Zean dan Erik tergesa-gesa saat bel telah berbunyi 5 menit yang lalu. mereka sempat disuruh membawakan tumpukkan buku ke kantor.

"Zean!" panggil seorang siswi.

Zean memberhentikan langkah cepatnya lalu menoleh "iya?"

"lo dipanggil bu Suti"

"oh ya? sekarang?"

siswi itu mengangguk. mau bolos sekali saja, sangat sulit baginya. Zean menghela nafas saat siswi itu telah pergi. "Rik, lo duluan"

"gak"

"rik, jangan buat mereka nunggu"

"gue gak mau"

"rik please lah"

"ribet lo, cepetan!"

"oke thanks rik" Zean berlari disepanjang koridor untuk mempersingkat waktu.

FOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang