'Hidup itu bagaikan dua mata koin yang ada di lingkaran yang sama tapi punya dua sisi yang berbeda.' Di mana sisi depan melambangkan keberuntungan, dan sisi belakang melambangkan kemalangan. Terus berputar, hingga akhirnya terhenti. Aku percaya, kemalangan dan keberuntungan selalu datang seiring berjalannya waktu. Disaat itu... apa yang kupikirkan ya? Aku menjalani hidup dengan kepatuhan. Mereka ingin diriku tertawa, maka aku akan tertawa. Yang lain ingin melihatku berlutut dan mengemis belas kasihan, aku melakukannya. Aku tak peduli tentang apa yang disebut sebagai harga diri. Itu lah caraku hidup. Beginilah diriku hidup. Rutinitas harian yang terus berulang... Lalu, Sejak kapan semuanya menjadi salah? Seperti kataku, hidup itu bagaikan dua buah sisi koin yang berlawanan. Di mana saat kita mengalami kemalangan, akan datang kebahagiaan disaat berikutnya. Namun itu tak terjadi padaku. Aku... akan menjadi iblis jika itu diperlukan. Tersenyum seolah tak ada hal yang terjadi, aku yakin aku telah menjalani hidupku sesuai dengan apa yang aku inginkan. Aku tak pernah menyesali bagaimana aku menjalani hidup. Tapi... Jika itu penyesalan... aku memiliki satu. Adikku. . . . *** ~A beautiful death for the end of the novel / A beautiful death until the end of the novel -Bukan BL -Gambar ngambil dari pinterest -Bukan terjemahan -Dilarang plagiat -Ditulis berdasarkan imajinasi saya. Tidak ada sangkut-pautnya dengan dunia nyata. -Follow dan komen kalo membaca.
11 parts