hingga hari itu datang
ibu pergi
saat itu aku baru selsai bimbel dan bermaksud menjenguk ibu, namun saat aku ingin memasuki ruangan nya aku melihat banyak perawat serta dokter yang mengelilingi ranjang ibuku. tatapan mereka terlihat sendu
no
no please
"ah saudara eric? maaf kami sudah berusaha dengan baik namun sepertinya memang waktunya, saya minta maaf sebesar-besarnya" ucap dokter tersbut, aku mengangguk lalu membungkuk hormat "ya terima kasih dokter sudah merawat ibuku, bolehkah aku melihatnya?" ucapku dengan bahasa isyarat, dokter tersebut mengangguk lalu mempersilahkan diriku masuk
"ibu? gimana kabarnya bu?"
"udah gak sakit lagi kan bu?"
"ibu.. ibu udah berusaha buat bertahan buat eric"
"tuhan memang sayang sama ibu, biar ibu gak lagi menderita"
aku menyentuh tangan dingin ibuku, tanpa sadar air mata mengalir membasahi pipiku
"yah eric bakal kesepian dong"
"ibu makasih udah lahirin erik ya"
"malaikat eric yang paling baik"
"udah nerima aku yang memiliki keterbatasan"
"eric always love you"
(itu semua batin eric)
how my trauma came true
i lost someone i love the most
aku terus menangis, entah air mataku terus mengalir tanpa henti diikuti tubuhku yang bergetar hebat, dan nafasku yang tak beraturan. hingga aku merasakan sebuah tangan memegang bahuku
"hi eric, i'm really sorry"
aku memeluknya, menumpahkan semuanya kepadanya
ia menepuk bahuku, bermaksud menenangkan diriku
"hey hey it's fine, udah ya nanti ibu kamu sedih loh"
aku menatap orang tersebut "kak hyunjae.." batinku
hyunjae hanya tersenyum kecil lalu mengajakku duduk diluar kamar ibuku, aku mengiyakan ajakan nya lalu menempatkan dirinya disamping hyunjae
"calm your breathing" ujarnya
namun saat aku mencoba demikian, justru tangisan ku makin menjadi
bagaimana memori-memori indah bersama ibuku berputar begitu saja dikepalaku
aku merindukannya
tak ada lagi suara lembut yang memanggilku makan