11. Jangan julid

180 46 15
                                    


Mulailah perubahan dengan aksi melangkah
Tetaplah betahan
Untuk membangun perubahan
Perubahanmu harus segera dimulai

Perubahan bukan hanya sekedar kata
Mulailah dengan niat
Kembangkanlah potensimu
Perubahan  untuk membangun peradaban

“Setiap perubahan harus di mulai dengan aksi pergerakan, dan perduli dengan sesama, agar dapat membangun lingkungan yang positif,  sehingga baik untuk generasi penerus.”

(Jika ingin share motivasi, quote, sertakan sumber. Bisa juga tag instagram @Ratnasarii_i)

“We must be good at choosing the environment, because it will affect us. Change starts with you, so don't let your steps stop, because you are the one who hinders it.”

Jika mendengar kata julid, rasanya sudah tak asing, “Sebenarnya julid itu apa sih?”  Jadi, julid dimaknai dengan iri dan dengki dengan orang lain,  biasanya dilakukan dengan komentar, status atau di sosial media lainnya.

Menurut kamu, mengomentari negatif seseorang secara langsung maupun tak langsung,  baik tidak?
Ya,  tidak.  Terkadang kita mengoreksi diri sendiri itu sulit,  nah lalu kenapa ketika kita bisa mengoreksi  atau mengomentari oranglain itu gampang tanpa diminta. 

Dan kenapa pula kita kaya sibuk banget memberi komentar negatif,  menjelekkan oranglain,  ingin tahu pribadi oranglain, selalu mengkritik,  tapi lupa untuk memperbaiki diri.

Dan,  kenapa pula orang bisa julid?  Karena,  mereka merasa bahwa dirinya sudah paling benar, lebih dalam segala hal, sehingga dapat mengomentari kejelekan oranglain. Dan kita pun mengambil keputusan labelling/ judge terhadap orang yang disekitar.

Jika,  labelling positif,  namanya bukan gibah.  Misalkan kita sedang membicarakan seseorang dalam hal baik, “Masya Allah, Public speaking bagus sekali.” Dan saat itu pula kita termotivasi  belajar sehingga bisa public speaking.

Berbeda dengan labelling negatif,  ia mengajak seseorang untuk mengomentari oranglain atas ketidaknyamanannya.

Julid biasanya sering dilakukan oleh perempuan secara massive/ berkelompok (gosip). Biasanya ketika mereka sedang gosip,  akan merasa ada sebuah kepuasaan, tanpa memikirkan dosa gibah.

Ada hormon didalam diri wanita,  yang membuat interaksi dengan sesama jenis tinggi sehingga pertamanya kita tak suka julid, tapi ketika mempunyai kesamaan dengan oranglain, mengobrok asyik, kita merasa didukung oleh orang lain.  Karena kita ingin diterima dilingkungan,  komunitas, akhirnya  yang awalnya nggak suka,  jadi ikut gibah karena terbawa teman.

Bisa jadi,  kita melakukan gibah karena merasa tak enak sama teman,  karena biasanya kumpul, dan ketika kumpul dan tak ada kita sering merasa sedih dan terasingkan.

Nah,  kenapa kita sering merasa tak enak dengan orang lain,  sedangkan kita seenak-enaknya dengan Allah, kenapa? Kita tahu,  gibah adalah dosa yang besar, lalu kenapa masih gibah?

Allah berfirman yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [QS Al-Hujurat : 12]

Jadi stop untuk menjelekkan oranglain,  sebenarnya alasan kita gibah itu apa?  Apa  karena ingin mendapatkan informasi terkini? Ingin tahu kejelekan orang lain?

Cara agar tidak gibah yang harus dilakukan yaitu, memilih lingkungan yang tepat,  jika lingkungan yang kita tempati sering gibah, otomatis kita akan menjadi tukang gibah.  Dan kita harus cari lingkungan positif,  mencari teman yang tak suka gibah.

“Tapikan, teman aku baik banget,  mungkin kelemahannya masih sering gibah, terus gimana dong?”

Kamu bisa mengingatkannya kemudian memberitahu dosa gibah,  dan kenapa kita harus menghindarinya,  serta memberi pemahaman.

