25 • Pelampiasan

560 48 24
                                    

"Lepaskanlah apa yang memang seharusnya kamu lepas karena jika dia bukan takdirmu, sampai kapan pun kalian tidak akan pernah bersatu."

~Jingga dan Senja~

Bunyi detak jantung yang ditangkap oleh elektrokardiogaf menjadi pengisi sunyinya ruangan. Beberapa alat medis menghiasi tubuh seorang gadis yang terlihat semakin tak berisi. Meski kedua matanya terpejam dan mulutnya tertutup alat bantu pernapasan, kecantikannya masih dapat terlihat dengan jelas.

Setelah cukup lama memandang sekujur tubuh gadis itu, Bella akhirnya menoleh untuk meminta penjelasan tentang apa tujuan Al membawanya ke rumah sakit.

"Dia pacar aku."

Bella mengerutkan keningnya. "Pacar?"

Al menoleh ke arah Bella kemudian mengulas senyumannya. "Iya, kita kenal udah lama tapi aku baru pacaran sama dia setelah beberapa bulan masuk dunia perkuliahan dan aku atau pun dia belum pernah mengucapkan kata putus jadi walaupun sekarang dia koma, aku menganggap hubungan kita masih berjalan."

"Namanya Cantika, dia alasan kenapa aku bisa membenci Nata."

"Maksudnya?"

"Nata emang adik kandung aku, dulu kita sering banget main bareng. Aku, Cantika dan Nata, sekitar 4 bulan yang lalu Nata melakukan kesalahan sampai akhirnya Cantika harus berakhir di rumah sakit."

"Waktu itu mereka pergi berdua terus bertengkar hebat yang sampe sekarang aku nggak tau penyebabnya apa, Nata itu keras kepala jadi dia nggak pernah mau kalah dan waktu itu, dia nggak sengaja dorong Cantika ke jalan raya dan kebetulan ada truk yang lagi melintas dengan kencang. Cantika tertabrak."

"Dokter bilang kalo Cantika hanya bisa hidup dengan menggunakan alat bantu pernapasan, dokter juga bilang kalo alat itu nggak mungkin akan selalu dipasang tapi aku selalu melarang dokter untuk melepaskan alat itu karena aku selalu berharap suatu saat nanti akan ada keajaiban walau nyatanya sampai sekarang semuanya masih sama dan semenjak itu, aku nggak pernah serius soal hubungan, aku selalu pacaran sama banyak perempuan."

"Aku emang udah tertarik sama kamu waktu pertama kali masuk kuliah, aku juga pernah bilang kalo aku suka sama kamu karena aku pikir Cantika nggak akan pernah nerima aku, tapi ternyata nggak lama setelah itu dia nerima aku. Kecelakaan ini terjadi ketika menjelang semester 3."

Bella tertawa begitu pelan. "Jadi selama ini kamu pacaran sama aku cuma sebagai pelampiasan?!"

"Awalnya iya, tapi setelahnya nggak lagi. Aku juga mulai mutusin semua cewek yang aku pacarin pas aku pacaran sama kamu."

"Intinya sama aja, lo pacaran sama gue cuma karena lo butuh pelampiasan selama pacar lo koma."

"Bell! Udah lah, aku juga tau kamu nerima aku cuma karena kamu butuh pengganti Jingga."

"Nggak."

"Nggak usah bohong, kita itu sama aja Bell. Sama-sama pacaran dengan tujuan mencari pelampiasan."

"Tapi gue beneran suka sama lo, jadi janji sama gue jangan pernah ninggalin gue apa pun alasannya."

"Tapi Al--"

"Apa? Lo masih suka kan sama Jingga?"

"Nggak, gue cuma--"

"Lo lucu Bell, lo masih suka sama Jingga dan dia juga masih suka sama lo, terus masalahnya apa?"

"Gue nggak bisa sama Jingga."

"Kenapa?"

"Ya nggak bisa aja."

Jingga dan Senja 2 [PROSES REVISI TANDA BACA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang