Katamu jarak itu tidak menjauhkan, namun meneguhkan. Meski dua hati terpisah ribuan kilometer, hati seseorang tetap menjadi rumah yang berfungsi meneduhkan. Antara dua hati yang terbentang jarak, pada semesta mereka bersandar. Bergantung pada skenario alam yang belum tentu sama pada rencana yang telah dibuat. Pada garis takdir yang membentang, kepadanya juga mereka menaruh harap. Terus memanjatkan doa, agar skenario semesta serupa dengan inginnya. Title inspired from Disforia Inersia by Wira Nagara
7 parts