“Aku sudah coba,  tapi tetap saja teman aku gibah,  terus gimana dong?”

Jika kamu sudah mengetahui,  moment apa dia akan gibah,  kamu perlahan-lahain menghindarinya,  atau jika dalam situasi berbeda kamu bisa diam dan tak mendengarkannya, maka otomatis suasana saat gibah akan rusak.

“Tapi,  kenapa ya saat aku memberi pemahaman, dan perlahan menghindar,  kok serasa dijauhkan,  atau diasingkan dalam komunitas?”

Nah, dari sini kita bisa belajar menerima diri apadanya,  ketika tidak diterima dalam sebuah komunitas,  atau dilingkungan,  karena dengan siapa kita bermain, itulah kita,  itulah cerminan diri kita.  Jadi,  harus pandai memilih lingkungan yang baik.

Memang benar,  menghadapi teman julid sangat sulit terkontrol.  Kita sudah mempunyai rencana untuk menghindari gibah, hal itu sangat baik. Tapi,  karena banyak sekali godaan,  lingkungan yang tak mendukung,  sehingga membuat diri sulit terkontrol dan kembali larut dalam dosa gibah.

Ketika kita julid, otomatis suasana lingkungan akan menjadi negatif,  dan hal tersebut akan sangat berbahaya dan akan mempengaruhi yang lainnya.

Dan kamu jangan menunjukkan bahwa kamu tertarik untuk gibah. Misalkan ada salah satu teman kamu,  yang memancing suasana negatif untuk gibah,  atau berita terkini, dan yang diberitakan itu kejelekan teman kamu sendiri, dan kamu harus menghentikan gibah dengan perkataan yang positif.

Misalkan teman kamu berkata, “Gays,  tahu nggak ada berita terbaru loh,  tentang sidia loh yang  katanya baru saja kena kasus.”

Dan,  jika kamu mendengarnya,  respon degan perkataan positif, “Tunggu, tunggu, kitakan nggak tahu kasusnya apa,  dan jika benar pun,  tak seharusnya kita membicarakan keburukan oranglain,  itukan nggak baik. Sebelumnya maaf ya,  aku nggak mau membicarakan orang lain,  karena bagaimanapun ia teman kami dan jika seandainya salah satu kita nggak ada disini,  apakah mau,  jadi bahan gibah?”

Jadi,  kita jangan terlalu kepo sampai ingin tahu masalah pribadi seseorang, berhentilah untuk mencari kesalahan orang lain. Karena,  pada dasarnya setiap manusia mempunyai kekurangannya masing-masing.  Dan jangan sampai kita membicarakan yang belum tentu kebenarannya,  jika itu salah  sama saja kita memfitnahnya.

Allah berfirman QS Al-Baqarah : 191 hang artinya?

“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.”

Jadi tak seharusnya kita seperti itu, mulai dari sekarang.  Kita harus menghindarinya,  jika ingin melakukan julid/gibah, kita harus ikut merasakan apa yang oranglain rasakan entah itu secara langsung atau sosial media.  Jadi,  kita jangan langsung berkata, “Alay banget,  buat apa posting foto/quote sedih, mau cari perhatian,  dasar Alay. ”

“Mau apa,  posting foto bahagia,  mau pamer.”

Cukup, cukup,  coba kita sama rasakan,  bayangkan jika kita posisinya, kita dibicarakan kejelekannya oleh orangdan dikomentar negatif.  Sebenarnya yang rugiadalah diri kita. Karena pahala kita berpindah padanya yang kita gibahi. Apakah kita tak merasa rugi? Maka dari itu stop julid/gibah.

Jadi, kita harus intropeksi diri,  jangan habiskan waktu kita untuk membawa hal negatif, mengomentari negatif untuk oranglain, karena waktu sangat berharga, waktu tak diulang.

                                ***

Semoga tulisan yang saya tulis dapat bermanfaat, ambil sisi baiknya saja. Nanti saya bahas apa, kalian bisa komentar saran tema. Jika ada kesalahan mohon diingatkan. Jika tulisan ini bermanfaat, kalian bisa share, vote dan komentar.

      Jadikan Al-Qur'an pedoman hidup.

Bawa PerubahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang