Ah, akhirnya dia datang juga.Si Gadis senja.begitu kami menamakannya. Kali ini penampilannya agak sedikit berbeda. Rambutnya terlihat lebih kusut dari biasanya dan jaket coklat mahalnya tidak dikancing dengan benar. Entah apa lagi telah dilaluinya seharian tadi. Senja pertama ia datang, tangannya berlumuran darah, ia memesan secangkir cappucino lalu duduk dan menunggu. Kali ini sepertinya ia sedang tergesa ia melangkah ke arah bartender, "Aku harus pergi cepat, bisakah kau membuatkan cappucinoku lebih dulu?" Suaranya yang berat dan tegas, membuat si tua John yang biasanya tidak suka diperintah, bergegas membuat pesanannya
1 part