Aku bersumpah mataku tidak bisa beralih darinya waktu itu. Ia menggerakkan kaki dengan cepat, tangannya gemulai dan sesekali ia bertepuk tangan serta menjentikkan jari ketika menarikan tarian negeri Matador itu. Ia menari seakan jiwanya sudah menyatu dengan irama petikan gitar dari sound di pojok ruangan. Kemudian tariannya yang sempurna itu ditutup dengan tepuk tangan riuh dari teman-teman beserta gurunya. Pastilah ia sedang dipuji karena kehebatannya. Tapi suatu hari ada suatu hal yang membuatnya tidak bisa menari lagi, suatu hal yang meruntuhkanku dan juga persahabatan kami.